Di Penjara, Anwar Ibrahim Pahami Al Qur'an dan Al Hadits  

Reporter

Editor

Sabtu, 30 Juli 2011 14:56 WIB

Anwar Ibrahim. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sekitar enam tahun, tokoh oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, mendekam di dalam penjara. Hari-hari di balik terali besi sepanjang 1998 - 2004, akibat terbelit kasus sodomi bernuansa politis, dilalui mantan Wakil Perdana Menteri negeri jiran itu. Di dalam bui, Anwar mengaku justru bisa mendalami kitab suci Al Qur'an dan Al Hadits.

"Because in prison I've got all the times in the world. Kalau mau membaca semua tafsir Qur'an dan Hadits, masuk penjara saja," kata Anwar berkelakar dalam diskusi di Indonesia Jentera School of Law di Jakarta, Sabtu, 30 Juli 2011. Anwar juga mengaku melahap habis semua karya sastrawan Inggris, William Shakespeare.

Karena sempat mendalami dua sumber hukum Islam itu, Anwar mengaku sadar bahwa mustahil bicara tentang demokrasi dan hukum Islam tanpa memahami bahwa agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW itu tunduk pada prinsip-prinsip universal. "Yaitu kebebasan beragama dan berekspresi, keadilan, serta diakuinya martabat manusia," kata Anwar.

Mengutip filsuf Amerika Serikat John Rawls, Anwar mengatakan, betapapun bagusnya sebuah hukum, jika peraturan itu tak adil, maka ia wajib diubah atau bahkan dihapus. Menurut dia, hal itulah yang seharusnya terjadi pada sejumlah aturan di Malaysia yang dianggapnya tak adil. Dia mencontohkan, diantaranya hukum yang membolehkan sensor terhadap media, melarang mahasiswa aktif dalam kegiatan politik, serta membuat orang yang ditangkap polisi tak bisa mendapat perlindungan hukum.

Bagaimanapun pesimistisnya Amwar terhadap sistem hukum di negaranya, dia menyatakan bakal melawan dengan cara-cara konstitusional. "Buktinya, Bersih 2.0, gerakan masyarakat sipil yang didukung koalisi partai oposisi Pakatan Rakyat, tegas menuntut pemilihan umum yang lebih adil, bukannya ingin menggulingkan pemerintah Malaysia kini," kata Anwar.

Dia yakin, perjuangan oposisi dan masyarakat sipil bisa mengubah kondisi negeri jiran itu menjadi lebih demokratis.

BUNGA MANGGIASIH

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

20 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

2 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

2 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

4 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

4 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

4 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

10 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

12 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

14 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

14 hari lalu

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

Serangan Iran ke Israel menuai respon berbeda para pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya