TEMPO Interaktif, Jakarta - Puluhan aktivis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Republik Indonesia mendesak pemerintah segera menuntaskan kasus penganiayaan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW), Tama Satrya Langkun. Hari ini tepat setahun Tama dianiaya oleh sejumlah orang tak dikenal. Namun, polisi belum dapat menuntaskan kasus tersebut.
Pengurus ICW, Apung Widadi, menyebutkan sejak setahun kasus yang menimpa Tama, belum ada kejelasan penuntasan kasus ini dari kepolisian. "Kami meminta janji SBY untuk menuntaskan kasus ini," ujar Apung dalam orasi peringatan satu tahun kasus Tama di depan Istana Merdeka, Jalan Merdeka Barat, Jumat 8 Juli 2011.
Tama adalah salah seorang aktivis ICW yang turut melaporkan rekening mencurigakan milik sejumlah perwira polisi. Tama dianiaya pada 8 Juli 2010 dini hari oleh orang tak dikenal sepulang dari acara nonton bareng di Kafe Loka Jalan Benda Raya, Kemang.
Direktur Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar, menyebutkan aksi kekerasan terhadap aktivis di Indonesia terus terjadi dari tahun ke tahun. "Makanya kami mendesak pemerintah dan kepolisian serius menangani ini, jangan justru melakukan pembiaran," ujarnya saat melakukan orasi.
Haris menyebut, selama tahun 2010 saja terdapat 100 kasus penganiayaan terhadap aktivis yang terjadi di seluruh Indonesia. Kekerasan ini dialami aktivis yang menangani berbagai isu seperti perkebunan, korupsi, masyarakat miskin, dan transparansi.
"Kalau ancaman dan penganiayaan terhadap aktivis terus terjadi sama saja dengan pengekangan hak orang untuk menyampaikan kebenaran," kata dia. Apalagi, kata Haris, kasus yang saat itu ditangani Tama adalah dugaan penyelewengan rekening gendut pejabat kepolisian.
Sementara itu, Tama yang juga ikut dalam aksi mengenakan kostum hitam-hitam menyatakan kekecewaannya atas lambatnya pengusutan kasus penganiayaan yang menimpanya. "Saya kecewa dengan kepolisian. Ini yang lain ke mana, pada ke mana saja mereka?" ujarnya.
Dalam aksi yang dilakukan sekitar 1 jam itu silih berganti perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil menyampaikan orasinya. Selain orasi, aspirasi juga disampaikan melalui berbagai tulisan di atas spanduk dan kertas. Di akhir orasi, mereka menyerahkan pernyataan sikap dan karangan bunga hitam yang diterima oleh perwakilan dari Pasukan Pengamanan Presiden.
IRA GUSLINA
Berita terkait
Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya
14 jam lalu
Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.
Baca SelengkapnyaJenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini
15 jam lalu
Jenazah Taruna STIP Jakarta korban penganiayaan seniornya akan diterbangkan ke kampung halamannya hari ini.
Baca SelengkapnyaPembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah
15 jam lalu
Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali
Baca SelengkapnyaTaruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka
22 jam lalu
Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda
Baca SelengkapnyaKepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior
22 jam lalu
Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet
Baca SelengkapnyaCCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas
1 hari lalu
Polres Jakarta Utara telah menerima laporan polisi tentang tewasnya siswa tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)
Baca SelengkapnyaCerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung
18 hari lalu
Seorang pegawai honorer kementerian berusia 42 tahun dilaporkan hilang sejak 30 Maret 2024 lalu. Jasadnya ditemukan terkubur di dalam rumahnya.
Baca SelengkapnyaPolisi Ungkap Pembunuhan Wanita Enam Tahun Lalu di Makassar, Pelaku Suami Sendiri
21 hari lalu
Polres Makassar mengungkap kasus pembunuhan seorang ibu rumah tangga berinisial J, 35 tahun, yang terjadi pada enam tahun lalu
Baca SelengkapnyaKasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi
26 hari lalu
Jurnalis itu dianiaya tiga anggota TNI AL setelah memberitakan penangkapan kapal bermuatan bahan bakar minyak jenis Dexlite.
Baca SelengkapnyaKasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan
27 hari lalu
Komandan Pangkalan TNI AL Ternate Letkol Ridwan Aziz menanggapi kasus penganiayaan seorang jurnalis di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sukandi Ali.
Baca Selengkapnya