Disuruh Panjat Pohon Kelapa Lalu Diberondong Peluru

Reporter

Editor

Jumat, 23 September 2011 13:23 WIB

Raymond Westerling.

TEMPO Interaktif, Makassar - Suasana hening, tidak terdengar suara, kecuali teriakan para anggota pasukan khusus Belanda, Depot Speciale Troepen (DST), yang membentak warga yang telah dikumpulkan dari sejumlah desa di Kecamatan Suppa, Pinrang. Mereka sebelumnya ditarik paksa dari rumah untuk kemudian dikumpulkan di salah satu rumah, yang sekarang berada di depan kantor Kecamatan Suppa.

"Suasana mencekam, banyak warga yang gemetar ketakutan, ada yang berpelukan sesama sanak kerabatnya menunggu nama mereka disebut oleh Belanda sesuai dengan nomor urut yang ada di kertas yang dipegang oleh pasukan Westerling itu," kata Letnan Akil, Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia Kabupaten Pinrang, dengan mata yang sembap.

Akil, 76 tahun, adalah salah seorang saksi hidup dari korban keganasan De Turk (panggilan Westerling) di peristiwa berdarah 11 Desember 1946 itu. Ia adalah putra Ambo Siraja, Komandan Batalion 2 Ganggawa--orang yang paling dicari oleh pasukan Belanda itu.

"Satu per satu warga itu dipanggil dan ditanya tentang keberadaan Ambo Siraja. Bila tidak tahu, mereka ditembak," ujar Akil, yang saat itu masih berusia belasan tahun.

Menurut dia, pasukan Belanda sungguh keterlaluan. Ada korban yang menjawab tidak tahu keberadaan Ambo, lalu disuruh memanjat pohon kelapa dan setelah sampai pucuk, diberondong tembakan. “Yang menjadi korban pada peristiwa itu sebanyak 224 orang, yang dieksekusi hingga pukul 16.00 dan dikubur pada 3 lubang yang telah disiapkan,” ucapnya.

Yang membuat Akil terharu, tak seorang pun warga, yang dieksekusi pada saat itu, mau membuka mulut dan memberi tahu tentang keberadaan Ambo dan kerabatnya. Padahal di tengah kerumunan warga yang dikumpulkan itu, terdapat istri Ambo, I Mole, dan Akil sendiri.

“Semua yang menjadi korban adalah warga biasa yang tidak mengerti apa-apa. Hanya ada beberapa tokoh yang ikut menjadi korban, di antaranya Andi Monjong dan Andi Wenda Dg Pagoli.”

Saat kejadian itu, Ambo Siraja bersama pasukannya, yang terdiri atas 100-an orang, berada di gunung antara Lappa Lappae dan Aliita, sekitar 10 kilometer dari tempat kejadian. "Ambo Siraja tahu peristiwa ini, tapi tidak berdaya menghadapinya karena persenjataan sangat minim,” kata Akil, yang menjadi tentara pada 1957 dengan pangkat sersan mayor.

Pasukan Ambo Siraja kemudian melakukan penghadangan di daerah La Sikko Lappa Lappae. "Banyak korban saat itu karena pasukan Ambo Siraja tidak mau mundur,” ceritanya.

SUARDI GATTANG

Berita terkait

Kilas Balik Perjanjian Roem-Roijen 74 Tahun Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

7 Mei 2023

Kilas Balik Perjanjian Roem-Roijen 74 Tahun Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Usai proklamasi, Indonesia juga berusaha mempertahankan kemerdekaan melalui jalur diplomatik tanpa kekerasan, salah satunya perjanjian Roem-Roijen.

Baca Selengkapnya

Representative Office BNI Ada di Belanda

18 Mei 2022

Representative Office BNI Ada di Belanda

Populasi Diaspora di luar negeri merupakan ceruk bisnis yang sangat potensial dalam ekosistem bisnis Internasional BNI

Baca Selengkapnya

Komunitas Muslim Indonesia di Belanda Bangun Masjid  

29 Maret 2017

Komunitas Muslim Indonesia di Belanda Bangun Masjid  

Muslim Youth Union atau PPME Al-Ikhlas membeli bangunan di Amsterdam, Belanda, yang salah satu ruangannya diubah menjadi masjid.

Baca Selengkapnya

PM Belanda: Saya Akan Lawan Kecenderungan Anti-Islam  

26 November 2016

PM Belanda: Saya Akan Lawan Kecenderungan Anti-Islam  

PM Mark Rutte menegaskan, sentimen anti-Islam di Eropa tidak akan mempengaruhi hubungan dengan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.

Baca Selengkapnya

Bertemu PM Belanda, Jokowi Terkenang Saat Jadi Gubernur DKI

23 November 2016

Bertemu PM Belanda, Jokowi Terkenang Saat Jadi Gubernur DKI

Presiden Joko Widodo pernah bertemu Mark Rutte saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Memperkenalkan Indonesia Kontemporer Lewat Karya Riri Riza

21 November 2016

Memperkenalkan Indonesia Kontemporer Lewat Karya Riri Riza

Indonesia Film Festival 2016 digelar di Utrecht, Belanda, 17-20 November 2016.

Baca Selengkapnya

EKSKLUSIF, PM Belanda Mark Rutte Tolak Referendum Ala Brexit

4 November 2016

EKSKLUSIF, PM Belanda Mark Rutte Tolak Referendum Ala Brexit

Perdana Menteri Kerajaan Belanda Mark Rutte mengatakan ia menentang referendum seperti Brexit di Inggris.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Perdagangan-Investasi, PM Belanda Kunjungi RI  

16 Oktober 2016

Tingkatkan Perdagangan-Investasi, PM Belanda Kunjungi RI  

Persiapan lawatan PM Mark Rutte dibahas dalam pertemuan kedua Menlu di Bangkok, Thailand.

Baca Selengkapnya

Jazz Indonesia Pukau Publik Belanda  

16 Oktober 2016

Jazz Indonesia Pukau Publik Belanda  

Dwiki Dharmawan dan kawan-kawan meriahkan Indonesia Jazz Night 2016 di Den Haag, Belanda.

Baca Selengkapnya

90 Pengusaha Belanda Hadiri Seminar Rediscover Indonesia

24 September 2016

90 Pengusaha Belanda Hadiri Seminar Rediscover Indonesia

PM Belanda akan berkunjung ke Indonesia pada November 2016.

Baca Selengkapnya