Ganjar: Tanah Kebumen itu 'Danger Zone'  

Reporter

Editor

Jumat, 22 April 2011 11:56 WIB

Ganjar Pranowo (kanan).TEMPO/Wahyu Setiawan
TEMPO Interaktif, Kebumen - Anggota DPR Ganjar Pranowo mengatakan, dia menemukan fakta, tanah sengketa yang memicu konflik warga Kebumen dan TNI AD belum ada yang memilikinya secara sah. Hal ini diketahui dari tidak adanya dokumen legal terkait kepemilikan tanah, baik oleh warga maupun TNI. Dia sudah melihat lokasi sengketa tanah Urut Sewu Kebumen di lokasi bentrokan di Desa Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen, Jawa Tengah.

Ganjar mempertanyakan, apakah luasan lahan yang diperlukan TNI untuk latihan sepanjang dan seluas tanah di Urut Sewu itu. Kalau untuk latihan senjata kaliber besar, menurutnya lahan tersebut sudah tidak cocok karena dekat dengan permukiman. Menurut dia, tanah itu statusnya tak jelas karena digunakan untuk latihan TNI dan lahan pertanian warga. Kalau untuk latihan, sebaiknya menjadi restricted area. "Ini danger zone, bagaimana kalau ada petani yang cangkulnya menebas mortir," katanya.

Terkait dugaan ada bisnis TNI di daeah itu, Ganjar melihat konflik kemarin belum ada kaitan antar-keduanya. Hanya, potensi konflik terkait penambangan pasir besi bisa terjadi di masa datang jika persoalan kepemilikan lahan tidak segera dipenuhi. Ia menilai, ada potensi ekonomi politik yang cukup besar di daerah itu. Selain untuk pertanian yang bisa sangat menghasilkan, pasir besi di daerah itu juga berpotensi menjadi bisnis yang cukup menjanjikan. "Kalau memang ada indikasi bisnis TNI, ini perlu diuraikan lagi," katanya lagi.

Ganjar juga meminta KASAD George Toisutta dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo bisa menahan diri agar tak mengeluarkan pernyataan yang membuat suasana memanas kembali. Menurutnya, kondisi masyarakat di Setrojenar masih ketakutan dengan sosok tentara. Dia juga mengatakan, TNI juga membutuhkan tempat latihan yang bagus. "Kalau di Ambalat takut, di Somalia takut, bagaimana nanti ke depannya," ujarnya.

Senada dengan Ganjar, Ketua DPRD Kebumen Budi Hianto Susanto juga menemukan tidak adanya bukti kepemilikan tanah atau sertifikat kedua belah pihak menjadi awal sengketa tanah. "Ke depan saya inginkan solusi permanen, agar masalah ini tidak berlarut-larut," katanya.

ARIS ANDRIANTO


Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

17 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

33 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

39 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

16 Januari 2024

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

pendaftaran online Akademi Militer atau Akmil akan dibuka pada 1 Februari 2024

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

23 Juli 2018

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal M. Sabrar menjelaskan soal pengangkatan menantu AM Hendropriyono, Andika Perkasa menjadi Pangkostrad.

Baca Selengkapnya

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

23 Juli 2018

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

Serah terima jabatan itu, kata KASAD Jenderal Mulyono, untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan dan penyegaran di tubuh TNI AD.

Baca Selengkapnya

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

22 Juli 2018

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

Tiga orang Letnan Dua Cpn, Puspita Ladiba, Feny Avisha dan Tri Ramadhani akan menjadi juru terbang perempuan pertama di lingkungan TNI AD.

Baca Selengkapnya