Perintah Tangkap Bimantoro dan Sofyan Jacoeb Tidak Sesuai Prosedur

Reporter

Editor

Senin, 8 Desember 2003 13:34 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengamat Militer MT Arifin berpendapat, perintah Presiden Abdurrahman Wahid kepada Menkopolsoskam Agum Gumelar dan Wakil Kapolri Komjen Chaerudin Ismail untuk menangkap Kapolri (non-aktif) Jenderal (pol) Surojo Bimantoro dan Kapolda Irjen pol Sofyan Jacoeb, tidak tepat karena tidak sesuai aturan atau prosedur.

MT Arifin mengatakan hal tersebut kepada wartawan di sela-sela seminar bertajuk “Sidang Istimewa MPR RI 2001 dan Masa Depan Bangsa” yang digelar oleh Institute for Policy Studies (IPS) di Hotel Ambhara Jakarta, Kamis (12/7). “Langkah-langkah Presiden Wahid tidak tepat. Kalau menghadapi jenderal yang membangkang, mestinya ditangkap terlebih dahulu baru diumumkan. Jadi, bukan diumumkan dulu baru ditangkap seperti yang disampaikan Yahya Staquf siang ini,” kata MT Arifin yang menjadi pembicara dalam seminar tersebut.

Sikap Presiden Wahid tersebut, katanya, menujukkan bahwa dia tidak tahan mengelola sebuah organisasi polisi atau militer. Sebab, menurut prosedur yang berlaku di kepolisian atau kemiliteran, jika ingin menangkap jenderal-jenderal yang dianggap membangkang presiden harus melakukan koordinasi dengan polisi militer. “Jadi mestinya Presiden Wahid bukan memerintahkan Menkopolsoskam dan Wakappolri, tetapi seharusnya Polisi Militer,” kata MT Arifin.

Kebijakan Presiden Wahid yang diumumkan oleh Yahya C.Staquf kepada wartawan di ruang wartawan Binagraha hari ini, katanya, semakin menimbulkan polemik karena keputusan tersebut berkaitan dengan pelaksanaan sidang istimewa 1 Agustus mendatang. Bahkan, MT Arifin memandang langkah Presiden Wahid tersebut merupakan cara untuk mengeluarkan dekrit dengan dukungan dari pimpinan Polri dan TNI. “Dengan dikeluarkannya dekrit, maka MPR pun tidak bisa meng-impeach- nya,” katanya.

Selain itu, MT Arifin pun menduga adanya laporan-laporan kepada Presiden Wahid yasng membuat mantan Ketua PBNU tersebut tersinggung. Akhirnya, dia mengeluarkan perintah menangkap Bimantoro dan Sofyan Jacoeb dengan alasan in-subordinasi.

Pendapat senada dikemukan pengamat militer lainnya, Salim Said. Tindakan Presiden Wahid tersebut,katanya, menimbulkan masalah-masalah baru karena tidak mengikuti aturan-aturan yang ada di Polri. Padahal, pemerintah dibawah pimpinan Presiden Wahid tidak cukup kuat untuk melaksanakan tugas-tugasnya dalam memberhentikan Kapolri. Hal tersebut menandakan, pemerintah tidak mempunyai wibawa di mata aparatnya sendiri. “Buktinya, Kapolri yang sudah diberhentikan masih saja menduduki posisinya sebagai Kapolri. Bahkan, dia bisa memperoleh cuti 10 hari,” ujar Salim Said.

Advertising
Advertising

Di akhir wawancaranya, Salim mengajak wartawan untuk sama-sama memperhatikan sebuah proses akibat tindakan Presiden Wahid yang tidak berhasil memberhentikan Kapolri Jendral Surojo Bimantoro secara nyata. “Jadi selanjutnya, kita lihat apakah Menkopolsoskam atau Wakapolri dapat menindak atau menangkap Surojo Bimantoro dan Sofyan Jacoeb, kita lihat saja,” katannya menandaskan. (Siti Marwiyah)

Berita terkait

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

4 menit lalu

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

5 menit lalu

Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

Hamas merilis video terbaru dua sandera yang masih hidup dan sehat.

Baca Selengkapnya

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

5 menit lalu

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

Golkar bilang KIM tidak pernah membahas penolakan terhadap PKS jika ingin bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

8 menit lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

18 menit lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Tiket Konser Sheila on 7 di Makassar Ludes dalam 1 Jam, Besok War untuk Pekanbaru

19 menit lalu

Tiket Konser Sheila on 7 di Makassar Ludes dalam 1 Jam, Besok War untuk Pekanbaru

Seluruh tiket konser Sheila on 7 di Makassar sudah habis terjual hanya dalam 1 jam.

Baca Selengkapnya

Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

30 menit lalu

Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

Selain meninggalkan istri dan dua anak, Joko Pinurbo meninggalkan warisan karya-karya puisi. berikut beberapa di antaranya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

37 menit lalu

LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

Simak cara daftar beasiswa LPDP di Northeastern University.

Baca Selengkapnya

Dua Tersangka Tewasnya Remaja di Hotel Senopati Buka Jasa Open BO, Korban Diberi Inex dan Sabu

52 menit lalu

Dua Tersangka Tewasnya Remaja di Hotel Senopati Buka Jasa Open BO, Korban Diberi Inex dan Sabu

Polisi menangkap dua tersangka tewasnya seorang remaja di sebuah hotel di Senopati. Mereka membawa dua remaja ke hotel itu untuk open BO.

Baca Selengkapnya

Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

54 menit lalu

Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

Harga emas PT Aneka Tambang atau emas Antam stagnan di level Rp 1.326.000 per gram dalam perdagangan Ahad, 28 April 2024

Baca Selengkapnya