Yudhoyono Bentuk Tim Khusus Urusi Legislasi yang Macet  

Reporter

Editor

Kamis, 23 Juni 2011 16:09 WIB

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk tim khusus untuk mengurusi percepatan pembahasan rancangan undang-undang. Selama ini, pembahasan rancangan undang-undang di DPR seringkali molor dan ditengarai karena kesalahan Pemerintah maupun Dewan.

"Presiden akan membentuk tim khusus untuk memantau perkembangan masalah legislasi khusus dengan DPR. Jadi, kalau ada yang macet-macet, langsung direct kepada Presiden," kata Wakil Ketua DPR Anis Matta di Gedung DPR, Kamis 23 Juni 2011.

Anis bersama pemimpin DPR lainnya sebelumnya mengikuti rapat konsultasi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara. Rapat konsultasi membahas tiga topik, yakni soal moratorium pengiriman tenaga kerja, moratorium pemekaran wilayah, dan legislasi.

Ditanya siapa saja anggota tim, Anis mengaku tidak tahu. Yang pasti, Presiden SBY menunjuk langsung tim itu dan dalam melaksanakan tugasnya akan bertemu dan berkoordinasi dengan pemimpin Dewan. "Satu orang yang disetujui Presiden. Nanti yang mengkoordinir menteri-menteri. Kalau ada (undang-undang) yang macet bisa dibicarakan langsung dengan Presiden," ujarnya.

Anis mengatakan, pembentukan tim khusus ini diharapkan membantu proses perampungan sejumlah rancangan undang-undang yang selama ini berlarut di DPR dan tak kunjung usai. "Salah satunya ya RUU OJK dan BPJS," kata legislator Partai Keadilan Sejahtera ini.

Ia mengatakan rapat konsultasi itu tidak membahas secara rinci soal kendala apa saja yang menghambat pembahasan undang-undang. Rapat hanya berusaha mencari solusi untuk mempercepat molornya pembahasan legislasi.

"Solusi yang diusulkan Ketua DPR adalah ada satu orang yang secara khusus ditunjuk oleh Presiden," ujar Anis. "Kalau ada yang macet dalam pembahasan, itu bisa langsung berhubungan dengan Presiden dan tidak berhenti di menteri."

MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

7 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya