TEMPO Interaktif, Jakarta:Tantangan terbesar bagi ASEAN adalah mengembalikan citranya yang tercoreng pasca Tragedi WTC 11 September 2001, dan bom Bali 12 Oktober lalu. Tantangan krisis ekonomi dan terorisme pasca tragedi dunia, termasuk krisis keuangan di Asia, membuat citra ASEAN terpuruk. Hal ini memicu ketidakstabilan ekonomi, politik dan sosial, kata Ong Keng Yong, Sekretaris Jenderal ASEAN yang baru, saat memberikan sambutan dalam acara serah terima jabatan Sekjen ASEAN, di kantornya, Senin (6/1). Ong akan menggantikan pendahulunya Rodolfo C. Seferino menjabat Sekjen ASEAN hingga lima tahun ke depan. Pria bertubuh tambun dan berkacamata ini adalah mantan Sekretaris I Menteri Luar Negeri Singapura, sekaligus juru bicara, tahun 1995. Untuk itu, menurut Ong, ASEAN telah membuat agenda untuk mengantisipasi tantangan tersebut. Caranya, dengan memperbaiki integrasi ASEAN dan memperkuat sekretariat yang berkedudukan di Jakarta. Selain itu, masih menurut Ong, masih ada tantangan lain yang dihadapi organisasi ini di masa mendatang. Yaitu, bagaimana melanjutkan proses integrasi ASEAN dengan mengimplementasi beberapa inisiatif, seperti Inisiatif Intensitas ASEAN (IIA), Hanoi Plan Action, dan proses menuju integrasi ASEAN. Proses integrasi ini sendiri tantangannya adalah proses liberalisasi dan integrasi ekonomi kawasan melalui program AFTA dan kawasan investasi ASEAN. Untuk itu harus diantisipasi bagaimana mengembalikan citra ASEAN di mata internasional, tegasnya. Hal senada diungkap bekas Sekretaris Jenderal ASEAN Rodolfo C. Seferino. Ia menyebut ada tiga bentuk integrasi yang harus dicapai ASEAN. Pertama, persatuan dalam pasar ASEAN, kedua persatuan antara anggota yang baru dengan pendahulunya, dan ketiga integrasi kerjasama ASEAN yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial menjadi kerja sama yang kuat. "Hal ini untuk mendukung ASEAN dalam menghadapi permasalahan-permasalahan regional dan internasional," kata dia. (DA Candraningrum-Tempo News Room)