TEMPO Interaktif, Jakarta - Nasional Demokrat (Nasdem) menegaskan organisasi kemasyarakatan ini tidak akan membentuk partai politik. Partai Nasdem bukan bagian dari organisasi ini, walaupun banyak kader yang berada di Partai Nasdem. "Kami tidak pernah menyingkat Nasional Demokrat jadi Nasdem," ujar Syamsul Ma'arif, Sekretaris Jenderal Nasional Demokrat, di Kantor Nasional Demokrat, Sabtu, 8 Juli 2011.
Ia mengatakan organisasi kemasyarakatan Nasional Demokrat tetap mengizinkan kadernya membentuk partai dengan membawa misi Nasional Demokrat karena hal itu adalah hak seseorang. "Kami adalah organisasi massa yang mengerti politik, tapi tidak membentuk partai politik," ujarnya. "Politik Nasional Demokrat adalah politik konseptual, bukan politik praktis."
Syamsul menegaskan, Wakil Sekretaris Jenderal Rio Capella sudah mengundurkan diri dari Nasional Demokrat karena ingin berkonsentrasi sebagai Ketua Partai Nasdem. "Pembentukan partai oleh kader karena ada anggapan tidak cukup hanya menjadi ormas. Sebab, secara moral dan struktural tidak bisa melakukan gerakan," katanya.
Mantan Sekjen Partai Golkar ini mengatakan Nasional Demokrat tetap sebagai organisasi kemasyaraktan karena saat ini banyak pegawai negeri sipil, akademisi, dan anggota partai, dan lainnya yang bergabung di Nasional Demokrat. "Kami menghormati Sri Sultan untuk bergabung atau tidak bergabung," ujar Ferry Mursidan Baldan, Ketua Pengurus Pusat Nasional Demokrat.
Ferry mengatakan, undang undang tidak melarang kader partai politik memasuki organisasi masyarakat. Kecuali menjadi pengurus di 2 partai politik. "Mereka bebas berorganisasi lebih dari satu organisasi," katanya. "Perjalanan Nasional Demokrat selama 2 tahun belum berjalan ideal, tapi organisasi ini akan terus berjalan. Kami menerima dan memahami pengunduran diri Sri Sultan," katanya.
ALWAN RIDHA RAMDANI
Berita terkait
Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi
5 menit lalu
Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.
Baca SelengkapnyaGugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Pengadilan Negeri Solo, Ini Tanggapan Kuasa Hukum Almas
5 menit lalu
Almas mengajukan dua gugatan kepada Gibran, putra sulung Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaProses Perbaikan, Akses Keluar Jalan Tol Grogol KM 13 Ditutup
8 menit lalu
Jasa Marga menutup sementara off ramp atau jalan keluar di Jalan Tol Grogol KM 13+800 menuju Grogol atau Jalan S. Parman.
Baca SelengkapnyaTeknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya
12 menit lalu
Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.
Baca SelengkapnyaBahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol
17 menit lalu
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.
Baca SelengkapnyaMendagri Tito Serahkan DP4 ke KPU untuk Susun DPT Pilkada 2024
21 menit lalu
Penyerahan DP4 ini dilakukan secara simbolis oleh Mendagri Muhammad Tito Karnavian kepada Ketua KPU Hasyim Asy'ari.
Baca SelengkapnyaKalahkan Ratchanok Intanon di Piala Uber 2024, Gregoria Mariska Tunjung Main Fokus dan Rileks
21 menit lalu
Gregoria Mariska Tunjung mengungkapkan kunci kemenangannya atas Ratchanok Intanon di laga Indonesia vs Thailand di perempat final Piala Uber 2024.
Baca SelengkapnyaPemeran Drakor The Midnight Romance in Hagwon
23 menit lalu
Drakor The Midnight Romance in Hagwon akan menggantikan Queen of Tears di tvN
Baca SelengkapnyaJadi Tuan Rumah Agenda World Water Forum, Bali akan Gelar Upacara Segara Kerthi
26 menit lalu
Segara Kerthi merupakan kearifan lokal memuliakan air di Bali, akan ditunjukkan kepada dunia, khususnya kepada delegasi WWF.
Baca SelengkapnyaDelegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi
28 menit lalu
Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.
Baca Selengkapnya