YLKI Setuju Tarif BBM, Listrik dan Telepon Naik

Reporter

Editor

Selasa, 18 November 2003 09:17 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan setuju terhadap kenaikan bersyarat terhadap tarif tiga komoditas strategis yaitu bahan bakar minyak (BBM), tarif dasar listrik (TDL), tarif telepon. Namun lembaga itu sama sekali tidak menyetujui kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN). Pernyataan itu terungkap dalam siaran pers YLKI di kantornya Jalan Pancoran Barat 7 No.1 Jakarta Selatan, Senin (11/06). Siaran pers itu ditandatangani dan dibacakan oleh Wakil Ketua YLKI Agus Pambagio.

YLKI menyadari, kenaikan tiga komponen publik strategis dengan cara memberikan tambahan biaya kepada masyarakat mampu tersebut tidak dapat dielakkan pemerintah. Meskipun dengan konsekuensi akan menaikkan inflasi, namun kalau tidak cermat dapat memperbesar jumlah orang miskin dan krisis sosial yang lebih parah di Indonesia.

YLKI mengajukan beberapa syarat kepada pemerintah mengenai terhadap kenaikan itu. Pertama, pemerintah harus mempunyai perencanaan besar yang rinci mengenai pengurangan subsidi BBM dan TDL yang mencakup tahapan pengurangan subsidi (kenaikan harga BBM dan TDL), kapan harga BBM dan TDL tanpa subsidi sama sekali, program sosialisasi, kategori orang miskin dan bentuk subsidi dan sistem monitoring/evaluasi subsidi.

Kedua, kalangan pemerintah dan DPR seharusnya membahas sistem dan bentuk subsidi terlebih dahulu, bukannya membahas kenaikan atau pengurangan subsidi. Jika ini terjadi, menurut YLKI, maka rakyat kecil kembali yang akan menderita.

Mengenai rencana kenaikan tarif telepon, pemerintah harus menjelaskan secara rinci cara perhitungan tarif disertai dengan berbagai contoh perhitungan kepada masyarakat. Pemerintah juga harus memastikan bahwa masyarakat mengerti perhitungan tarif tersebut. Itu dilakukan dengan sistem sosialisasi terpadu, sebelum dan setelah tarif dinaikkan. YLKI juga menuntut kejelasan untuk apa kenaikan tersebut. Disamping itu, dalam pengawasannya harus menyertai partisipasi masyarakat.

Mengenai kenaikan PPN, Agus mengatakan, YLKI menolak tegas kenaikan tersebut. Karena menurut YLKI, Direktorat Jenderal Pajak harus dibersihkan terlebih dahulu dari pejabat-pejabat lama yang korup. Pemerintah seharusnya tidak meningkatkan penerimaan pajak dari PPN, tetapi melalui PPh badan dan perorangan dan menggalakkan keharusan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk mempermudah memberantas korupsi.

Advertising
Advertising

Pada kata penutup siaran pers itu, YLKI menegaskan bahwa ia hanya akan mengkonsentrasikan kegiatan advokasinya untuk membela dan membantu konsumen kelas menengah dan bawah, seperti misalnya konsumen yang tidak punya kendaraan pribadi, konsumen yang belum mendapatkan sambungan listrik dan konsumen yang daerahnya belum terjangkau layanan telepon. (ucok ritonga)

Berita terkait

Profil dan Bedah Kekuatan Guinea, Lawan Timnas U-23 Indonesia dalam Playoff Perebutan Tiket Olimpiade 2024

7 menit lalu

Profil dan Bedah Kekuatan Guinea, Lawan Timnas U-23 Indonesia dalam Playoff Perebutan Tiket Olimpiade 2024

Timnas U-23 Indonesia sudah mengakhiri kiprah di Piala Asia U-23 2024. Perjuangan selanjutnya melawan Guinea dalam playoff perebutan tiket Olimpiade.

Baca Selengkapnya

Universitas Jember Raih Dua Penghargaan Bergengsi dari Kemendikbudristek

8 menit lalu

Universitas Jember Raih Dua Penghargaan Bergengsi dari Kemendikbudristek

Penghargaan itu diharapkan akan semakin memotivasi keluarga besar Universitas Jember untuk menjadi yang lebih baik lagi.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

9 menit lalu

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

Bila anggaran mencukupi, Pemkot Depok akan melakukan pembebasan lahan warga terdampak banjir menggunakan anggaran belanja tambahan (ABT).

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

20 menit lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Jadwal Indonesia vs Thailand di Perempat Final Piala Uber 2024 Hari Ini, Berikut Susunan Pemain yang Dimainkan

33 menit lalu

Jadwal Indonesia vs Thailand di Perempat Final Piala Uber 2024 Hari Ini, Berikut Susunan Pemain yang Dimainkan

Duel Gregoria Mariska Tunjung vs Ratchanok Intanon akan mengawali pertandingan Indonesia vs Thailand di perempat final Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

49 menit lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Agenda Setelah Pelaksanaan UTBK SNBT 2024: Unduh Sertifikat Hingga Jadwal Seleksi Mandiri

50 menit lalu

Agenda Setelah Pelaksanaan UTBK SNBT 2024: Unduh Sertifikat Hingga Jadwal Seleksi Mandiri

Pelaksanaan UTBK SNBT 2024 tengah berlangsung hingga akhir bulan Mei. Setelahnya, peserta yang lolos bisa mengunduh sertifikat. Apa setelah itu?

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

50 menit lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

53 menit lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya