Bibit Samad: Banggar Adem Ayem, Kalau Tak Tercium Korupsi

Reporter

Editor

Sabtu, 15 Oktober 2011 10:54 WIB

TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO Interaktif, Bandar Lampung - Kehadiran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jelas membuat jengah para koruptor. Kejengahan mereka sudah tampak saat adanya upaya kriminalisasi pimpinan KPK Bibit Samad Riyanto dan Chandra M. Hamzah. Upaya itu kini menguat. Para koruptor ataupun simpatisannya mulai gencar menyuarakan pembubaran dan pelemahan lembaga KPK.

Wakil Ketua KPK Bibit Samad Riyanto mengatakan pembubaran lembaganya harus melalui penelitian mendalam terlebih dahulu. Penelitian harus menyentuh persepsi masyarakat tentang pemberantasan korupsi dan sistem sosial terkini.

"Mereka yang punya ide harus mengingat semangat rakyat saat KPK didirikan," kata Bibit Samad di Bandar Lampung, 15 Oktober 2011. Bibit hadir di Bandar Lampung untuk menyampaikan ceramah dalam acara Tabligh Akbar Gerakan Muhammadiyah Melawan Korupsi.

Ide pembubaran KPK muncul karena pengusutan korupsi sudah menyentuh jaringan di Badan Anggaran DPR. "Saat ini memang kami sudah menyentuh dan mempereteli mereka. Kalau kami tidak menyentuh mereka, pasti adem ayem saja," kata dia.

Bibit mengakui sejak kasus Nazaruddin mencuat, tekanan politik terhadap KPK sangat kuat. Meski begitu, kata dia, KPK tidak surut langkah membongkar korupsi anggaran. "Terlebih Nazarudin sudah menyebut nama di sana," ujar dia.

Kegiatan pemberantasan korupsi sudah ada sejak zaman Orde Lama, atau rezim Soekarno. Namun gerakan itu mati karena membentur kuatnya kekuasaan. "Sekarang eranya KPK. Mudah-mudahan tidak mati," kata Bibit lagi.

Dia menuding ide pembubaran KPK adalah mimpi para koruptor. KPK tetap diperlukan hingga aparat penegak hukum bersih dan bisa diandalkan dalam memberantas korupsi. "Pengurangan kewenangan KPK juga bagian dari pembekuan dan pengebirian peran KPK," ujar dia menegaskan.

Salah seorang pendukung pembubaran KPK, Wakil Ketua Komisi Hukum DPR Fahri Hamzah, menyatakan Komisi Hukum akan mengirim surat kepada Badan Pemeriksa Keuangan pekan depan. Surat berisi permintaan ke BPK supaya mengaudit keuangan KPK. "Kami minta BPK mengaudit," kata Fahri saat dihubungi pada Sabtu 15 Oktober 2011.

Menurut Fahri, semua lembaga tak boleh lepas dari proses evaluasi. "Semua harus dievaluasi. Tidak ada lembaga yang bebas dari evaluasi," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera ini. "Pekan depan kami akan kirim surat ke BPK."

Wacana audit dana bantuan non-APBN yang diterima KPK belakangan memang sering dilontarkan Fahri. KPK disebutnya menerima dana yang bersumber dari lembaga asing, sehingga dapat disetir. Pendanaan asing ini dinilai menjadi penyebab KPK bertindak melampaui kewenangan. KPK bahkan dinilai tak mau berkoordinasi dengan lembaga negara lain seperti DPR.

ATMI PERTIWI | NUROCHMAN ARRAZIE

Berita terkait

Lelang Barang KPK Sitaan Hasil Gratifikasi, Begini Syarat dan Cara Mengikuti Lelangnya

18 Desember 2023

Lelang Barang KPK Sitaan Hasil Gratifikasi, Begini Syarat dan Cara Mengikuti Lelangnya

KPK menggelar lelang atas barang sitaan hasil gratifikasi dalam Hakordia 2023. Begini tata cara dan syarat mengikuti lelangnya.

Baca Selengkapnya

Momentum Hakordia, Ahli Hukum Nilai Kejagung Kurang Greget Tangani Kasus Korupsi

13 Desember 2023

Momentum Hakordia, Ahli Hukum Nilai Kejagung Kurang Greget Tangani Kasus Korupsi

Ahli Hukum Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar menilai kinerja Kejaksaan Agung (Kejagung) khususnya dalam pemberantasan korupsi kurang greget.

Baca Selengkapnya

Momentum Hakordia, Pengamat Nilai Penanganan Kasus Korupsi oleh Polri Masih Mengecewakan

13 Desember 2023

Momentum Hakordia, Pengamat Nilai Penanganan Kasus Korupsi oleh Polri Masih Mengecewakan

Herdiansyah Hamzah menulai kinerja Polri dalam pemberantasan korupsi yang masih mengecewakan publik jika dilihat secara kualitatif.

Baca Selengkapnya

KPK Beri Skor 95,75 untuk Pencegahan Korupsi di DKI, Heru Budi: Kita Sudah di Zona Tertinggi

12 Desember 2023

KPK Beri Skor 95,75 untuk Pencegahan Korupsi di DKI, Heru Budi: Kita Sudah di Zona Tertinggi

Ini tentang aplikasi yang dikembangkan oleh KPK untuk memantau capaian kinerja program pencegahan korupsi melalui perbaikan tata kelola pemerintahan.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Firli Bahuri Diundang ke Hari Antikorupsi Sedunia, tapi Tak Hadir

12 Desember 2023

KPK Sebut Firli Bahuri Diundang ke Hari Antikorupsi Sedunia, tapi Tak Hadir

KPK mengatakan telah mengundang semua insan KPK melalui email kantor, termasuk kepada Ketua nonaktif Firli Bahuri. Tapi Firli tak hadir.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta RUU Perampasan Aset Segera Diselesaikan

12 Desember 2023

Jokowi Minta RUU Perampasan Aset Segera Diselesaikan

Presiden Jokowi meminta DPR segera membahas dan menyelesaikan RUU Perampasan Aset. Mekanisme untuk pengembalian kerugian negara.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Banyak Pejabat Ditangkap tapi Tak Hentikan Korupsi di Indonesia

12 Desember 2023

Jokowi Sebut Banyak Pejabat Ditangkap tapi Tak Hentikan Korupsi di Indonesia

Presiden Jokowi mengatakan sudah terlalu banyak pejabat Indonesia yang ditangkap dan dipenjarakan karena korupsi.

Baca Selengkapnya

Ketua KPK Nawawi Pomolango Sebut Butuh Sinergi untuk Berantas Korupsi

12 Desember 2023

Ketua KPK Nawawi Pomolango Sebut Butuh Sinergi untuk Berantas Korupsi

Nawawi Pomolango mengatakan, sinergi gerak dari seluruh elemen bangsa harus kembali dipimpin untuk melakukan pemberantasan korupsi bisa bergerak maju.

Baca Selengkapnya

Hari Antikorupsi Sedunia, Saut Situmorang Minta Independensi KPK Dikembalikan

12 Desember 2023

Hari Antikorupsi Sedunia, Saut Situmorang Minta Independensi KPK Dikembalikan

Saut Situmorang mengatakan hal yang perlu direfleksikan KPK di Hari Antikorupsi, seperti mengembalikan independensi KPK.

Baca Selengkapnya

Hari Antikorupsi Sedunia Diperingati Tiap 9 Desember, Ketika Dunia Sadar Harus Perangi Korupsi

9 Desember 2023

Hari Antikorupsi Sedunia Diperingati Tiap 9 Desember, Ketika Dunia Sadar Harus Perangi Korupsi

Tiap 9 Desember masyarakat internasional memperingati Hari Antikorupsi Sedunia. Begini asal mula dicetuskan PBB.

Baca Selengkapnya