Jalur Selatan dan Utara Bali Siap Dilalui Pemudik

Reporter

Editor

Rabu, 10 Agustus 2011 12:16 WIB

TEMPO Interaktif, Denpasar - Sejumlah proyek perbaikan jalan nasional di jalur Selatan dan Utara Bali dikebut pengerjaannya agar selesai menjelang lebaran, dan bisa digunakan untuk di jalur mudik.


“Sekarang sudah 95 persen, 10 hari sebelum lebaran akan siap 100 persen,” kata Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum Bidang Ekonomi dan Investasi, Setiabudi Algamar saat tengah memantau perbaikan jalan di Bali..

Jalur mudik melalui jalur selatan kerap digunakan para pemudik yang pergi menuju atau dari Pelabuhan Gilimanuk, sedangkan jalur utara digunakan pemudik yang hendak pergi atau datang melalui Pelabuhan Padangbai.

Berdasarkan pantauan Tempo, kondisi di beberapa titik kedua jalur ini mengalami rusak ringan dan berat. Khusus di jalur Selatan, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) VIII (Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur) sedang memperbaiki enam paket perbaikan jalan.


Sedangkan di jalur Utara, BPJN VII mengerjakan dua paket perbaikan jalan sepanjang 24 kilometer di daerah Kubutambahan hingga KM 124, serta pengaspalan dan pembetonan jalan di daerah Tohpati hingga Kusamba.

Sebagian besar lebar jalan di jalur mudik Bali sangat sempit. Seluruh jalur Selatan Bali hanya memiliki dua lajur untuk dua arah, sehingga pengendara harus menyalib kendaraan di depannya untuk mendahului. Namun, kecenderungan ini justru dianggap sebagai salah satu penyebab tingginya kecelakaan di Jalur Selatan Bali. Selain itu, jalur selatan juga tidak dilengkapi lampu jalan dan minim rambu-rambu jalan.

Sedangkan di jalur Utara Bali yang menuju Padangbai, kondisinya lebih baik dengan tersedianya empat jalur, lampu penerangan yang cukup banyak di bagian median jalan, dan ketersediaan rambu-rambu lalu lintas. “Jalur ini lebih sering digunakan, karena banyak masyarakat muslim Bali yang hendak mudik di daerah Sumbawa melalui Pelabuhan Padangbai,” kata Setiabudi.

Setiabudi menyatakan, peruisahaan pelaksana proyek menjamin, kedua jalur di Bali itu siap digunakan H-10 lebaran. Khusus proyek perbaikan jembatan di jalur Selatan yang tidak mungkin selesai pada H-10 akan disiapkan jalur alternatif berupa jalan di pinggir proyek.

Setiabudi menambahkan, jalur mudik di Bali lebih siap menghadapi arus lebaran dibandingkan jalur mudik di provinsi lain. “Ini jadi jalur wisata juga, jadi pemeliharaan rutin dan berkala selalu dilakukan walau tidak ada lebaran,” kata Setiabudi.

Bagi pemudik yang hendak menggunakan jalur Selatan Bali, kemungkinan kemacetan akan terjadi menjelang pintu Pelabuhan Gilimanuk yang frekuensinya diperkirakan tetap tinggi. Selain itu di daerah Cekik dan Seririt, tepat di jalur alternatif pembangunan jembatan.

Sedangkan di jalur Utara Bali, kemacetan diperkirakan terjadi di tengah jalur Tohpati menuju Kusamba, karena pemudik harus berpindah jalur sepanjang 128 meter tepat di sebelah proyek pembangunan Aqua Duct.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita terkait

Perubahan Nama Jalan Tahap Dua di Jakarta, Riza Patria: Sudah Disusun

25 September 2022

Perubahan Nama Jalan Tahap Dua di Jakarta, Riza Patria: Sudah Disusun

Wagub DKI Riza Patria mengatakan rencana perubahan nama jalan di Jakarta sudah disusun, tapi belum bisa diumumkan

Baca Selengkapnya

Rencana Perubahan Nama Jalan di Kelapa Gading, Politikus PDIP: Warga Menolak

16 September 2022

Rencana Perubahan Nama Jalan di Kelapa Gading, Politikus PDIP: Warga Menolak

Anggota DPRD DKI Agustina Hermanto alias Tina Toon menerima aduan warga yang menolak perubahan nama jalan di Kelapa Gading.

Baca Selengkapnya

Perubahan Nama Jalan di Jakarta Berujung Pansus, Ini Kata Wagub DKI

16 Juli 2022

Perubahan Nama Jalan di Jakarta Berujung Pansus, Ini Kata Wagub DKI

Wagub DKI Jakarta Riza Patria berharap masalah perubahan nama jalan ini dibicarakan baik-baik dengan DPRD DKI tanpa perlu menggelar pansus

Baca Selengkapnya

Pemkot Jakpus Bakal Sosialisasikan Lagi Perubahan Nama Jalan ke Warga

3 Juli 2022

Pemkot Jakpus Bakal Sosialisasikan Lagi Perubahan Nama Jalan ke Warga

Pemkot Jakpus bakal mengumpulkan seluruh ketua RT dan RW yang terdampak perubahan nama jalan

Baca Selengkapnya

Dampak Perubahan 22 Nama Jalan Sistemik, PDIP: Pak Anies Baswedan Jangan Pakai Ego

26 Juni 2022

Dampak Perubahan 22 Nama Jalan Sistemik, PDIP: Pak Anies Baswedan Jangan Pakai Ego

Hardiyanto Kenneth meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertanggungjawab atas dampak sistemik yang ditimbulkan dari perubahan nama 22 jalan.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Stop Kontroversi Nama Jalan Jenderal A.H. Nasution

2 Februari 2018

Anies Baswedan Stop Kontroversi Nama Jalan Jenderal A.H. Nasution

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghentikan sosialisasi rencana perubahan nama Jalan Mampang Raya dan Buncit Raya menjadi Jalan A.H. Nasution.

Baca Selengkapnya

Penyebab Anies Baswedan Hentikan Perubahan Nama Jalan Buncit

1 Februari 2018

Penyebab Anies Baswedan Hentikan Perubahan Nama Jalan Buncit

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghentikan seluruh proses sosialisasi perubahan nama Jalan Buncit Raya menjadi Jenderal Besar A.H. Nasution.

Baca Selengkapnya

Pergantian Nama Jalan Buncit Raya, Sejarawan JJ Rizal: Ironis

1 Februari 2018

Pergantian Nama Jalan Buncit Raya, Sejarawan JJ Rizal: Ironis

Sejarawan JJ Rizal menyesalkan rencana perubahan nama Jalan Buncit Raya dan Jalan Mampang Prapatan menjadi Jalan Jenderal Besar A.H.Nasution.

Baca Selengkapnya

Kata Anies Baswedan Soal Penolakan Penggantian Nama Jalan Buncit

1 Februari 2018

Kata Anies Baswedan Soal Penolakan Penggantian Nama Jalan Buncit

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan tanggapan penolakan Komunitas Betawi atas rencana pergantian nama Jalan Mampang Raya dan Buncit Raya.

Baca Selengkapnya

Komunitas Betawi Buat Petisi Tolak Penggantian Nama Jalan Buncit

31 Januari 2018

Komunitas Betawi Buat Petisi Tolak Penggantian Nama Jalan Buncit

Komunitas Betawi Kita bikin petisi menolak rencana perubahan nama Jalan Buncit Raya menjadi Jalan Jenderal Besar A.H. Nasution.

Baca Selengkapnya