Kejaksaan Cianjur: 40 Keluarga Jemaat Ahmadiyah Masuk Islam

Reporter

Editor

Jumat, 11 Maret 2011 13:01 WIB

TEMPO Interaktif, Cianjur - Kepala Kejaksaan Negeri Cianjur yang juga Ketua Badan Koordinasi Pengawasan Paham Aliran dan Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) Cianjur, Amiek Mulandari, mengatakan, salat Jumat bersama yang dilakukan di Masjid Al Ghofur milik Jemaat Ahmadiyah merupakan bentuk pengawasan sekaligus sosialisasi terhadap para jemaat Ahmadiyah.

"Muslim itu tidak boleh terkotak-kotak. Kalau mau beribadah harus bareng-bareng, jangan ada perbedaan," ujar Amiek di Cianjur, Jumat (11/3).

Amiek menambahkan, selain salat Jumat di Masjid Al Ghofur, pengawasan dan sosialisasi juga dilakukan di titik-titik pemukiman jamaah Ahmadiyah di Cianjur. "Khususnya di tempat komunitas jamaah Ahmadiyah di Kecamatan Campaka. Hasilnya, sekitar 40 keluarga saat ini sudah kembali masuk Islam," imbuh Amiek.

"Nanti kita juga akan keliling melakukan salat Jumat di masjid-masjid milik jamaah Ahmadiyah di tempat lain," sambung dia.

Salat Jumat di Masjid Al Ghofur sendiri berlangsung cukup khidmat. Tampil sebagai khatib sekaligus imam adalah Kepala Kepolisian Resor Cianjur, Ajun Komisaris Besar Djoko Hariutomo. Selain Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Kepolisian Resor, hadir pula Komandan Distrik Militer 0608 Cianjur Letnan Kolonel Infanteri Dwi Suharjo.

DEDEN ABDUL AZIZ

Berita terkait

Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

6 Juni 2018

Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

Penyerangan dan pengrusakan terhadap rumah jemaah Ahmadiyah di Grebek, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat terjadi pada 19 dan 20 Mei lalu.

Baca Selengkapnya

Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

21 Mei 2018

Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

Tindakan intoleran terhadap jemaah Ahmadiyah yang baru-baru ini terjadi adalah aksi penyerangan, perusakan, dan pengusiran di Lombok Timur, NTB.

Baca Selengkapnya

Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

21 Mei 2018

Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

Jamaah Ahmadiyah meminta langkah cepat Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi seperti pernyataannya di media sosial.

Baca Selengkapnya

Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

21 Mei 2018

Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

Massa merusak 24 rumah warga Ahmadiyah. Polisi mengevakuasi penduduk ke kantor Kepolisian Resor Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

20 Mei 2018

Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

Setara Institute mengecam persekusi yang menimpa komunitas Jamaah Ahmadiyah di Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

20 Mei 2018

Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

Sekelompok orang melakukan penyerangan, perusakan, dan pengusiran terhadap warga penganut Ahmadiyah di Desa Greneng, Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

25 Juli 2017

Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

Jemaah Ahmadiyah minta dalam kolom agama e-KTP ditulis Islam.

Baca Selengkapnya

Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

24 Juli 2017

Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

Jemaah Ahmadiyah di Kuningan meminta Ombudsman mendorong pemerintah daerah setempat untuk menerbitkan e-KTP bagi warga Manislor yang juga Ahmadiyah.

Baca Selengkapnya

Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

24 Juli 2017

Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendukung jemaah Ahmadiyah untuk tetap mendapatkan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP.

Baca Selengkapnya

Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

14 Juni 2017

Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

Sejak ada SKB tiga menteri, kata Andreas, semakin banyak masyarakat Indonesia yang intoleran.

Baca Selengkapnya