Tragedi Cikeusik Diduga Kuat By Design  

Reporter

Editor

Rabu, 9 Februari 2011 06:45 WIB

Lokasi kejadian pascapenyerangan terhadap warga yang diduga Ahmadiyah di Cikeusik-Banten. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO Interaktif, Jakarta -Peristiwa penyerangan rumah Suparman di Cikeusik, Pandeglang, Banten hingga mengakibatkan jatuhnya tiga korban jiwa warga Ahmadiyah disinyalir bukan aksi spontanitas. Namun by design karena ada indikasi aparat melakukan pembiaran sewaktu aksi kekerasan dan pembantaian berlangsung.

" Kami mengingatkan, pemerintah dan polisi tidak menyederhanakan masalah Ahmadiyah semata soal SKB" kata Wakil Ketua Setara Institut Bonar Tigor Naipospos dalam siaran persnya yang diterima Tempo, Selasa 8 Februari 2011 malam.

Ahad kemarin, sejumlah jemaat Ahmadiyah di Kampung Pendeuy, Desa Umbulan, Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten diserang oleh kelompok tak dikenal. Penyerangan ini memakan 3 korban jiwa dan 5 lainnya luka-luka. Selain itu sebuah tempat ibadah dan 2 rumah warga mengalami kerusakan. Empat kendaraan roda empat pun dibakar oleh para penyerang.

Kelompok penyerang diperkirakan berjumlah lebih dari seribu orang. Penyerangan dilakukan ketika sejumlah jemaat Ahmadiyah hendak menggelar pertemuan di salah seorang warga Cikeusik, Suparman.

Polisi sendiri mengaku, sudah mengetahui akan adanya kejadian ini sejak Jumat. Polisi mengaku sudah melakukan langkah antisipatif dengan meminta jemaat Ahmadiyah membatalkan rencana pertemuan itu. Namun, jemaat Ahmadiyah menolaknya karena menilai bahwa perkumpulan itu tak berbahaya. Polisi pun mengizinkan pertemuan itu berjalan dengan pengamanan minim.

Menurut Setara, kejadian Cikeusik bisa dianggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap Hak Azasi Manusia. Pembiaran yang dilakukan aparat kepolisian dan dugaan by design yang melibatkan aktor intelektual dan aktor negara menuntut penyidikan serius Komnas Ham secara pro justicia. "Karena nyata-nyata penyerangan ini terorganisir dan kuat," ujarnya.

Setara menegaskan, tidak bisa pembantaian dipandang sebagai kriminal biasa yang dilakukan subyek warga negara. Pembiaran dan dugaan by design dari pembantaian harus diusut dan dimintai pertanggungjawaban karena insiden Cikeusik adalah kejahatan seri

Advertising
Advertising

Karenanya, Setara mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk turun tangan dalam menuntaskan kasus Cikeusik. Jika Presiden turun tangan, maka penyelidikan kasus akan lebih cepat. "Untuk memudahkan penyidikan, presiden harus memerintahkan Kapolri untuk membebastugaskan para pejabat di Polda Banten, Polres Pandeglang dan Polsek Cikeusik," ujar Bonar.

FEBRIYAN | WDA



Berita terkait

Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

6 Juni 2018

Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

Penyerangan dan pengrusakan terhadap rumah jemaah Ahmadiyah di Grebek, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat terjadi pada 19 dan 20 Mei lalu.

Baca Selengkapnya

Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

21 Mei 2018

Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

Tindakan intoleran terhadap jemaah Ahmadiyah yang baru-baru ini terjadi adalah aksi penyerangan, perusakan, dan pengusiran di Lombok Timur, NTB.

Baca Selengkapnya

Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

21 Mei 2018

Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

Jamaah Ahmadiyah meminta langkah cepat Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi seperti pernyataannya di media sosial.

Baca Selengkapnya

Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

21 Mei 2018

Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

Massa merusak 24 rumah warga Ahmadiyah. Polisi mengevakuasi penduduk ke kantor Kepolisian Resor Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

20 Mei 2018

Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

Setara Institute mengecam persekusi yang menimpa komunitas Jamaah Ahmadiyah di Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

20 Mei 2018

Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

Sekelompok orang melakukan penyerangan, perusakan, dan pengusiran terhadap warga penganut Ahmadiyah di Desa Greneng, Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

25 Juli 2017

Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

Jemaah Ahmadiyah minta dalam kolom agama e-KTP ditulis Islam.

Baca Selengkapnya

Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

24 Juli 2017

Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

Jemaah Ahmadiyah di Kuningan meminta Ombudsman mendorong pemerintah daerah setempat untuk menerbitkan e-KTP bagi warga Manislor yang juga Ahmadiyah.

Baca Selengkapnya

Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

24 Juli 2017

Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendukung jemaah Ahmadiyah untuk tetap mendapatkan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP.

Baca Selengkapnya

Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

14 Juni 2017

Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

Sejak ada SKB tiga menteri, kata Andreas, semakin banyak masyarakat Indonesia yang intoleran.

Baca Selengkapnya