Sedikitnya 200 rumah di kelurahan itu terendam banjir. Tidak hanya itu, banjir juga merendam sekitar 900 hektare lahan pertanian, dan menghanyutkan ratusan hewan peliharaan warga.
Banjir yang melanda wilayah itu terjadi secara mendadak. Warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang di rumah mereka. Bahkan, sebagian warga harus dievakuasi karena pemukiman mereka direndam banjir dengan ketinggian 1,5 meter hingga 2 meter.
"Banjir melanda sejak pagi. Kami tidak sempat menyelamatkan barang-barang,” kata Kepala Desa Oesao Filipus Saduk kepada wartawan.
Filipus menjelaskan, dalam sepekan ini wilayahnya sudah dua kali dilanda banjir. Bahkan banjir kali ini lebih parah dari sebelumnya.
Filipus juga mengatakan, 900 hektare lahan pertanian yang terendam merupakan lahan tanaman padi yang siap panen. Tanaman padi tersebut terancam gagal panen.
Sementara itu, di Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Timur, banjir merendam sedikitnya 50 rumah dan ratusan hektare tanaman padi yang juga siap panen. "Banjir yang terjadi akibat meluapnya kali di desa itu," kata Tomi Da Silva, warga setempat.
Banjir juga menyebabkan ruas jalan Trans Timor yang menghubungkan Kupang menuju Timor Leste tergenang air setinggi satu meter, dan mengganggu arus lalu lintas.
Sampai berita ini dikirim hujan deras masih melanda Kupang dan sekitarnya.
Seperti diberitakan sebelumya, sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dilanda cuaca yang tidak menentu akibat badai errol. YOHANES SEO.