TEMPO Interaktif, Jakarta:Amirul Majelis Mujahidin Indonesia Abu Bakar Ba'asyir merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1423 H hari ini, Kamis (5/12). Pria yang ditangkap polisi karena diduga terlibat pengeboman di berbagai daerah ini melaksanakan salat Idul Fitri di halaman parkir RS Kramat Jati bersama 50 orang pendukungnya. Ba'asyir tampak sehat dan tidak terlihat loyo. Ia mengenakan kopiah putih, sorban putih yang dikalungkan serta jubah panjang berwarna putih. Usai salat, ketika ditanya wartawan, ia mengatakan bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Mengenai dipilihnya 1 Syawal hari ini, Ba'asyir mengatakan bahwa dari dalil-dalil yang ada dan perhitungan yang paling kuat mengatakan 1 Syawal jatuh pada hari ini. “Itu menurut hasil rukyat dari seluruh Indonesia,” ujar dia sambil berjalan memasuki rumah sakit dengan di kawal polisi dan para pengikutnya. Kepada kaum muslim Ba'asyir berpesan, ”Teruslah berjuang menghadapi orang-orang yang menzalimi umat Islam.” Para wartawan tidak bisa banyak mewawancarai pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki Solo ini karena ketatnya penjagaan. Pada salat Idul Fitri itu, yang menjadi imam dan khotib adalah Sobarin Syukur, Sekjen Majelis Mujahidin. Dalam isi ceramahnya Sobarin antara lain menyerukan kepada umat Islam Indonesia untuk bersatu dan memboikot produk Amerika serta sekutunya. Ia juga menuntut pemutusan hubungan diplomatik dengan Amerika dan sekutunya serta menuntut DPR dan MPR mengimpeachment Megawati karena dinilai telah menjual kedaulatan bangsa dan negara. Pada saat Sobarin berceramah, para pendukung Majelis Mujahidin berbaris memagari tempat salat dengan pakaian hitam. Mereka memakai kaos bergambarkan Ba'asyir yang bertuliskan “Imam Kaum Tertindas, Lawan Imperialis Amerika." Ba'asyir sendiri berada di baris depan, tepat di belakang imam, saat melakukan salat. (Wahyu Mulyono-Tempo News Room)