TEMPO Interaktif, Mojokerto:Aparat Kepolisian Resort Mojokerto memeriksa 19 orang terkait bencana banjir bandang di pemandian air panas Desa Padusan, Pacet. Enam orang di antaranya adalah pejabat Perhutani dari Kesatuan Pemangku Kehutanan Pasuruan dan Aster Perhutani Pacet. Polisi juga memeriksa staf Dinas Pariwisata Kabupaten Mojokerto yang bertugas saat musibah terjadi Rabu sore lalu. Menurut Komisaris Besar Djoko Trisno, Kepala Kepolisian Wilayah Surabaya, Sabtu (14/2) di Pacet, Kabupaten Mojokerto, polisi telah meminta keterangan pengunjung yang selamat seputar bencana tersebut. Namun dia tidak menjelaskan apakah pemeriksaan itu juga mengorek kemungkinan terjadi kelalaian pengelolaan kawasan wisata itu. Di tempat sama, atas kasus itu, Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Heru Sutanto menegaskan, "Belum ditemukan unsur pidana." Angka korban meninggal yang ditemukan utuh masih 26 orang. Tapi, pencarian korban juga menemukan satu potongan tangan, yang dipastikan milik anak kecil. Organ tubuh itu telah dikebumikan. Dipastikan korban tewas bertambah menjadi 27 orang. Di luar angka itu, posko di lokasi bencana juga memperoleh laporan 25 orang hilang. Laporan diterima dari para keluarga yang mengadukan kehilangan sanak saudaranya di pemandian air panas tersebut. Pencarian korban telah diperluas hingga radius 16 kilometer dari lokasi pemandian, yakni menelusuri aliran sungai hingga mencapai Desa Tempuran di Pacet, namun hasilnya nihil. Direktur Utama PT Perhutani Marsanto yang mengunjungi lokasi bencana enggan berkomentar soal rencana gugatan class action dari Walhi dan para keluarga korban. "Tunggu saja. Kami akan membentuk tim investigasi independen," ujarnya. Tim itu selain berasal dari Perhutani, juga polisi dan pakar kehutanan, yang akan menyelidiki penyebab banjir bandang tersebut. Marsanto juga tidak bersedia menjelaskan perihal tanggungjawab Perhutani terhadap bencana itu. Dia hanya menunjuk pemberian santunan Rp 100 juta dari Perhutani dan pembayaran asuransi Rp 150 juta dari Wana Arta Life. Sejauh ini Perhutani tidak mau disalahkan terkait bencana itu. Dalih yang diajukan, sumber bencana berasal dari kawasan gundul di Taman Hutan Raya (Tahura) yang terletak jauh di atas lokasi pemandian. Taman tersebut dikelola oleh Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sedang Perhutani dan Pemerintah Kabupaten Mojokerto mengelola Wana Wisata yang letaknya di bawah, termasuk pemandian air panas. (adi sutarwijono--TNR)
Berita terkait
Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati
2 menit lalu
Gibran Sebut Prabowo Bakal Libatkan Ketua Parpol dan Tokoh Senior dalam Susun Kabinet, Termasuk Megawati
Gibran rencana Prabowo yang akan melibatkan ketua parpol dan tokoh senior, tak terkecuali Ketua Umum PDIP Megawati dalam menyusun kabinet