Uskup Timika John Saklil: ISKA Benar Soal Darurat Kebebasan Beragama

Reporter

Editor

Rabu, 9 Februari 2011 06:40 WIB

TEMPO Interaktif -Jakarta

“Kekerasan yang dilakukan kelompok kecil yang radikal adalah ancaman serius terhadap kehidupan berbangsa—karena silent majority masyarakat Indonesia masih amat toleran.” Demikian penjelasan Muliawan Margadana, 46, Ketua Presidum Pusat (PP) Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) kepada Tempo via sambungan telpon menyusul rilis berjudul Darurat Kebebasan Beragama yang dikirim organisasi itu ke berbagai media—termasuk Tempo--pada Selasa malam, 8/02/2011.

Dalam rilis tersebut, Ikatan Sarjana Katolik Indonesia menekankan, kasus penyerangan dan pembunuhan sejumlah Jemaah Ahmadiyah di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang , Banten pada Minggu, 6 Februari 2011 dan pembakaran gereja-gereja di Temanggung, Jawa Tengah, pada Selasa, 8 Februari 2011 melahirkan kondisi darurat kebebasan beragama di Tanah Air.

ISKA menyatakan dukacita mendalam atas jatuhnya korban nyawa dan rusaknya sarana peribadatan umat beragama serta fasilitas umum serta mengecam keras segala tindak kekerasan dan intoleransi yang mengatasnamakan agama. Tindakan oleh sekelompok kecil warga masyarakat itu, menurut organisasi ini, jelas-jelas menggambarkan tak adanya kebebasan beribadah bagi pemeluk agama dan kepercayaan—seperti yang dijamin dalam UUD 1945.

Sekretaris Jenderal ISKA Kikin Tarigan mengatakan diperlukan saringan jelas dan jernih terhadap nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai fundamental bangsa yang toleran, harmonis dan beradab dalam. Deradikalisasi terhadap pihak yang menentang pluralisme, menurut Kikin, harus dilawan dengan terus-menerus meneguhkan solidaritas yang tak mengenal sekat.

Advertising
Advertising

Uskup Timika Mgr. John Philip Saklil, 51 tahun, yang terbang dari Timika ke Jakarta untuk memimpin rapat khusus Komite Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)—selepas kekerasan di Pandeglang dan Temanggung, membenarkan isu darurat kebebasan beragama “ISKA benar sekali soal itu. Ini sudah lama berlangsung, dan isu darurat kebebasan beragama itu harus diterima dan dikaji dengan lapang dada—dan jangan diterima sebagai ancaman” ujarnya kepada Tempo via sambungan telpon, pada Selasa malam, 08/02/2011.

John Saklil mengatakan dua kekerasan terakhir ini menunjukkan betapa kaum kuat terus-menerus menekan yang lemah. Dan pemerintah sungguh tak boleh membiarkan hal ini terjadi: “ Negara kita sudah seperti tanpa hukum dan tidak bisa melindungi hak-hak warganya,” John menegaskan dalam nada prihatin. “Kasus semacam ini kian sering terjadi dan bila pemerintah tidak menanggapinya dengan serius, destruksi moral bangsa bakal makin besar,” dia menekankan.

Muliawan Margadana menyatakan hal serupa. “Pemerintah tak bisa menangani dari aspek kriminalnya saja, tapi harus membereskan soal kerukunan beragamanya.” Menurut Muliawan, masalah dalam kekerasan di Pandeglang dan Temanggung sudah jelas terbaca kelompok (pelaku, Red), mau pun polanya. “Tapi terasa adanya keengganan dalam penanganan, sehingga reputasi Indonesia di mata internasional—termasuk ketika negara kita mulai memimpin ASEAN—sudah ternoda.”

Hermien Y. Kleden

Berita terkait

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

8 April 2017

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

Arif mengatakan, kapasitas sebenarnya 30-32 ribu, tapi ditambah lagi 10 ribu, sebagai hasil diskusi Zakir Naik dan Wali Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

4 April 2017

Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

Arif mengatakan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menginginkan pendaftaran dibuka lebih walau kuota normalnya sekitar 31-32 ribu.

Baca Selengkapnya

Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

4 April 2017

Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

Arif tidak menyebut secara detail siapa saja yang diundang, karena nama-nama itu masih sensitif jika diumumkan.

Baca Selengkapnya

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

13 September 2016

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

Sejak kematian pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, pada 18 Juli lalu, banyak pihak menilai hal itu sebagai keberhasilan ikhtiar negara menumpas akar-akar terorisme. Namun mungkinkah peristiwa tertembaknya seseorang dapat menjelaskan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia telah berakhir?

Baca Selengkapnya

Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

4 Agustus 2016

Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Jawa Timur KH Reza Ahmad Zahid menegaskan, tak perlu kaku saat menggunakan pengeras suara ketika mengumandangkan azan.

Baca Selengkapnya

Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

21 Juni 2016

Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

Universitas Islam Indonesia menangkal masuknya ide-ide Hizbut Tahrir soal khilafah ke kampus.

Baca Selengkapnya

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

22 Desember 2015

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

Ben Anderson ternyata suka mengisi TTS dan menghormati Gus Dur sebagai tokoh pluralisme.

Baca Selengkapnya

Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

12 Agustus 2015

Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

Dalam Islam, berkuda adalah olahraga yang disunahkan dan didampingi malaikat.

Baca Selengkapnya

Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

1 Juni 2015

Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

Ada yang menggunakan malam Nisfu Syakban untuk berdakwah. Bagaimana memaknainya?

Baca Selengkapnya

Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

1 Juni 2015

Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

Umat muslim disarankan memperingati Nisfu Syaban dengan ibadah yang tidak dipamerkan.

Baca Selengkapnya