Presiden baru meninggalkan kota Darwin, Jumat, pukul 08.30 pagi waktu Australia. Pejabat negara dari pemerintah negara bagian utara Australia, Peter Farrel, mengatakan bahwa kerusakan pada jendela cockpit, yakni jendelanya tidak bisa menutup, Boeing 737 itu telah menunda jadwal keberangkatan. Sementara itu, teknisi Garuda Indonesia segera berusaha memperbaikinya. Dia mengatakan, Presiden Wahid dan rombongan menggunakan pesawat Boeing 737 itu sebagai pesawat pengganti dari pesawat yang digunakan sebelumnya yang mengalami kerusakan mesin. “Ada perubahan jadwal pada rencana kunjungan kenegaraanya akibat perbaikan pesawat ini. Tapi mobil kepresidenan dan mobil yang mengangkut pasukan pengaman Presiden masih tetap siap siaga,” kata Farrel.
Seperti diketahui, pesawat Garuda Indonesia itu didatangkan khusus dari Jakarta pada Senin (25/6) untuk menggantikan pesawat Boeing 707 dari TNI AU yang mengalami kerusakan pada salah satu mesinnya.
Kunjungan Presiden Wahid ke Australia, yang merupakan kunjungan pertama pemimipin Indonesia dalam 26 tahun terakhir ini, adalah bertujuan untuk meningkatkan kerjasama bilateral yang sempat memburuk karena intervensi pemerintah Australia dalam masalah Tomir Timur pada tahun 1999 yang lalu.
Kedatangan Presiden Wahid di Canberra pada hari Minggu (24/6) sempat tertunda selama tujuh jam, karena ada kebocoran oli pada salah satu mesin pesawat Boeing 707 VIP yang ditumpanginya. Sehingga pesawat tersebut harus mendarat darurat di Darwin, dan membuat jadwal kunjungan Presiden berubah. (AFP/Metro TV/Ervan Fauzi Hilmansah)