Komnas HAM Selidiki Pelanggaran Tambang Pasir Besi Lumajang  

Reporter

Editor

Minggu, 12 Juni 2011 13:06 WIB

Seorang penambang pasir menyeberang aliran lahar di desa Pasru Jambe, Kecamatan Pasrujambe, Lumajang, Jawa Timur,(19/9). ANTARA/Cucuk Donartono

TEMPO Interaktif, Lumajang - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) turun ke Desa Wotgalih, Yosowilangun, Lumajang, Jawa Timur, menyelidiki sengketa tambang pasir besi di pesisir Pantai Selatan desa setempat. Salah satu dari sebelas anggota komisioner Komnas HAM, Kabul Supriyadi, melakukan konsultasi publik dengan ratusan warga desa setempat di Balai Desa Wotgalih, Minggu, 12 Juni 2011.

Kabul Supriyadi didampingi tiga orang anggotanya dari Sub Komisi Bagian Pemantauan dan Penyelidikan, Sriyana, Nurjaman, dan Bayu Pamungkas. Di hadapan ratusan warga, Kabul mengatakan, Komnas HAM bukanlah advokat dari Forum Silaturahmi Warga Desa Wotgalih yang menentang keberadaan tambang pasir besi PT Aneka Tambang.

"Kami juga bukan advokat PT Aneka Tambang, bukan pembela Bupati ataupun Kapolres Lumajang," kata Kabul.

Menurut Kabul, Komnas HAM turun ke Lumajang untuk menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia. "Kami turun ke Lumajang karena ada pengaduan," kata Kabul. "Sesuai dengan UU Nomor 39/ 1999 tentang HAM, kami wajib merespon jika ada warga negara yang merasa terusik HAM-nya."

Komnas HAM hendak menyelidiki dampak eksplorasi dan eksploitasi PT Aneka Tambang pada kehidupan masyarakat. Apa yang dilakukan PT Aneka Tambang cenderung menciptakan kemaslahatan dan kemakmuran masyarakat. "Atau justru menimbulkan persoalan bagi kehidupan masyarakat," kata Kabul.

Ketika Kabul bertanya dampak penambangan, ratusan warga secara serempak menjawab jika tambang pasir besi tidak memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat. "Tak ada manfaatnya buat kami," kata warga.

Koordinator Forum Silaturahmi Warga Desa Wotgalih, Agus Sutiyono, di hadapan anggota Komnas HAM menyatakan bahwa perjuangan warga desa setempat menentang tambang pasir besi ini sudah berjalan setahun lebih. Menurut Agus, warga resah dengan konflik di tengah masyarakat soal tambang pasir besi itu.

Agus juga mengatakan jika pemerintah dan DPRD cenderung membela investor. "Masyarakat dipojokkan," kata Agus.

Sejumlah intimidasi, pemaksaan dialami warga penentang tambang pasir besi. "Kerja sama serta rekayasa di tingkat peradilan Kabupaten Lumajang juga terjadi," kata Agus. Intimidasi, kata Agus, juga dilakukan TNI Angkatan Udara.

Dari pantauan Tempo, saat ini Komnas HAM terus menggali informasi seputar persoalan yang dihadapi masyarakat Desa Wotgalih berkaitan dengan kisruh tambang pasir besi di desa setempat. Dialog serta tanya jawab antara Komnas HAM dan warga terus berlangsung hingga berita ini dilaporkan.

DAVID PRIYASIDHARTA

Berita terkait

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

6 hari lalu

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

Celios memaparkan akan ada dampak buruk ekonomi dan lingkungan jika pemerintah memberikan izin tambang untuk ormas keagamaan.

Baca Selengkapnya

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

11 hari lalu

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

Kontrak Freeport adalah salah satu kontrak pertambangan terbesar dan paling signifikan di dunia, yang terletak di Provinsi Papua, Indonesia.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

12 hari lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

13 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

16 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

17 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

18 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

22 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

24 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

26 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya