Presiden Resmikan Pemancangan Tiang Pelabuhan Bojonegara Banten
Reporter
Editor
Rabu, 3 Desember 2003 15:35 WIB
TEMPO Interaktif, Banten: Presiden Megawati Sukarnoputri meresmikan pemancangan tiang pertama pelabuhan internasional Bojonegara di Bojonegara Banten, Rabu (3/12). Presiden dan rombongannya tiba di lokasi dengan menumpang dua helikopter jenis puma milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara dan sebuah helikopter Pelita Air Service. Ikut dalam rombongan itu suami presiden Taufik Kiemas, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro Jakti, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Laksamana Sukardi, Menteri Perhubungan Agum Gumelar, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini Soewandi. Turut menghadiri acara itu Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II Abdullah Syaifuddin dan Gubernur Banten Joko Munandar. Dirut Pelindo mengatakan, pembangunan pelabuhan itu adalah kelanjutan dari proyek yang sempat dihentikan dengan Keputusan Presiden No39 tahun 1997, akibat terpaan krisis. Awalnya proyek itu dibangun pada 1995. Mah, proyek kembali dilanjutkan berdasarkan Keppres tahun 2002.Menteri Laksamana Sukardi mengatakan, proyek itu merupakan implementasi rencana besar BUMN untuk mewujudkan pelabuhan transit internasional di wilayah barat dan program pembangunan pelabuhan uatama (hub port)di wilayah barat dan timur. Untuk wilayah timur akan dibangun pelabuhan teluk Lamong di Surabaya yang dimulai 2004. Total investasi utuk pelabuhan itu adalah Rp 6,5 triliun dengan rincian Rp 3,5 trilun diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan sisanya dari investor. Sedangkan untuk teluk Lamong akan menelan biaya Rp 6 triliun. Dananya berasal dari APBN sebagian diambil dari Anggaran Belanja Tambahan (ABT) tahun 2004 dan sebagian lagi dari APBN 2005 oleh masing-masing departemen terkait. Menurut Laksamana, tahap awal pelabuhan yang rencananya beroperasi awal 2006 itu, akan dibangun di areal seluas 500 hektar yang berupa kawasan industri yang terintegrasi. Namun, luas areal tersebut, katanya, masih bisa diperluas hingga 2.000 hektar. Laksamana mengatakan, adanya pelabuhan itu artinya akan menekan defisit ekspor impor Indonesia. Pasalnya, selama ini produk atau komoditas dari Indonesia lebih banyak menggunakan pelabuhan di Malaysia dan Singapura. "Jadi defisitnya US $ 1,09 miliar," katanya. Di saat terpisah, Deputi Meneg BUMN Ferdinand Nainggolan mengatakan, dengan adanya pelabuhan itu kita bisa menghemat Rp 1 triliun hingga Rp 4 triliun per tahun. Deddy Sinaga - Tempo News Room
Berita terkait
Hasil Piala Asia U-23: Dikalahkan Irak, Timnas Indonesia Gagal Lolos Langsung ke Olimpiade Paris 2024
2 jam lalu
Hasil Piala Asia U-23: Dikalahkan Irak, Timnas Indonesia Gagal Lolos Langsung ke Olimpiade Paris 2024
Timnas Indonesia U-23 harus mengakui keunggulan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 pada Kamis, 2 Mei 2024.