Presiden Tidak Akan Menanggapi Keputusan MPR

Reporter

Editor

Kamis, 11 Desember 2003 11:52 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden Abdurrahman Wahid memutuskan tetap berkukuh tidak menanggapi keputusan MPR RI menyelenggarakan Sidang Istimewa MPR 2001 pada Senin (23/7). Alasannya, keputusan MPR terkesan mengada-ada dan dibuat-buat hanya untuk menggulingkan Gus Dur. “Karena tadi pagi (Sabtu 21/7), Pak Amien (Ketua MPR RI Amien Rais-Red) sudah menyerahkan surat kepada Presiden untuk menghadiri sidang. Tapi mana mungkin keputusan sudah bisa keluar sebelum sidang paripurna dilaksanakan,” ungkap Juru Bicara Kepresidenan Wimar Witoelar kepada Tempo melalui telepon selulernya di Jakarta, Sabtu (21/7).

Baik Presiden maupun MPR memang ngotot pada pendirian masing-masing. Kendati demikian, Wimar mengatakan bahwa Presiden berani mempertanggungjawabkan keputusannya itu. Apabila sejumlah pengamat politik menyebut ketidakhadiran Presiden dalam SI bisa berkibat pemberhentian jabatan presiden, menurut Wimar, itu sah-sah saja. Tetapi ia mengingatkan, masih ada pengamat lainnya yang berpendapat beda. “Ini namanya demokrasi, bebas untuk berbicara dalam perbedaan,” kata dia.

Meski ketegangan MPR dan Presiden terus berlanjut, sikap Gus Dur tetap tidak dicabut. Itu selama tidak mempengaruhi konflik horisontal. Melihat kondisi, sejauh ini konflik itu tidak terjadi. “Jadi Presiden tetap mempertahankan yang benar, selama tidak ada konflik fisik,” ungkap dia.

Wimar melihat, kemungkinan MPR memberhentikan Gus Dur bila tidak hadir dalam sidang itu justru dianggap tidak masuk akal dan melanggar konstitusi UUD 1945. MPR tidak berhak memberhentikan Gus Dur. Alasannya, substansi penyelenggaraan sidang sudah berada di luar jalurnya. Sidang yang dimaksud MPR juga masih belum jelas.

Soal keteguhan sikap Gus Dur itu, Wimar mengatakan, itu karena ia menganggap keputusan-keputusan DPR/MPR yang selalu memojokkannya dan itu hanya bagian dari ambisi kekuasaan mereka. Gus Dur merasa, elite politik itu hanya menginginkan dirinya jatuh. "Karena keputusan itu hanya untuk memaksa diri menggeser Gus Dur, makanya Presiden tetap yakin pada pendiriannya yang benar," jelas Wimar.

Menurut Wimar, Gus Dur memandang SI hanya bisa diselenggarakan dalam konteks persoalan kasus Buloggate dan Bruneigate, bukan pada kasus pengangkatan Kapolri Jenderal Chaeruddin Ismail, seperti yang tercantum dalam surat MPR kepada Presiden. “Ini tidak relevan,” tandas dia. Wimar menambahkan, penyelenggaraan SI harus melalui prosedur dan ketentuan peraturan maupun undang-undang. SI hanya bisa digelar setelah dua bulan dikeluarkannya Memorandum II. Presiden menganggap sidang ini bukan SI yang seharusnya. “Makanya beliau tetap tidak akan hadir,” jelas dia.

Advertising
Advertising

Wimar mengatakan, seharusnya dalam konflik antara MPR dan Presiden harus ada penengahnya. Salah satu lembaga yang bisa menjadi wasit adalah Mahkamah Agung. Lembaga ini bisa mengeluarkan fatwa berkaitan dengan kasus-kasus hukum yang terjadi pada pejabat negara. Teapi sayangnya, saat ini masih belum ada yang berinisiatif menjadi wasitnya. Saat didesak mengenai maksud fatwa ini, Wimar tidak menjelaskan lebih jauh mengenai bentuk dan prosedurnya. (E. Karel Dewanto)

Berita terkait

Keindahan Big Daddy Dune, Bukit Pasir Menjulang yang Menarik Turis ke Namibia

48 detik lalu

Keindahan Big Daddy Dune, Bukit Pasir Menjulang yang Menarik Turis ke Namibia

Terletak di jantung Gurun Namib yang terpencil, Big Daddy Dune menjadi daya tarik utama bagi wisatawan dari seluruh dunia untuk berkunjung ke Namibia.

Baca Selengkapnya

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

48 detik lalu

Tito Karnavian Pastikan Pilkada Serentak Digelar 27 November 2024

Mendagri Tito Karnavian mengatakan sebelumnya memang ada wacana yang muncul untuk mempercepat pelaksanaan Pilkada.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

10 menit lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

12 menit lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

15 menit lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Hari Pendidikan Nasional: Universitas Jember Cetak Mahasiswa Kedokteran IPK 4,00

17 menit lalu

Hari Pendidikan Nasional: Universitas Jember Cetak Mahasiswa Kedokteran IPK 4,00

Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Universitas Jember, Kamis 2 Mei 2024, diwarnai dengan pencapaian satu mahasiswanya yang lulus nilai sempurna.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

24 menit lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

30 menit lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

30 menit lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

34 menit lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya