TEMPO Interaktif, Jambi - Kabut asap kembali menyelimuti Jambi sejak tiga hari terakhir ini. Bahkan Kamis, 29 September 2011 ini, kabut semakin tebal sehingga jarak pandang kurang dari 1.000 meter.
"Kondisi udara di Kota Jambi dan sekitarnya hari ini cukup jelek dibanding dua atau tiga hari lalu,” ujar Muslim, prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Kamis, 29 September 2011.
Sebelumnya, jarak pandang masih bisa mencapai 2.500-3.000 meter. “Namun kini kurang dari 1.000 meter sehingga tidak bagus untuk dunia penerbangan,” kata Muslim.
Padahal titik panas yang tiga hari lalu berjumlah 12 titik, kini hanya delapan titik. Menurut Muslim, delapan titik panas berdasarkan pantauan satelit NOAA itu tersebar di Kabupaten Merangin 1 titik, Tebo 1 titik, Kerinci 1 titik, Sarolangun 3 titik, Tanjab Barat 1 titik, serta Tanjungjabung Timur 1 titik. “Bisa saja kemungkinan asap kiriman dari provinsi tetangga," ujarnya.
Muslim menambahkan, bahwa peluang hujan untuk daerah ini masih belum tampak. Dia menjelaskan arah angin bertiup dari tenggara ke selatan, yang memungkinkan peluang hujan di Kota Jambi belum terlihat. “Peluang hujan kemungkinan besar akan terjadi pada pertengahan Oktober mendatang,” katanya.
Sementara itu, Abiyoso, Kepala Bandar Udara Sultan Thaha, Jambi, belum dapat dikonfirmasi tentang aktivitas penerbangan dari dan ke Jambi terkait kabut asap itu. Abiyoso mengemukakan dirinya sedang mengikuti rapat di Jakarta.
Rieza, warga Jambi, mengakui bahwa aktivitas penerbangan dari dan ke Jambi sedang terganggu. Menurut dia, seorang rekannya di Batam terpaksa membatalkan rencananya hendak ke Jambi akibat cuaca yang kurang mendukung.
SYAIPUL BAKHORI
Berita terkait
Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia
7 November 2023
Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.
Baca SelengkapnyaPalangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?
9 Oktober 2023
Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaGreenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda
7 Oktober 2023
Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.
Baca SelengkapnyaGreenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia
7 Oktober 2023
Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.
Baca SelengkapnyaAsap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini
2 Oktober 2023
Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.
Baca SelengkapnyaDikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah
28 September 2023
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.
Baca SelengkapnyaKarhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman
29 Agustus 2023
Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.
Baca SelengkapnyaKebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya
20 Agustus 2023
Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).
Baca SelengkapnyaRibuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada
8 Juni 2023
Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.
Baca SelengkapnyaJaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California
26 September 2021
Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California
Baca Selengkapnya