Presiden Minta TVRI Jaga Netralitas

Reporter

Editor

Selasa, 21 Desember 2010 18:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Televisi Republik Indonesia (TVRI) menjaga netralitas dalam pemberitaan. Misalnya, dengan memberitakan secara seimbang pemberitaan yang baik dan buruk.

"TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik harus bisa fair, dan berimbang agar rakyat mendapatkan kebenaran yang sejati," kata Presiden saat peresmian pemancar televisi digital TVRI di Auditorium TVRI, Jakarta, Selasa (21/12).

Dalam kesempatan ini, Presiden didampingi ibu negara Ani Yudhoyono, Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring, dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.

Presiden mengakui saat ini masih ada kekurangan dan kelemahan dalam pemerintahan. Namun, kata Presiden, pemberitaan berkaitan dengan capaian dan yang dilakukan pemerintah dan yang lain juga harus mendapat porsi pemberitaan yang sama. Termasuk juga pemberitaan di provinsi, kabupaten dan kota. "Jangan yang diangkat hanya jelek-jelek saja, agak malu mengangkat yang baik. Sebagai lembaga penyiaran angkat dua-duanya untuk pendidikan," ujar Presiden.

Dalam kesempatan ini, Presiden bercerita soal tayangan televisi penyiaran publik negara sahabat. "Rasanya mereka tidak suka menjelek-jelekan negara sendiri," kata Presiden. Pemberitaan yang seimbang, juga akan memperbaiki citra di dunia internasional. "Memang ini tidak mudah untuk dilakukan," katanya.

Presiden memahami bahwa biasanya ada sikap dan keberpihakan terhadap kepentingan pemilik atau manajemen televisi. Hal ini memang yang banyak terjadi dan merupakan bagian dari kebebasan politik dan demokrasi. "Tapi jangan berlebihan, jangan vulgar,," ujarnya.

Presiden mendukung komitmen TVRI untuk terus membangun dan mengembangakan karakter bangsa serta meningkatkan optimisme bangsa. "Jangan kita menjadi bangsa yang pesimis, skeptis. Dengan optimis kita dapat menyelesaikan segala persoalan," ujarnya.

Direktur Utama TVRI, Imas Sunarya mengatakan TVRI tetap berkomitmen dalam melaksanaan pendidikan karakter bangsa, menjaga citra positif, meninglkatkan optimisme dan keutuhan NKRI. "Juga netralitas dan tidak komersial," ujarnya.

Hari ini, TVRI memulai tayangan digital yang telah diuji coba pada Mei 2009 lalu. Layanan televisi digital ini, tidak hanya berpengaruh pada kualitas gambar, tapi juga kemampuan untuk mobile. Artinya, televisi tidak hanya statis diakses dan disaksikan di rumah, perkantoran maupun tempat umum tetapi juga dalam perangkat bergerak dengan kualitas jernih.

Dalam teknologi digital ini, TVRI akan terbagi dalam 4 siaran, yaitu siaran nasional, siaran DKI Jakarta, siaran Olahraga dan budaya dan siaran Dokumenter dan pendidikan. TVRI kini memiliki stasiun 376 yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pemerintah telah menambah 70 transmisi. Pembangunan untuk 40 transmisi dibiayai dari APBN, selebihnya dari bantuan Spanyol.

EKO ARI WIBOWO

Berita terkait

Masa Jabatan Anggota Dewan Pengawas TVRI Diperpanjang 3 Bulan

10 Juni 2022

Masa Jabatan Anggota Dewan Pengawas TVRI Diperpanjang 3 Bulan

Perpanjangan masa jabatan Dewan TVRI dilakukan karena proses seleksi calon anggota Dewas LPP TVRI periode 2022-2027 belum rampung.

Baca Selengkapnya

Pakar UNRI Beri Tips Agar TVRI Diminati Masyarakat

24 Agustus 2021

Pakar UNRI Beri Tips Agar TVRI Diminati Masyarakat

TVRI sebenarnya sudah melakukan mediamorfosis dan konvergensi media untuk mempertahankan eksistensinya namun hal itu dirasa belum cukup

Baca Selengkapnya

HUT ke-59, Ini Sejarah Singkat Berdirinya TVRI

24 Agustus 2021

HUT ke-59, Ini Sejarah Singkat Berdirinya TVRI

Hari ini, 24 Agustus 2021, Televisi Republik Indonesia (TVRI) berulang tahun yang ke-59 sejak didirikan pada 1962

Baca Selengkapnya

Pendaftaran Dirut TVRI Dibuka, Ada 11 Syarat

4 Februari 2020

Pendaftaran Dirut TVRI Dibuka, Ada 11 Syarat

Pendaftaran Direktur Utama atau Dirut Pengganti Antarwaktu (PAW 2020-2022) di Lembaga Penyiaran Publik TVRI resmi dibuka.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran Dirut Baru TVRI Resmi Dibuka

3 Februari 2020

Pendaftaran Dirut Baru TVRI Resmi Dibuka

Pendaftaran Direktur Utama atau Dirut Pengganti Antarwaktu (PAW) di Lembaga Penyiaran Publik TVRI resmi dibuka

Baca Selengkapnya

Resmi Minta Direksi Cari Pengganti Helmy Yahya, Ini Kata Dewas

31 Januari 2020

Resmi Minta Direksi Cari Pengganti Helmy Yahya, Ini Kata Dewas

Dewan Pengawas TVRI telah resmi meminta Dewan Direksi mencari pengganti Helmy Yahya.

Baca Selengkapnya

Helmy Yahya Pernah Dilarang Kakaknya Jadi Direktur Utama TVRI

28 Januari 2020

Helmy Yahya Pernah Dilarang Kakaknya Jadi Direktur Utama TVRI

Pembawa acara kondang, Helmy Yahya, menceritakan kisahnya sebelum menempati posisi direktur utama di Televisi Republik Indonesia alias TVRI.

Baca Selengkapnya

Kisruh TVRI, Komisi I DPR Panggil Helmy Yahya Siang Ini

28 Januari 2020

Kisruh TVRI, Komisi I DPR Panggil Helmy Yahya Siang Ini

Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat menjadwalkan rapat dengar dengan bekas Direktur Utama Televisi Republik Indonesia alias TVRI, Helmy Yahya

Baca Selengkapnya

Helmy Yahya Dijuluki Raja Kuis Indonesia, Ini Karyanya

17 Januari 2020

Helmy Yahya Dijuluki Raja Kuis Indonesia, Ini Karyanya

Helmy Yahya diberhentikan dari jabatan Direktur Utama TVRI oleh dewan pengawas penyiaran publik Intip berbagai

Baca Selengkapnya

Koreksi BPK, Dewas: Bukan Helmy Yahya yang Selesaikan PP PNPB

16 Desember 2019

Koreksi BPK, Dewas: Bukan Helmy Yahya yang Selesaikan PP PNPB

Dewan Pengawas TVRI mengoreksi cuitan anggota BPK Achsanul Qosasi ihwal prestasi Helmy Yahya.

Baca Selengkapnya