ICW Minta KPK Juga Tangani Kasus Mafia Hukum  

Reporter

Editor

Jumat, 21 Januari 2011 17:59 WIB

Gayus Halomoan Tambunan. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO Interaktif, Jakarta - Indonesia Corruption Watch meminta Komisi Pemberantasan Korupsi mengambilalih kasus mafia hukum Gayus Halomoan P. Tambunan yang belum tuntas. "Kami sejak awal sudah menyarankan agara kasus mafia hukum ini ditangani KPK," ujar Wakil Koordinator ICW, Emerson Yuntho, Jumat (21/1).

Kasus mafia hukum yang melibatkan sejumlah aparat kepolisian dan kejaksaan sampai saat ini belum juga tuntas. Sejumlah nama petinggi di kedua institusi ini tak kunjung terjerat hukum. Padahal, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah secara tegas menyatakan bahwa para pejabat yang terlibat harus ditindak tegas. Hal ini disampaikan SBY dalam 12 instruksi presiden untuk menuntaskan kasus Gayus.

Sejumlah nama yang sampai saat ini masih belum tersentuh adalah Brigjen Raja Erizman dan Edmon Ilyas, serta Jaksa Cirus Sinaga, Poltak Manulang dan Fadil Reegan. Raja dan Edmon adalah dua mantan Direktur Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal Mabes Polri yang menangani kasus Gayus pada 2009 lalu. Keduanya dianggap bertanggung jawab dalam sejumlah kejanggalan penanganan kasus ini. Di antaranya adalah terkait pemeriksaan Gayus di Hotel Manhattan, tidak ditahannya Gayus serta tak disitanya rumah mewah Gayus di Kelapa Gading.

Sedangkan Jaksa Cirus, Poltak dan Fadil adalah jaksa peneliti berkas Gayus saat itu. Ketiganya diduga terlibat skandal hukum ini dengan memainkan perkara ini. Kasus ini seharusnya ditangani oleh bagian pidana khusus, namun Cirus dan kawan-kawan memutarnya sehingga dapat ditangani di bagian pidana umum, tempat dia bertugas. Cirus juga disebut sebagai dalang dibalik penambahan pasal penggelapan uang dalam berkas Gayus --selain terlibat dalam bocornya rencana tuntutan Gayus.

Gayus sendiri mengaku menggelontorkan uang Rp 20 miliar untuk menyuap aparat hukum ini melalui mantan pengacaranya, Haposan Hutagalung.

Emerson mengungkapkan, ICW mendesak agar KPK mengusut kasus ini karena kekhawatiran adanya bias dalam penegakan hukum. "Kalau terhadap anggotanya sendiri, biasanya penegakan hukum menjadi lemah," ujarnya.

Selain itu, ia pun khawatir penegakan hukum tersandera oleh politik internal institusi tersebut. "Saya khawatir mereka ini tak akan tersentuh karena mereka memegang kartu truf yang bisa digunakan kapan saja," tuturnya.

Ia mempercayai kebenaran ucapan Gayus dan anggota DPR Benny K. Harman beberapa waktu silam. "Waktu itu Benny mengutip mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri mengatakan bahwa kalau kasus ini terungkap, maka dapat mengganggu stabilitas nasional," tuturnya.

Febriyan

Berita terkait

Anggota Dewas KPK Albertina Ho Dilaporkan Nurul Ghufron, Ini Profil dan Kasus yang Pernah Ditanganinya

9 hari lalu

Anggota Dewas KPK Albertina Ho Dilaporkan Nurul Ghufron, Ini Profil dan Kasus yang Pernah Ditanganinya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron laporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho, eks Ketua Majelis Hakim PN Jakarta Selatan. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

32 hari lalu

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

Kabar peleburan KPK dengan Ombudsman menimbulkan polemik. Bappenas membantah tengah membahas peleburan tersebut.

Baca Selengkapnya

Cerita Panjang Pegawai Pajak Gayus Tambunan: Vonis 29 Tahun karena 3 Kasus Korupsi 13 Tahun Lalu

19 Januari 2024

Cerita Panjang Pegawai Pajak Gayus Tambunan: Vonis 29 Tahun karena 3 Kasus Korupsi 13 Tahun Lalu

Hari ini, 19 Januari, 13 tahun lalu pegawai pajak Gayus Tambunan divonis hukuman penjara hingga 29 tahun dari 3 kasus korupsi yang dilakukannya.

Baca Selengkapnya

Vonis Gayus Tambunan 13 Tahun Lalu, Dijuluki Mafia Pajak yang Judi dan Nonton Tenis saat Dipenjara

19 Januari 2024

Vonis Gayus Tambunan 13 Tahun Lalu, Dijuluki Mafia Pajak yang Judi dan Nonton Tenis saat Dipenjara

Setelah genap 13 tahun mendekam di penjara, begini kilas balik kasus Gayus Tambunan

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Tak akan Berhenti Koreksi Jika Jajaran Pajak Lakukan Kesalahan

6 Agustus 2023

Sri Mulyani Sebut Tak akan Berhenti Koreksi Jika Jajaran Pajak Lakukan Kesalahan

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut pihaknya akan terus melakukan koreksi jika jajaran Direktorat Jenderal Pajak maupun Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melakukan kesalahan.

Baca Selengkapnya

Tradisi Musik Obrog-obrog untuk Persiapan Sahur

13 April 2023

Tradisi Musik Obrog-obrog untuk Persiapan Sahur

Tradisi memainkan musik ramai-ramai guna membangunkan penduduk untuk persiapan sahur ada bermacam-macam di berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Potensi Konflik Kepentingan Pimpinan KPK dan Rafael Alun, Pemerintah Resmi Naikkan Harga Beras

16 Maret 2023

Terpopuler: Potensi Konflik Kepentingan Pimpinan KPK dan Rafael Alun, Pemerintah Resmi Naikkan Harga Beras

Berita bisnis terpopuler: Potensi konflik kepentingan pimpinan KPK dan Rafael Alun, harga beras resmi naik.

Baca Selengkapnya

Rafael Alun Diduga Satu Angkatan STAN dengan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, ICW: Ada Potensi Konflik Kepentingan

15 Maret 2023

Rafael Alun Diduga Satu Angkatan STAN dengan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, ICW: Ada Potensi Konflik Kepentingan

Rafael Alun diduga satu angkatan di STAN dengan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata. Ada potensi konflik kepentingan, ICW minta KPK terbuka.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut 134 Pegawai Pajak Punya Saham, Bagaimana Sebenarnya Aturan Kepemilikan Saham oleh PNS?

11 Maret 2023

KPK Sebut 134 Pegawai Pajak Punya Saham, Bagaimana Sebenarnya Aturan Kepemilikan Saham oleh PNS?

Ramai pemberitaan soal 134 pegawai Pajak memiliki saham di 280 perusahaan mencuatkaan pertanyaan bagaimana sebenarnya aturan PNS memiliki saham.

Baca Selengkapnya

Berat Beban Sri Mulyani Usai Deretan Kasus Hukum Menjerat Pejabat Ditjen Pajak

2 Maret 2023

Berat Beban Sri Mulyani Usai Deretan Kasus Hukum Menjerat Pejabat Ditjen Pajak

Kasus penganiayaan yang berkembang ke dugaan harta tak wajar pejabat Pajak bakal menggerus kepercayaan publik. Apa yang harus dilakukan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya