Penambahan Pos Wakil Menteri Dinilai Bukan Solusi  

Reporter

Editor

Kamis, 13 Oktober 2011 13:49 WIB

Pramono Anung. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung menilai penambahan wakil menteri yang akan dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bukan merupakan solusi. Menurut dia, hal itu justru akan menimbulkan permasalahan baru dalam pemerintahan.

"Karena kalau kita lihat, menteri yang dulu tidak ada wakil menteri, kemudian ada, itu justru menimbulkan semacam persoalan baru ketika menterinya bertengkar dengan wakil menteri. Jadi, energinya malah untuk hal-hal yang tidak produktif," ujarnya kepada wartawan di gedung DPR, Kamis, 13 Oktober 2011.

Komposisi wakil menteri di Kabinet Indonesia Bersatu II setelah perombakan (reshuffle) tampaknya bakal mengalami perubahan. Juru bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, menyebut ada penambahan pos wakil menteri di beberapa kementerian. Sayangnya, ia enggan menyebut jumlahnya.

"Mungkin lebih tepat bahasanya kalau penyesuaian dengan kebutuhan kementerian yang diperlukan. Jumlahnya belum bisa saya sampaikan sekarang," kata dia di kediaman Presiden SBY di Puri Cikeas, Bogor, hari ini.

Pramono telah mendengar kabar penambahan wakil menteri dan pergeseran posisi di kabinet. Menurutnya, jika memang reshuffle dimaksudkan hanya seperti itu, maka harapan publik terhadap peningkatan kinerja pemerintah tak akan terwujud. "Kalau itu saja yang dilakukan sebenarnya tidak cukup signifikan," katanya.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini berharap, reshuffle akan menghasilkan sesuatu yang signifikan. Menurut dia, Presiden SBY harus benar-benar menempatkan orang yang profesional di bidangnya agar semua masalah kinerja pemerintahan dapat teratasi dengan baik.

"Harapan publik yang begitu besar mudah-mudahan bisa terjawab dengan penunjukan orang-orang yang memang kredibel, bukan karena kekuatan tarik-menarik personal atau kekuatan yang menyangkut politik, tetapi memang profesionalitas yang dikedepankan," kata dia.

Ia menambahkan, wacana reshuffle yang sudah lama digulirkan itu juga bakal mubazir jika ternyata hanya dilakukan untuk bagi-bagi kekuatan politik. Pramono mengingatkan SBY bahwa sisa waktu tiga tahun tidaklah panjang untuk mengukir sejarah sebagai Presiden yang akan dikenang masyarakat.

"Waktu tiga tahun tidak terlalu lama untuk dikenang sebagai Presiden yang mewariskan sesuatu yang luar biasa bagi bangsa ini," ujarnya. "Ataukah tiga tahun ini karena terlalu banyak pertimbangan politik, sehingga kabinet ini sama dengan tahun kemarin? Kalau itu terjadi, maka orang akan mengenang yang berbeda dengan Pak SBY."

FEBRIYAN

Berita terkait

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

34 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Reshuffle Kabinet Jokowi Tunggu Hari, Kenaikan Harga Beras Mestinya Diantisipasi

20 Februari 2024

Terkini Bisnis: Reshuffle Kabinet Jokowi Tunggu Hari, Kenaikan Harga Beras Mestinya Diantisipasi

Reshuffle kabinet Jokowi tunggu hari biasanya. Pengamat sebut kenaikan harga beras mestinya diantisipiasi karena mengancam inflasi.

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Luhut Tantang Menteri Mundur, Ini Daftar Nama yang Diisukan Resign dari Kabinet

26 Januari 2024

Luhut Tantang Menteri Mundur, Ini Daftar Nama yang Diisukan Resign dari Kabinet

Luhut mempersilakan jika ada menteri mundur dari kabinet Jokowi, namun membantah kalau Sri Mulyani akan resign.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Jokowi Segera Reshuffle Kabinet Usai Syahrul Yasin Limpo Mengundurkan Diri

7 Oktober 2023

Jokowi Segera Reshuffle Kabinet Usai Syahrul Yasin Limpo Mengundurkan Diri

"Secepatnya kami siapkan," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jumat 6 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

5 Oktober 2023

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.

Baca Selengkapnya

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.

Baca Selengkapnya