Ini Alasan Marzuki Alie Dukung Maroko, Bukan Indonesia

Reporter

Editor

Sabtu, 15 Oktober 2011 20:26 WIB

Marzuki Alie. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO Interaktif, Jakarta -Polah Ketua DPR, Marzuki Alie kembali mengundang tanda tanya publik. Ketika rombongan anggota DPR berangkat ke forum Inter-Parliamentary Union di Bern, Swiss membidik posisi Ketua IPU, ia bersikap sebaliknya. Apa alasan Marzuki bersikap demikian?


Marzuki menjelaskan, sejak awal tahun ini, dalam forum serupa di Kanada, Indonesia diwakili Hidayat Nur Wahid selaku Ketua Badan Kerjasama Antarparlemen (BKSAP) sudah menyatakan sikap akan mendukung Maroko sebagai ketua IPU. Sebab, negara itu yang sudah didukung oleh negara-negara Arab dan Afrika. Negara-negara Arab tersebut juga tergabung bersama Indonesia di perkumpulan parlemen negara Organisasi Konferensi Islam (OKI). Pada titik inilah Indonesia punya kepentingan. "OKI akan ada hajatan di Indonesia, Januari 2012. Supaya mereka menyukseskan hajatan kami juga, gitu," ujar dia via telepon, Sabtu 15 Oktober 2011.

Faktor lain, DPR ingin fokus pada pembenahan internalnya. Kata Marzuki, sudah cukup Indonesia menjadi ketua ASEAN dan ketua parlemen negara anggota OKI. "Kita ini (jadi ketua) sudah terlalu banyak. Sudahlah, kita konsentrasi membenahi internal supaya internal kita lebih baik," jelasnya. Lagipula delegasi Indonesia di sidang IPU hanya enam orang. "Kalau kita kita ada cita-cita mau merebut (kursi) presiden (IPU), kita kirim paling enggak 30 orang," tambahnya.

Ia menyayangkan sikap anggota DPR Komisi Keuangan dan Perbankan, Meutya Hafid yang buka suara di situs jejaring sosial, Twitter soal komplainnya mengenai sikap Marzuki. Meutya tak sepakat dengan Marzuki. Pasalnya, Wakil Ketua BKSAP, Nurhayati Assegaf telah bersedia mencalonkan diri mewakili Indonesia jadi ketua IPU. Marzuki menyebut, Meutya tidak mengerti masalah ini secara keseluruhan. "Dia enggak ngerti tapi memberitakan seolah-olah saya yang membuat malu delegasi," ujar Marzuki.

Justru menurutnya, Meutya yang kurang paham misi Indonesia di IPU. "Lhah, itu artinya dia enggak mendapat pengarahan Pak Hidayat. Masa berangkat enggak ngerti misi Indonesia? Pada waktu berangkat kan sudah ditetapkan, untuk pemilihan kita milih A." Ia mengimbuhkan, "Makanya saya marah sama dia (Meutya). Anda itu sebagai anggota delegasi harus tau misi pada saat mau berangkat itu apa? Baca dulu semuanya. Jangan kaget di atas pesawat."

Politisi Partai Demokrat ini menerangkan, Hidayat telah memberi penjelasan pada delegasi Indonesia bahwa dalam sidang IPU tanggal 15 hingga 19 Oktober ini, Indonesia bakal memberi suara buat Maroko. Ketika Nurhayati hendak mencalonkan diri dulu, wanita yang juga kader Demokrat ini mengirim surat pada pimpinan DPR. "Pimpinan itu kan empat. Karena yang bersangkutan (Nurhayati) kader demokrat, saya absen. Nah, keempat-empatnya ini memutuskan menolak," tutur dia. Marzuki menambah, "Jangan dikira saya enggak suka orang Demokrat naik. Ya saya senang, tapi masalahnya ini kan lembaga."

