TEMPO Interaktif, Jakarta - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) mendesak proyek pembangunan gedung baru Dewan Perwakilan Daerah segera distop. Proyek gedung di 33 provinsi yang menelan anggaran hingga Rp 823 miliar itu dinilai tidak terlalu mendesak dan hanya memboroskan uang negara.
“Pembangunan gedung DPD di level provinsi tidak begitu penting dan sangat boros. Anggota DPD terlalu terburu-buru memperjuangkan dan merealisasi alokasi anggaran yang terlalu besar,” kata Koordinator Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi, dalam siaran persnya, Rabu 29 Juni 2011.
Uchok mengatakan, pembangunan gedung DPD dialokasikan untuk dua tahun anggaran, yakni di tahun 2011 sebesar Rp 565 miliar dan Rp 282 miliar untuk tahun anggaran 2012. Dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) untuk tahun anggaran 2011, pembangunan gedung baru DPD untuk level provinsi sebesar Rp 541 miliar, ditambah satu unit gedung baru di Jakarta dengan alokasi sebesar Rp 24,1 miliar.
Dari gambaran anggaran tahun 2011 saja, Uchok mengatakan, pembangunan gedung baru DPD di Jakarta benar-benar suatu pemborosan yang tidak bisa dimaafkan. “Tanpa takut dikritik publik yang menganggap DPD tidak tahu diri, sepertinya DPD mau 'merampok' duit negara, tapi kinerjanya nol besar untuk masyarakat daerah,” kata dia.
Uchok mengakui bahwa anggota DPD, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, harus menjalankan tugasnya dengan cara berdomisili di daerah pemilihannya, serta memiliki kantor di ibu kota provinsi masing-masing. Untuk itu, negara harus menyediakan kantor bagi anggota DPD secara bertahap.
“Di sini, kata 'menyediakan' dari amanah undang-undang bukan untuk menbangun gedung baru DPD,” kata Uchok. “Tapi lebih pada anggota DPD melakukan sewa kantor pada dapil masing-masing agar lebih sederhana, jujur, dan hemat bila dipandang publik.”
MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita terkait
MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya
9 hari lalu
Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.
Baca SelengkapnyaBegini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE
18 hari lalu
Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.
Baca SelengkapnyaDitarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional
18 hari lalu
Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.
Baca SelengkapnyaLupakan Kejadian Pilkada Jatim 2018, LaNyalla Hadiri Open House Prabowo Subianto
24 hari lalu
Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattaliti menghadiri open house presiden terpilih Prabowo Subianto
Baca SelengkapnyaDidorong Maju Pilkada Depok, Begini Jawaban Nyeleneh Komeng
32 hari lalu
"Tertarik atau enggaknya, saya kan orang bukan tambang ya, jadi kita akan lihat ke sana," kata Komeng.
Baca SelengkapnyaInilah Daftar 25 Instansi Pemerintah yang Siap Pindah ke IKN
45 hari lalu
Sebanyak 25 Instansi yang terdiri dari 12 ribu pegawai akan dipindahkan ke IKN melalui beberapa tahap.
Baca SelengkapnyaCalon Anggota DPD asal NTT Gugat Hasil Pemilu ke MK
46 hari lalu
El Asamau menduga ada kecurangan dalam proses penghitungan suara pemilihan senator di Nusa Tenggara Timur.
Baca SelengkapnyaKomeng Raih 5,3 Juta Suara, 'Juara' DPD Jawa Barat
47 hari lalu
Komedian Alfiansyah Komeng menjadi pemenang perolehan suara DPD daerah pemilihan Jawa Barat dengan mengumpulkan 5,3 juta suara lebih.
Baca SelengkapnyaRaih 5,3 Juta Suara, Komeng Dipastikan Lolos ke DPD RI
47 hari lalu
Komedian Alfiansyah Komeng dipastikan lolos ke Senayan.a memperoleh 5.399.699 suara, dari 27 kabupaten/kota Se - Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaEmpat Calon Anggota DPD Jawa Barat dengan Suara Terbanyak, Komeng Unggul Telak
48 hari lalu
Rapat pleno terbuka yang dipimpin Komisioner KPU Jawa Barat Ahmad Nur Hidayat mengesahkan hasil rekapitulasi calon anggota DPD.
Baca Selengkapnya