TEMPO Interaktif, Magelang - Hujan deras yang terus mengguyur Kabupaten Magelang Jawa Tengah saat ini turut mengganggu proses pembersihan sisa-sisa abu vulkanik Candi Borobudur. Koordinator Kelompok Kerja Pemeliharaan Taman Wisata Candi Borobudur Nahar Cahyandaru kepada Tempo menuturkan saat ini timnya sebenarnya sedang mengebut pembersihan sisa abu di lantai tiga sampai tujuh candi peninggalan wangsa Syailendra tersebut, sebelum kedatangan pihak UNESCO ke Borobudur pada 19 November nanti.
“Kami masih bersihkan dan nantinya UNESCO yang datang untuk meresmikan penyelesaian pembersihan sisa abu Merapi dari Borobudur itu,” kata Nahar yang ditemui pada Jumat, 4 November 2011. Pembersihan abu diakui sulit karena abu sisa erupsi Merapi itu menyelip di bawah-bawah batu candi.
“Kalau kondisi kering, kami tinggal menggunakan vacuum dan menyedotnya. Kalau hujan begini ya diseroki (menggunakan sapu lidi dan pengki), jadi lebih lama,” kata dia. Tim yang dikerahkan sendiri ada 19 orang, tapi pengerjaan yang dilakukan bertahap, tidak setiap hari.
Pembersihan juga meliputi lorong-lorong air dari lantai bawah dengan cara mengangkat batu-batu candi. Pasalnya air hujan yang masuk tidak bisa mengalirkan sisa abu yang ada karena sebelumnya terjadi pendangkalan drainase akibat abu yang menumpuk.
“Yang juga cukup menyulitkan juga perbaikan kebocoran dinding candi agar tidak menjadi nutrisi bagi tumbuhnya lumut,” kata dia.
Untuk ancaman banjir lahar dingin di Borobudur dikatakan Nahar tidak ada karena sungai yang melintas yakni Kali Elo dan Progo berhulu ke Gunung Sumbing.
Sebaliknya di Candi Prambanan yang hanya berjarak 300 meter dari Kali Opak yang berhulu ke Merapi pihak pengelola mulai mengantisipasi dengan memasang sejumlah lampu sorot untuk memantau pergerakan aliran sungai.
“Saat ini kami sudah pasang dua titik lampu di jembatan kali di dalam kompleks candi dan di sisi utara yang dekat Kali Opak,” kata Kepala Taman Wisata Candi Prambanan Joko Sutono kepada Tempo.
Joko menuturkan kemungkinan banjir lahar dingin mengancam Prambanan tetap diwaspadai meski saat ini tanggul-tanggul jebol di Kali Opak yang berbatasan dengan kompleks candi akibat banjir tahun lalu sudah diperbaiki.
“Sudah ada perbaikan tanggul di lima titik di Kali Opak yang berbatasan dengan candi sepanjang 50 meteran. Tapi kami tetap waspadai potensi itu karena candi ini memang jaraknya dekat sekali,” kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Berita terkait
Situs Liyangan, Sisa Permukiman Kuno yang Hilang di Lereng Gunung Sindoro
19 Juni 2023
Situs Liyangan adalah bukti nyata bahwa ada sebuah peradaban yang hilang akibat bencana meletusnya Gunung Sindoro di masa lampau.
Baca SelengkapnyaMisteri Gunung Padang, Situs yang Disebut "Piramida" Tertua di Dunia
10 Maret 2023
Gunung Padang merupakan salah satu cagar budaya Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri. Banyak orang menyebut Gunung Padang sebagai "Piramida" tertua di Dunia
Baca SelengkapnyaIni yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya
29 Oktober 2021
Sangi Run Night Trail 2021 digelar untuk memperingati 25 tahun situs purbakala Sangiran menjadi situs warisan dunia UNESCO.
Baca SelengkapnyaWisata Edukasi ke 5 Situs Purbakala Indonesia, Ada Peninggalan Zaman Neolitikum
19 September 2021
Bagi yang ingin wisata edukasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan, berbagai situs purbakala di Indonesia ini bisa menjadi pilihan yang tepat.
Baca SelengkapnyaPerjalanan Konten Pornografi, dari Lukisan Purba Hingga di Media Sosial
27 Agustus 2021
Konten pornografi pertama kali dibuat pada 30 ribu tahun
Baca SelengkapnyaSitus Watu Gong Wonosobo, Misteri Pasir Pantai sampai ke Dataran Tinggi
25 Juli 2021
Keberadaan Situs Watu Gong yang ada di Desa TumenggunganKabupaten Wonosobo masih menyimpan banyak misteri.
Baca Selengkapnya9 Situs Penting di Iran Ini Terancam Serangan Trump
6 Januari 2020
Presiden AS Donald Trump mengancam akan menyerang situs penting Iran jika negara itu melakukan pembalasan atas kematian Qassem Soleimani.
Baca SelengkapnyaKayu Purba Berumur 19 Juta Tahun Ditemukan di Dasar Teluk
24 Oktober 2019
Sisa-sisa kayu dari hutan purba telah ditemukan jauh di bawah laut, ribuan kilometer dari tempat asalnya yang bergunung-gunung.
Baca Selengkapnya27 Situs Purbakala Suku Maya Kuno Ditemukan Melalui Peta Online
22 Oktober 2019
Profesor arkeologi Universitas Arizona ini membuat terobosan tak lama setelah ia melakukan penelitian di situs purbakala Ceibal, Guatemala.
Baca SelengkapnyaCandi di Jalan Tol Malang, Arkeolog: Proyek Jalan, Situs Lestari
22 Maret 2019
Arkeolog berharap pembangunan jalan tol Malang-Pandaan tetap bisa jalan dan situs candi tetap lestari.
Baca Selengkapnya