Perubahan Iklim Ancam Sumber Daya Perikanan di Asia Pasifik  

Reporter

Editor

Senin, 6 Juni 2011 11:44 WIB

Pelelangan ikan Muara Angke, Jakarta, Minggu (18/10). Pemerintah menargetkan kenaikan kontribusi sektor perikanan terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 4% pada 2014, saat ini kontribusi sektor ini masih 2,7% terhadap PDB. TEMPO/Tri Handiyatno

TEMPO Interaktif, Denpasar - Perubahan iklim mengancam kualitas sumber daya kelautan dan perikanan di negara-negara Asia Pasifik. Hal itu ditandai dengan menurunnya keanekaragaman hayati, khususnya di kawasan laut.

Persoalan tersebut akan mengakibatkan rentannya ketahanan pangan. “Dampaknya sudah terasa pada kehidupan nelayan dan industri perikanan,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gellwyn Jusuf, usai pembukaan Pertemuan Kelompok Kerja Sumber Daya Konservasi Kelautan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) ke-22 di Kuta, Bali, Senin, 6 Juni 2011.

Masalah itu akan menjadi kajian dalam pertemuan yang akan mempertemukan dua kelompok kerja, yakni kelompok perikanan dan kelompok pelestarian sumber daya kelautan. “Kita berharap hasil kajian akan makin aplikatif untuk merespon tantangan di wilayah ini,” ujarnya.

Isu ketahanan (KTT) Ketahanan Pangan dalam kaitannya dengan sektor perikanan telah diajukan Indonesia dalam World Summit on Food Security (WSFS) ke-137 Dewan Food and Agriculture Organization (FAO) Oktober 2009.

Pemenuhan gizi, seperti yang ditekankan Delegasi RI (Delri) dalam pertemuan ke-137 Dewan FAO tersebut, dapat diperoleh dari sektor perikanan yang juga merupakan salah satu sumber pemenuhan gizi dan protein.

Berdasarkan statistik antara tahun 2005 hingga 2008, produksi perikanan Indonesia mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 8,24 persen dari 6,87 juta ton pada tahun 2005 menjadi 8,71 juta ton pada tahun 2008.

Produksi perikanan tersebut sebagian besar digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan telah diolah menjadi produk olahan. Adapun penyediaan ikan untuk konsumsi meningkat rata-rata per tahun 7,78 persen dari 23,95 kilogram per kapita per tahun pada tahun 2005 menjadi 29,98 kilogram per kapita per tahun pada tahun 2008.

Diharapkan penyediaan ikan untuk konsumsi dapat sejajar dengan negara Asia lainnya, seperti Jepang sebesar 110 kilogram per kapita per tahun, Korea Selatan sebesar 85 kilogram per kapita per tahun dan Thailand sebesar 35 kilogram per kapita per tahun.


Sementara itu, Ulises Munaylla dari Peru yang memimpin kelompok kerja sumber daya kelautan APEC menyebutkan, integrasi antara isu perikanan dan sumber daya kelautan akan membuat fokus masalah menjadi lebih jelas. “Tugas kami adalah menerjemahkan kesepakatan di tingkat pemimpin negara menjadi langkah yang lebih riil,” ujarnya.


ROFIQI HASAN


Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

5 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

16 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

20 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

23 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

27 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

27 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

31 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

33 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

39 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

40 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya