Warga Rawagede Tanyakan Dana Hibah Belanda di Kementerian Dalam Negeri  

Reporter

Editor

Kamis, 22 September 2011 17:05 WIB

Cawi, 90 tahun, salah seorang janda korban pembantaian tentara belanda di Rawa Gede, Dusun Rawa Gede II, Desa Balongsari, Kecamatan Rawa Merta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Tempo/Hamluddin

TEMPO Interaktif, Jakarta - Suparta, warga Rawagede, Karawang, Jawa Barat, yang juga keluarga korban kasus pembantaian Rawagede mempertanyakan dana bantuan hibah dari Pemerintah Belanda sebesar Rp 8,6 miliar yang saat ini sudah di tangan pemerintah. Menurut dia, dana tahap pertama sejumlah Rp 1,6 miliar (tepatnya Rp 1.646.000.000) saat ini seharusnya sudah dipegang Kementerian Dalam Negeri.

Suparta menceritakan awal mula dana tersebut. Menurutnya dana itu diberikan Pemerintah Belanda atas proposal program yang diajukan warga yang terdiri dari ahli waris, tokoh masyarakat melalui Yayasan Sampurna Raga, Rawagede, yang diajukan Oktober 2009 lalu. Program yang dicantumkan di antaranya untuk pembangunan sekolah menengah, pasar rakyat, puskesmas, dan sejumlah pembebasan lahan tanah.

Rupanya Pemerintah Belanda menindaklanjutinya dengan memberikan draf nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Pemerintah Daerah Karawang untuk memberikan dana bantuan sebesar Rp 8,6 miliar. Sayangnya sang Bupati yang saat itu dijabat Dadang S. Muchtar enggan menandatanganinya dengan alasan yang tak jelas. Lalu kemudian MoU tersebut diambil alih oleh Kementerian Dalam Negeri.

"Akhirnya ditandatangani Sekjen Kementerian Dalam Negeri Ibu Diah Anggraini atas nama Menteri Dalam Negeri tanggal 2 Desember 2010 lalu," kata dia dalam diskusi "Belajar dari Kasus Rawagede" di Kantor Kontras, Jakarta, Kamis 22 September 2011.

Suparta yang juga Pembina Yayasan Sampurna Raga hingga saat ini belum pernah mendapat informasi terbaru dari Kementerian Dalam Negeri. Menurut kabar yang ia dengar, Kementerian Dalam Negeri masih menunda pencairan dana tersebut karena menilai dana untuk pembangunan sekolah tak mencukupi dan memerlukan dana lain untuk perlengkapannya. Namun, menurut Suparta, hal tersebut tidak menjadi masalah lagi karena Bupati sekarang sudah menyatakan bersedia menalangi dana yang kurang untuk pembangunan proyek sekolah itu.

"Bupati sudah menyatakan siap memfasilitasi segala kekurangannya, termasuk apa yang diminta Kementerian Dalam Negeri terkait kelengkapan sekolah. Menurut kami di tingkat daerah tidak masalah. Kenapa tidak juga direalisasikan?" ujarnya.

Menurut Suparta, di dalam MoU proyek tersebut berjalan dari 1 November 2010 hingga 31 Desember 2011. Sistem pelaporannya, Menteri Dalam Negeri menyerahkan laporan akhirnya tanggal 30 April 2012. "Untuk laporan tahap pertama tercatat tanggal 30 April 2011," ujarnya.

Ia berharap pemerintah khususnya Kementerian segera mengucurkan dana tersebut, sehingga program pembangunan di daerahnya bisa segera terlaksana. "Karena ini (tidak jelas) saya dianggap seolah-olah menggelapkan uang dari Belanda," kata dia tak rela.

MUNAWWAROH


Berita terkait

Tertahan 1,4 Tahun, Bea Cukai Serahkan Keyboard Braile Hibah dari Korea Selatan

2 hari lalu

Tertahan 1,4 Tahun, Bea Cukai Serahkan Keyboard Braile Hibah dari Korea Selatan

Keyboard braile untuk SLB tersebut tertahan karena disebut tidak ada pemberitahuan barang hibah ke Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

6 hari lalu

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

DK PWI telah memutuskan memberikan sanksi dan tindakan organisatoris terhadap Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun dan tiga pengurus PWI lainnya.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

8 hari lalu

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau IPDN merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang banyak diminati selain STAN.

Baca Selengkapnya

Dukcapil DKI Jakarta Akan Nonaktifkan 92. 493 NIK Warga, Begini Cara Cek Status NIK Anda

11 hari lalu

Dukcapil DKI Jakarta Akan Nonaktifkan 92. 493 NIK Warga, Begini Cara Cek Status NIK Anda

Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri pekan ini

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

26 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Banjarbaru Serahkan Hibah untuk Rumah Ibadah di Landasan Ulin

32 hari lalu

Wali Kota Banjarbaru Serahkan Hibah untuk Rumah Ibadah di Landasan Ulin

Wali Kota Banjarbaru, H. M. Aditya Mufti Ariffin, menjalankan rangkaian Safari Ramadhan dengan menyampaikan hibah untuk Rumah Ibadah

Baca Selengkapnya

Irjen Kemendagri Minta Pemda Lakukan Operasi Pasar

49 hari lalu

Irjen Kemendagri Minta Pemda Lakukan Operasi Pasar

Tomsi Tohir berpesan kepada pemda jangan sampai hingga mendekati perayaan Idulfitri, harga komoditas, khususnya beras, belum terkendali

Baca Selengkapnya

AHY Beri Penghargaan untuk Dirjen Dukcapil

55 hari lalu

AHY Beri Penghargaan untuk Dirjen Dukcapil

Ditjen Dukcapil menyediakan database kependudukan dalam aplikasi komputerisasi kegiatan pertanahan.

Baca Selengkapnya

Mendagri Ingatkan Peran Dukcapil Sangat Penting untuk Bangsa

28 Februari 2024

Mendagri Ingatkan Peran Dukcapil Sangat Penting untuk Bangsa

Data kependudukan sangat berguna untuk membuat analisis yang detil dalam perencanaan pembangunan

Baca Selengkapnya

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

26 Februari 2024

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

Penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebanyak 200 ribu ton per bulan untuk periode Januari-Maret 2024.

Baca Selengkapnya