TEMPO Interaktif, KUPANG - Keluarga tiga anak asal Desa Daudolu, Kecamatan Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), meminta pemerintah pusat segera pulangkan anak mereka yang ditahan di penjara Australia.
"Kami minta pemerintah atau organisasi lainnya untuk memulangkan mereka," kata Albert Lani, 48 tahun, ayah kandung Ose Lani, 15 tahun, yang dihubungi wartawan, Kamis 30 Juni 2011.
Ketiga anak tersebut yakni John Ndolu, 17 tahun, Ose Lani, 15, dan Ako Lani, 16. John, Ose, dan Ako didakwa melanggar Pasal 233 C Migration Act 1958 karena membawa lima atau lebih penumpang tanpa dokumen legal. Mereka ditangkap kepolisian setempat di perairan Australia pada April 2010 bersama sejumlah imigran gelap.
Albert yang kesehariannya bekerja sebagai nelayan mencari ikan mengaku melayani permintaan mengantar imigran gelap ke Australia karena bayaran yang menggiurkan, hingga belasan juta rupiah sekali antar. "Kalau dipakai orang ke Australia, bisa kami layani. Bayarannya tergantung," katanya.
Hal senada juga disampaikan Jublina Ndolu, 50 tahun, orang tua John Ndolu. Jublina juga berharap pemerintah berupaya memulangkan anaknya yang mendekam di penjara Australia. "Kami juga minta agar anak kami dipulangkan ke kampung halaman dengan selamat," ucapnya.
Dia mengaku anaknya telah menghilang selama satu tahun. Namun, dia bersyukur karena anaknya selamat, walaupun berada di penjara Australia. "Kami tidak membayangkan kalau mereka masih hidup karena hampir setahun kami mencari mereka," katanya.
Sementara itu, Bupati Rote Ndao, Lens Haning, yang dihubungi Tempo dari Kupang mengatakan, pemerintah sudah mengambil langkah-langkah koordinasi dengan Komisaris Jenderal (Konjen) RI di Perth, Australia, Dede Syarif Syamsuridi. "Konjen sudah datang ke Kupang bertemu Gubernur untuk menyelesaikan masalah itu," katanya.
Langkah awal yang diambil, kata Lens, dirinya akan berangkat ke Australia bersama tim yang telah dibentuk pemerintah daerah untuk mengurus pemulangan ketiga anak itu. "Tidak hanya tiga anak itu, tapi seluruh anak NTT yang ditahan di penjara Australia," katanya.
YOHANES SEO
Berita terkait
Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri
14 hari lalu
Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.
Baca SelengkapnyaMenteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel
35 hari lalu
Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Baca SelengkapnyaMarak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP
51 hari lalu
KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).
Baca SelengkapnyaViral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi
3 Maret 2024
Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya
Baca SelengkapnyaSudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong
1 Maret 2024
Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.
Baca SelengkapnyaSatu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar
1 Maret 2024
Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong
Baca SelengkapnyaKPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat
21 Februari 2024
Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.
Baca SelengkapnyaFSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong
20 Februari 2024
FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.
Baca SelengkapnyaKorban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media
20 Februari 2024
Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.
Baca SelengkapnyaSave the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok
3 Februari 2024
Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.
Baca Selengkapnya