TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar menjanjikan pendaftaran hak atas kekayaan intelektual (HAKI) bisa dilakukan lebih cepat. Ia mengaku pada 3 bulan pemerintah telah mampu menyelesaikan 50 ribu pendaftar. Namun, tetap masih ada ribuan tunggakan yang menumpuk. "Nanti di 2011 ini kita pakai crash program untuk menyelesaikan pendaftaran," kata Patrialis dalam sambutan konvensi nasional HAKI 2011 di Istana Negara, Selasa (26/4).
Ia mengaku tunggakan itu mencapai 5.000 pengajuan yang belum selesai diproses. Namun, ia menjanjikan percepatan itu dengan kerja lembur. Proses pengajuan HAKI, kata Patrialis, tidak susah dan prosesnya cepat. "Kalau hanya hak cipta sekarang daftar langsung keluar. Tapi, jika berkaitan dengan hak paten memang lama dan hati-hati," katanya. Selama ini, kendala yang sering terjadi pada proses pendaftaraan HAKI adalah kurangnya persyaratan administrasi yang diajukan.
Patrialis juga menjamin tidak ada pungutan yang berlebihan. Ia menjelaskan biaya yang harus dibayar dalam memproses HAKI ini sudah tertulis jelas saat mengurusnya. Pemerintah telah bertekad membebaskan masyarakat dari pungutan ilegal. "Tidak mahal, sudah ada Pendapatan Negara Bukan Pajak yang tertulis besar-besar," ujarnya. Selain itu, pemerintah juga memperbaiki sistemnya. Mungkin semula birokrasinya agak panjang, akan diperpendek.
Soal penegakan hukum, Patrialis mengatakan pemerintah memiliki tekad untuk memberikan jaminan. Ia mengaku saat ini sedang berkoordinasi dengan Kepolisian, Kejaksaan, Mahkamah Agung, dan Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. "Nanti kita juga akan rapat koordinasi," katanya. Dalam kesempatan itu, pemerintah juga menunjuk penyanyi sekaligus pencipta lagu Melly Goeslaw menjadi duta HAKI.
Melly mengatakan akan bersosialisasi ke sekolah untuk menerangkan HAKI itu apa, hak karya cipta dan sanksi pembajaknya. Ia akan terus mengkampanyekan anti-pembajakan karena bukan hanya masyarakat, tapi juga pelaku industri sendiri banyak yang belum paham HAKI. Ia merasa prihatin pembajakan atas karya musik dan film.
Melly mengungkapkan, kerugian atas pembajakan itu bisa mencapai angka miliaran. "Bayangin aja, tahun 1990-an itu kaset bisa (laku) 2 juta kopi. Sekarang, 20 ribu kopi itu bisa satu tahun. Dulu saya waktu album pertama, 1.000 kopi itu sehari. Jadi bisa dibayangkan kerugian buat komposer, pemegang HAKI, dan juga buat negara juga," kata Melly.
EKO ARI WIBOWO