Menurut Marzuki, Nurhayati seharusnya fokus mengurus komisinya, Komisi Luar Negeri. "Bu Nurhayati itu seharusnya konsentrasi tugas di Komisi I, tapi dia sukanya melanglang buana begitu. Kan ada yang suka begitu," ujar dia. Apalagi, Marzuki menilai, IPU bukan forum yang menjadi prioritas Indonesia. "IPU tidak terlalu pentinglah bagi kita, kalau negara-negara ASEAN, negara-negara OKI, itu pentinglah."

Kata Marzuki, Indonesia mengikuti forum IPU hanya untuk membantu kerja eksekutif dengan memberi masukan berdasar dilaog di sana. Selain itu, "Di situ kita lebih banyak lobi bilateral, misalnya waktu ada masalah TKI." Sedangkan dalam forum OKI, Indonesia punya kepentingan meloloskan agenda yang menurutnya kini masih disusun. "Apa persoalannya (di OKI), nanti kita rumuskan."

ATMI PERTIWI

Berita terkait

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

27 hari lalu

Bertemu PM Cina, Prabowo Bahas Penguatan Bilateral hingga Kerja Sama Tingkat Global

Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

30 November 2023

Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

Hadiri Peringatan 50 Tahun Hubungan Diplomatik Korea-Indonesia, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Bilateral

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand

27 November 2023

Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand

Bertemu Duta Besar RI untuk Thailand, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia - Thailand

Baca Selengkapnya

Mendag Bahas Peningkatan Hubungan Ekonomi Bilateral Indonesia - Inggris

10 Maret 2023

Mendag Bahas Peningkatan Hubungan Ekonomi Bilateral Indonesia - Inggris

Indonesia dan Inggris telah memiliki forum Joint Economic and Trade Committee (JETCO)

Baca Selengkapnya

Jokowi Targetkan Nilai Perdagangan dengan Vietnam Capai US$ 15 Miliar

22 Desember 2022

Jokowi Targetkan Nilai Perdagangan dengan Vietnam Capai US$ 15 Miliar

Jokowi menyebut dalam pertemuan hari ini, dirinya telah menandatangani tiga MoU atau nota kesepahaman tentang kerja sama.

Baca Selengkapnya

PM Australia Tawarkan Bantuan Iklim ke Jokowi untuk Pererat Kerja Sama

6 Juni 2022

PM Australia Tawarkan Bantuan Iklim ke Jokowi untuk Pererat Kerja Sama

Kunjungan Anthony Albanese ke Indonesia menjadi pertemuan bilateral pertama bagi pemerintahan Australia yang baru.

Baca Selengkapnya

Bertemu Menlu Prancis, Jokowi Sampaikan 5 Pesan soal Hubungan Kedua Negara

24 November 2021

Bertemu Menlu Prancis, Jokowi Sampaikan 5 Pesan soal Hubungan Kedua Negara

Jokowi menyampaikan terima kasih atas dukungan vaksin Prancis ke Indonesia yang jumlah totalnya akan mencapai 4,8 juta dosis.

Baca Selengkapnya

Insiden Diplomat Nigeria, Kemenlu: Semoga Hubungan Bilatera Tetap Baik

11 Agustus 2021

Insiden Diplomat Nigeria, Kemenlu: Semoga Hubungan Bilatera Tetap Baik

Kementerian Luar Negeri menegaskan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Nigeria telah berjalan baik.

Baca Selengkapnya

Semester 1 2021, AstraZeneca Raup USD 1,2 Miliar dari Penjualan Vaksin Covid-19

29 Juli 2021

Semester 1 2021, AstraZeneca Raup USD 1,2 Miliar dari Penjualan Vaksin Covid-19

Perusahaan farmasi multinasional AstraZeneca meraup pendapatan US$ 1,2 miliar dari penjualan vaksin Covid-19 sepanjang semester pertama 2021.

Baca Selengkapnya

Indonesia Usul Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Singapura

22 Juni 2021

Indonesia Usul Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Singapura

Peningkatan kerja sama tersebut antara lain meliputi permintaan bantuan tenaga ahli Singapura untuk pengembangan Innovation Center dan Talent Hub Kemnaker.

Baca Selengkapnya