Di Tengah Berlangsungnya SI, Banyuwangi dan Ketapang Aman
Kamis, 11 Desember 2003 12:57 WIB
Jumlah aparat keamanan justru terlihat lebih banyak dibanding jumlah penumpang yang akan menlintasi Gilimanuk (Bali). "Sepi sekali mas, sepi," ungkap seorang juru parkir di Pelabuhan Ketapang kepada TEMPO, Sabtu (21/7) siang. Suasana tenang dan sepi itu membuat aparat keamanan bisa bertugas dengan sedikit santai. Ketika TEMPO hendak mewawancarai komandan lapangan jaga di kompleks kantor ASDP Ketapang, sekitar pukul 13.30 WIB, sejumlah marinir dan brimob tampak tidur lelap.
Komandan lapangan dari kesatuan marinir yang dimintai keterangannya, menolak berkomentar dengan alasan pihaknya tidak berwenang memberikan penjelasan kepada pers. "Tanya saja ke Kapolres Banyuwangi. Saya minta maaf mas, tidak dapat menjelaskan karena itu bukan kewenangan saya," ujarnya sambil mengingatkan pula agar jangan ditulis jati. "Mohon ya, jangan pula ditulis nama saya. Saya hanya bagian dari aparat yang melaksanakan tugas di sini," ujar marinir berpangkat Letnan Satu itu merendah.
Sayang, Kepala Polres Banyuwangi sedang tak berada ditempatnya saat akan dimintai pendapatnya seputar kesiagaan aparat keamanan di daerah itu berkaitan dengan SI MPR. "Pak Kapolres lagi ada acara di Plengkung karena di sana ada kegiatan selancar internasional," jelas seorang bintara di Mapolres Banyuwangi. Sejumlah polisi yang tengah bertugas di Mapolres Banyuwangi bercerita, kini masyarakat Banyuwangi, lebih-lebih yang tinggal di kota, tidak lagi peduli dengan hiruk pikuk elite politik di Jakarta. Masyarakat Banyuwangi kini dinilai semakin sadar dan mengerti akan dinamika politik.
Ahmad, seorang tukang becak yang mangkal di dekat Mapolres Banyuwangi, bercertia, bahwa dirinya tidak terlalu memikirkan persoalan SI MPR, "Yang penting aman. Kalau aman kami yang rakyat kecil ini bisa cari kerja, gitu saja. Pokoknya bagaimana caranya kami bisa cari duit barang 2000 sehari. Urusan di Jakarta, terserah, yang penting aman.” Ketika ditanya apa dirinya tidak keberatan seandainya SI MPR berhasil menurunkan Gus Dur, Ahmad mengaku tidak peduli. "Kalau memang begitu (keputusannya), ya, mau apa lagi. Terserah bapak-bapak rakyat (maksudnya anggota MPR, red)," tambahnya sambil menyerocos keadaan sekarang semakin sulit, uang sukar didapat tapi harga-harga semakin melambung.
Mithaful Ulum (20 tahun), warga Banyuwangi dari kalangan generasi muda juga mengungkapkan hal senada. Ketika ditemui di atas kapal penyebrangan dari Gilimanuk ke Banyuwangi, pemuda yang mengaku lulusan STM ini tidak mau ikut-ikutan pusing memikirkan poltik di Jakarta. Mithaful yang mengaku bekerja sebagai mekanik di kota Banyuwangi itu, tidak mau ikut-ikutan menghabiskan energi untuk hal yang tidak perlu. "Walau saya dekat dengan NU, saya tidak punya emosi apa-apa seandainya Gus Dur diturunkan melalui SI MPR," kata dia.
Namun bagi Jari, seorang pedagang mainan anak-anak di pusat Kota Banyuwangi mengingatkan kemungkinan lain. "Keadaan sekarang belum tentu akan terus seperti ini besok-besok. Kalau Gus Dur turun dan Ibu Mega naik, bisa lain nanti ceritanya mas. Kalau Gus Dur turun dan Ibu Mega juga turun, ya kemungkinan tidak terjadi apa-apa," ujar Jari yang logatnya medok Madura. Banyuwangi kemarin memang aman. Sore hari sekitar pukul l6.00 WIB, malah seorang pemandu wisatawan asal Bali melakukan city tour di kota itu. Menurut pemandu itu, dirinya tidak takut mengajak sejumlah wisatawan asal Perancis mengelilingi Kota Banyuwangi dengan naik becak.
"Tidak apa-apa Pak. Mereka memang dengar ada SI di Jakarta. Tapi mereka tidak takut sama sekali. Saya sudah sering membuat program seperti ini ke mari. Lihat betapa mereka senang sekali. Tidak ada kekhawatiran dari raut mukanya," jelas pemandu itu sambil menyebut jumlah tamunya sebanyak 20 orang.
Sekalipun Banyuwangi tampak aman-aman saja, tapi respon bukannya tidak ada sama sekali. Buktinya sejumlah spanduk yang memberi dukungan kepada Gus Dur ertebaran terpampang di sejumlah tempat melintang di atas jalan. Kalimat yang terpampang dalam spanduk itu berbunyi "Gus Dur Jangan Turun dan Jangan pula Diturunkan.” Memang sebagaimana diingatkan Jari, pedagang mainan anak-anak, keadaan Banyuwangi belum dapat dipastikan kan berlangsung normal terus sebagaimana suasana di hari pertama SI MPR, Sabtu kemarin. Bila Gus Dur turun dan Mega naik, ungkap jari, keadaan bisa lain. (Made Mustika)