Kontrak Baru Koalisi Atur Partai Pembangkang

Reporter

Editor

Senin, 18 April 2011 09:58 WIB

Seketariat Gabungan (Setgab) Partai Koalisi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa mengatakan kontrak baru partai koalisi mengandung dua poin tambahan. Salah satunya berkaitan dengan akibat yang bakal ditanggung partai pembangkang kesepakatan di koalisi. "Tambahan itu sebenarnya sederhana," kata Hatta dalam wawancara khusus Tempo di rumah dinasnya di Kompleks Widya Chandra, akhir pekan lalu.

Hatta menguraikan, poin pertama dari kontrak tambahan itu menegaskan bahwa koalisi akan mengupayakan dialog bila ada perbedaan pendapat soal isu strategis. Bila ada partai yang masih berbeda pendapat setelah dialog, "Berarti dia tidak bisa bersama-sama lagi," kata Hatta, yang juga Menteri Koordinator Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu II.

Poin keduanya, menurut Hatta, kontrak baru menyebutkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa menggunakan hak prerogatifnya untuk merombak kabinet (reshuffle). "Apabila sangat dipandang perlu, Presiden berhak mengurangi jatah menteri," ujar Hatta.

Meski perombakan kabinet sudah menjadi hak Presiden, menurut Hatta, aturan tersebut tetap dicantumkan dalam pasal kontrak baru koalisi sebagai penegasan.

Dalam salinan draf kontrak koalisi yang diperoleh Tempo, kedua poin tambahan itu tercantum pada butir kelima dan keenam. Penggalan akhir butir kelima draf kontrak itu, misalnya, menyebutkan, "Apabila pada akhirnya tidak ditemukan solusi yang disepakati bersama, maka parpol yang bersangkutan mengundurkan diri dari koalisi partai dan selanjutnya menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden untuk mengambil keputusan menyangkut keberadaan perwakilan partai yang berada dalam kabinet,"

Dari enam partai koalisi pendukung pemerintahan Yudhoyono, tinggal Partai Keadilan Sejahtera yang belum membubuhkan paraf (tanda persetujuan) di atas draf kontrak berisi delapan butir kesepakatan itu.

Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, mengatakan partainya paling lama membahas draf kontrak karena ingin memastikan semua pihak yang berkoalisi memiliki penafsiran seragam atas draf kontrak koalisi yang disusun Yudhoyono itu. "Lebih baik berpahit-pahit di awal daripada di tengah jalan harus berbeda pendapat," kata Luthfi seusai acara ulang tahun (milad) ke-13 PKS di Gelora Bung Karno, Jakarta.

Di acara yang sama, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan selesainya pembahasan draf kontrak koalisi oleh PKS merupakan perkembangan yang patut diapresiasi. "Ini perkembangan baru yang segar. Seluruh partai koalisi bisa menerima kesepakatan politik untuk menyempurnakan tata etika untuk memastikan efektivitas pemerintahan," kata Anas.

l DIMAS ADITYO | FEBRIYAN | MUNAWWAROH

Berita terkait

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

20 hari lalu

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

Berikut tanggapan para pengamat politik dan peneliti soal koalisi Prabowo ke depan yang hampir pasti bakal gemuk.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

37 hari lalu

Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

Bamsoet memberikan apresiasi atas pertemuan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud, Arsjad Rasjid dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, saat open house di kediaman Rosan Roeslani.

Baca Selengkapnya

Soal Waktu Penentuan Arah Koalisi, Golkar Tunggu Momentum Demi Kepentingan Terbaiknya

21 Juli 2023

Soal Waktu Penentuan Arah Koalisi, Golkar Tunggu Momentum Demi Kepentingan Terbaiknya

Erwin Aksa memastikan bahwa arah politik Golkar akan selalu berada di pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Kata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi

15 Juli 2023

Kata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi

Anas Urbaningrum dan Gede Pasek sebut Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN belum tentukan arah koalisi untuk Pemilu 2024

Baca Selengkapnya

Airlangga Bilang KIB Belum Bubar Meski PAN Beri Sinyal Merapat ke PDIP

5 Juni 2023

Airlangga Bilang KIB Belum Bubar Meski PAN Beri Sinyal Merapat ke PDIP

Airlangga menyebut dirinya bahkan baru bertemu dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas pada Sabtu malam kemarin.

Baca Selengkapnya

PKB Sebut Golkar Sepakat Gabung KIR, Begini Respons Airlangga

5 Mei 2023

PKB Sebut Golkar Sepakat Gabung KIR, Begini Respons Airlangga

Airlangga menjelaskan, Golkar sedianya sudah membentuk tim teknis untuk koalisi inti.

Baca Selengkapnya

Dua Jam Lebih Bertemu di Istana, Ini yang Dibahas Jokowi dan 6 Ketum Parpol Koalisi

2 Mei 2023

Dua Jam Lebih Bertemu di Istana, Ini yang Dibahas Jokowi dan 6 Ketum Parpol Koalisi

Menurut Airlangga, pertemuan dengan Jokowi ini lebih banyak membahas kondisi perekonomian ke depan. Adakah bahas politik?

Baca Selengkapnya

Politikus PKB Bilang Cak Imin dan Airlangga Bertemu Rabu Besok

2 Mei 2023

Politikus PKB Bilang Cak Imin dan Airlangga Bertemu Rabu Besok

Halalbihalal DPP PKB dan DPP Golkar itu digelar di Resto Plataran Senayan.

Baca Selengkapnya

PAN Yakin Diajak Berkoalisi Partai Lain karena Merepresentasikan Muhammadiyah

30 April 2023

PAN Yakin Diajak Berkoalisi Partai Lain karena Merepresentasikan Muhammadiyah

Bukan hanya jemput bola, Eddy menyebut pihak lain juga berupaya menjangkau PAN untuk berkomunikasi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Bakal Kumpulkan Lagi Ketua Umum Partai Koalisi

26 April 2023

Jokowi Disebut Bakal Kumpulkan Lagi Ketua Umum Partai Koalisi

Sebelumnya pada 2 April 2023, Jokowi juga sudah bertemu dengan lima ketua umum partai koalisi. Tak mengundang Surya Paloh.

Baca Selengkapnya