Radio yang Dinilai Menolak Putar Indonesia Raya Itu Kesambar Petir
Reporter
Editor
Jumat, 10 Juni 2011 16:40 WIB
Magno Radio
TEMPO Interaktif, Balikpapan - Pengelola radio komunitas Ibnul Qoyyim di Balikpapan, Kalimantan Timur, berhenti melakukan siaran dakwah sejak beberapa hari terakhir. Perangkat elektronik di radio yang dinilai menolak memutarkan lagu Indonesia Raya tersebut rusak setelah tersambar petir baru-baru ini.
“Pemancarnya rusak sehingga tidak bisa siaran,” kata pengurus Bidang Operasional radio Ibnul Qoyyim, Wahyu, kepada Tempo, Jumat, 10 Juni 2011.
Komisi Penyiaran Indonesia sebelumnya menyatakan radio Ibnul Qoyyim menolak memutar lagu kebangsaan Indonesia Raya. Menurut Komisi Penyiaran Indonesia, Ibnul Qoyyim menolak memutarkan Indonesia Raya karena lagu itu dianggap tidak sesuai dengan syariat Islam. Penolakan pemutaran lagu kebangsaan itu diketahui ketika Komisi Penyiaran Indonesia melakukan evaluasi di Balikpapan.
Wahyu mengatakan berhentinya siaran radio tidak ada kaitannya dengan permasalahan dengan Komisi Penyiaran Indonesia. Dia menyebutkan perwakilan Komisi Penyiaran Indonesia sudah melihat sendiri kondisi perangkat elektronik yang mesti memperoleh penggantian sirkuit elektroniknya.
Wahyu mengaku masih menunggu pemesanan perangkat elektronik transitor yang dibeli langsung dari Jakarta. Ia akan memperbaiki sendiri perangkat pemancar radio yang disebutnya hanya butuh penggantian transitor. “Bisa diperbaiki sendiri, hanya butuh dana Rp 500 ribu saja,” tuturnya.
Namun, Wahyu tidak berani menjamin siaran radio Ibnul Qoyyim akan berjalan normal seperti sediakala lagi. Dia memperkirakan ada kerusakan tambahan yang baru diketahui saat pemasangan transitor pemancar radio.
Wahyu mengaku sebagai pihak luar pondok pesantren yang bertugas sebagai teknisi radio Ibnul Qoyyim. Oleh karenanya, ia menolak berkomentar sehubungan permasalahan antara pengelola radio dengan Komisi Penyiaran Indonesia.
Berdasarkan pengamatan Tempo, tidak ada aktivitas siaran di Ibnul Qoyyim. Dalam ruangan seluas 4x4 meter berpendingin udara itu, terlihat dua orang penyiar radio serta perangkat pemancar yang terbongkar di lantai ruang siar radio Ibnul Qoyyim. Kedua penyiar hanya menggeleng pelan saat disinggung permasalahan dengan Komisi Penyiaran Indonesia tersebut.
Tempo hanya ditemui penyiar radio yang mengaku bernama Zobur di ruangan siar. Dia pun tidak banyak memberikan informasi saat teleponnya berulang kali berdering ketika sedang menemui wartawan. Usai menerima telepon, Zobur mendadak bungkam tentang kegiatannya di Ibnul Qoyyim.