Dua Stasiun Televisi ini Diboikot Dipo Alam  

Reporter

Editor

Selasa, 22 Februari 2011 10:58 WIB

TEMPO/ Nita Dian

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sekretaris Kabinet Dipo Alam hari ini mempertegas kembali pernyataannya mengenai anjurannya kepada kementerian dan lembaga negara untuk memboikot media yang kritis terhadap pemerintah. Dipo pun tidak takut jika pernyataannya itu akan dibawa ke Dewan Pers. "Kenapa saya harus takut, dibawa ke Dewan Pers juga saya siap,"kata dia di Istana Bogor, Selasa (22/2).

Dipo menyebut secara jelas dua media televisi yang merisaukannya yaitu Metro TV dan TV One. Untuk media cetak ia hanya merujuk pada afiliasi media televisi tersebut. "Media cetaknya yang sesuai dengan yang punyanya TV juga," kata Dipo.

Menurut Dipo, ada perbedaan jelas antara pemberitaan yang menjelek-jelekkan pemerintah dengan mengkritik pemerintah. Menjelekkan pemerintah jelas terlihat saat ada tendensi mengungkit atau meningkatkan kebencian dikalangan masyarakat. Tujuan pemberitaan dianggapnya tidak murni lagi. "Saya juga heran baru kemarin saya kritik sekali media, kok rame gitu. Media bukan mengkritik lagi, bahkan menjelek-jelekkan, bisa-bisa saja,"ujarnya.

Ia mencontohkan satu pemberitaan yang menurutnya tendensius yaitu saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan ke Nusa Tenggara Timur. Dua televisi itu memberitakan mengenai penolakan rakyat NTT atas kedatangan presiden.

Padahal menurut dia masyarakat yang turun kejalan hanya segelintir orang. "Ada dua TV yang menyebut bahwa SBY ditolak oleh rakyat NTT. Kalau saya lihat kenyataannya, puluhan ribu yang menjemput dengan senang hati. Ini kan beritanya sudah mendekati kebohongan, sekarang siapa yang bohong. Itu kelihatan diulang-ulang, menunjukkan kebencian gitu,"ujarnya.

Jika ia dikritik harus ngomong secara terukur, kata Dipo, ia pun meminta media melakukan hal yang sama. "Jadi yang sekarang saya juga mendidik pada media, media mendidik masyarakat, media mendidik pejabat seperti saya, OK. But I have opportunity also, mereka harus dididik juga, kalau sekarang mereka juga membuat hal-hal seperti itu, menjelek-jelekan terus," ujarnya.

Akibat dari pemberitaan semacam ini, tambah dia, beberapa duta besar negara sahabat dan investor sering mempertanyakan mengenai kondisi dalam negeri. "Seorang duta besar datang ke saya menanyakan soal ini, apa Indonesia kacau, apa indonesia akan di-impeach. Investor kami menanyakan (itu),"kata dia.

Kemarin, Dipo mengaku telah menganjurkan seluruh jajaran kementerian dan lembaga negara untuk memboikot media yang terlalu kritis terhadap pemerintah. Boikot dilakukan dengan tidak memasang iklan di media tersebut.

MUNAWWAROH

Berita terkait

Dewan Pers Minta Kampus Taati Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

3 hari lalu

Dewan Pers Minta Kampus Taati Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

Sengketa jurnalistik pers mahasiswa kini ditangani oleh Dewan Pers. Kampus diminta taati kerja sama penguatan dan perlindungan pers mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

4 hari lalu

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

AMSI dan RSF meluncurkan program sertifikasi media bertajuk Journalism Trust Initiative di Indonesia untuk memperkuat kredibilitas media digital.

Baca Selengkapnya

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

18 hari lalu

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

Isu penanganan sampah kembali mencuat di tengah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Sebagian di antaranya berupa sampah plastik.

Baca Selengkapnya

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

20 hari lalu

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

Baru-baru ini terjadi penganiayaan jurnalis Sukandi Ali oleh 3 prajurit TNI AL di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Begini kejadiannya.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

25 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

28 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

Dewan Pers dan Kemendikbudristek Teken Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

28 hari lalu

Dewan Pers dan Kemendikbudristek Teken Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

Dengan perjanjian kerja sama ini, semua sengketa pemberitaan pers mahasiswa akan ditangani seperti layaknya pers umum, yaitu melalui Dewan Pers.

Baca Selengkapnya

Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

29 hari lalu

Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

Dewan Pers menilai substansi liputan Tempo tentang permainan pencabutan Izin Usaha pertambangan (IUP) tak melanggar etik.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

29 hari lalu

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

Dewan Pers mengungkap motif penganiayaan oleh 3 anggota TNI AL itu. Korban dipaksa menandatangani 2 surat jika penganiayaan ingin dihentikan.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

30 hari lalu

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

"Dewan Pers akan memantau betul peristiwa ini, memastikan proses hukumnya berjalan, dan memastikan korban dalam perlindungan," ujar Arif Zulkifli.

Baca Selengkapnya