Fraksi Demokrat Janji Revisi UU Takkan Lemahkan KPK

Reporter

Editor

Senin, 25 April 2011 18:16 WIB

Koordinator Monitoring dan Investigasi Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (MaPPI) Fakultas Hukum Indonesia Muhammad Hendra Setiawan (kiri), Peneliti Divisi Investigasi ICW Tama Satya Langkun (tengah) dan Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan ICW Febridiansyah saat jumpa pers terkait rencana revisi UU KPK oleh DPR, di kantor ICW, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO Interaktif, Jakarta - Fraksi Demokrat di Komisi III DPR berjanji Revisi Undang-undang KPK takkan lemahkan institusi pemberantas koruptor itu. Anggota Komisi III dari Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsudin, menyatakan bahwa pihaknya justru akan memperjuangkan agar KPK memiliki kekuatan lebih untuk memberantas korupsi. "Seperti misalnya bagaimana supaya KPK memiliki penyidik sendiri dan perwakilan di daerah," ujarnya saat dihubungi Tempo, Senin 25 April 2011.

Revisi UU KPK sendiri dipermasalahkan oleh Indonesia Corruption Watch. ICW menilai bahwa undang-undang ini merupakan bentuk serangan kepada KPK dari Senayan. Dalam temuannya, ICW mengatakan terdapat delapan dari sepuluh poin revisi tersebut yang mengindikasikan pelemahan kepada KPK.

Delapan poin itu adalah: tumpang tindih dan "rebutan" perkara korupsi antar institusi penegak hukum; prosedur KPK melakukan penyadapan; kewenangan menerbitkan SP3; efektifitas pelaksanaan tugas
KPK dan kemungkinan peninjauan ulang kewenangan KPK; peningkatan fungsi pencegahan KPK; pelaksanaan koordinasi dan monitoring KPK terhadap penyelenggaraan pemerintahan; mekanisme pergantian antar waktu pimpinan KPK; efektifitas atau rencana peninjauan konsep kolektif dalam pengambilan keputusan KPK.

ICW mengatakan hanya dua poin yang dinilai dapat memberikan keleluasaan bagi KPK untuk terus memberantas korupsi. Kedua poin. itu adalah :Kemungkinan KPK mempunyai penyidik sendiri; dan perwakilan KPK di daerah.

Terhadap tudingan ICW ini, Didi menyayangkan jika memang terdapat agenda dari DPR untuk memberangus kewenangan KPK. "Tidak ada alasan bagi DPR untuk memperlemah KPK, karena KPK kita bentuk dalam kondisi darurat untuk menghentikan kasus korupsi di negara ini," ujarnya.

Ia mengatakan, fraksinya akan mempertahankan setidaknya kewenangan KPK seperti apa yang dimiliki sekarang. Misalnya,"Kewenangan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan akan kami perjuangan supaya tidak diperlemah. Minimal seperti yang ada sekarang. KPK sebagai koordinator pemberantasan korupsi juga tak bisa diubah," ujarnya.

FEBRIYAN

Berita terkait

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

13 April 2023

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

Agama tidak hanya hadir sebagai ritualitas pada individu, akan tetapi memiliki dampak yang jauh lebih luas

Baca Selengkapnya

RUU Papua Barat Daya Disetujui Dibawa ke Pembahasan Tingkat II

13 September 2022

RUU Papua Barat Daya Disetujui Dibawa ke Pembahasan Tingkat II

Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pembentukan Provinsi Papua Barat Daya telah selesai pada pembahasan tingkat I. #InfoTempo

Baca Selengkapnya

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

7 Oktober 2021

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

Moncernya karier dan tingginya popularitas Ridwan membuat sejumlah partai mendekatinya. Berikut jejak kedekatan Ridwan Kamil dan sejumlah parpol

Baca Selengkapnya

Vokalis Seringai Tolak RUU Permusikan: Mengekang Kreativitas

31 Januari 2019

Vokalis Seringai Tolak RUU Permusikan: Mengekang Kreativitas

Selain tak diperlukan, vokalis band Seringai, Arian, juga menilai RUU permusikan punya banyak pasal-pasal karet yang mengekang kreativitas.

Baca Selengkapnya

Cina Godok RUU Larangan Transfer Teknologi Paksa

28 Desember 2018

Cina Godok RUU Larangan Transfer Teknologi Paksa

Pemerintah Cina telah mengusulkan larangan transfer teknologi paksa dan campur tangan pemerintah secara ilegal dalam operasional perusahaan asing.

Baca Selengkapnya

Senat Lousiana Amerika Setuju RUU Larang Seks dengan Hewan

13 April 2018

Senat Lousiana Amerika Setuju RUU Larang Seks dengan Hewan

Senat negara bagian Louisiana, Amerika Serikat menyetujui RUU larang manusia berhubungan seks dengan hewan.

Baca Selengkapnya

Mengurai Kasus Dokumen Palsu JR Saragih

19 Maret 2018

Mengurai Kasus Dokumen Palsu JR Saragih

Kasus dokumen palsu yang menjerat bakal calon Gubernur Sumatera Utara Jopinus Ramli Saragih atau JR Saragih terus bergulir.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat Siapkan AHY sebagai Pemimpin Baru Setahun Lalu

12 Maret 2018

Partai Demokrat Siapkan AHY sebagai Pemimpin Baru Setahun Lalu

Pada acara puncak Rapimnas Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhono atau AHY mengajak generasi muda bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

AHY Berpidato, Demokrat: Kami Tawarkan AHY sebagai Pemimpin Baru

12 Maret 2018

AHY Berpidato, Demokrat: Kami Tawarkan AHY sebagai Pemimpin Baru

Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan optimistis pidato politik AHY mampu mendorong elektabilitasnya sebagai pemimpin.

Baca Selengkapnya