TEMPO Interaktif, YOGYAKARTA - Pemerintah diminta memasang rambu-rambu di lokasi bencana Gunung Merapi bagi pelancong wisata yang kini membanjiri lokasi bencana. Soalnya, lokasi bencana berpotensi menimbulkan bahaya kesehatan dan keselamatan, terutama anak-anak yang diajak oleh orangtuanya ke lokasi bencana.
“Bau belereng dan bau bangkai ternak masih tercium, tidak baik bagi kesehatan anak-anak,” kata Ketua Radio Antar Komunitas Indonesia (RAPI) Suprapto, kepada Tempo, Selasa, (7/12).
Bahaya keselamatan juga mengintip karena sepanjang Kali Gendol, Kali Kuning setiap sat ada ancaman banjir lahar dingin terjadi.Selain itu, jurang-jurang yang dalam dan berbahaya belum dipasangi rambu-rambu peringatan. “Pemerintah harus serius sebelum terjadi korban nyawa pada warga pasca erupsi,” kata Suprapto.
Suprapto menjelaskan pasca diturunkannya status Merapi dari awas kesiaga, maka masyarakat berduyun-duyun ke lokasi bencana. Kinahrejo, salah satu wilayah yang dibanjiri pengunjung anak-anak dan orang tua. Juga sepanjang Kali Gendol dan Kali Kuning serta Pangukharjo. "Penguunjungnya sampai yek-yekan (desak-desakan)," katanya.
Sayangnya, wisatawan yang datang tak disertai dengan pengamanan dari pemerintah. Suprapto mengaku komunitas radio komunitas melakukan pengamanan swadaya. “Kami berteriak-teriak kepada warga melalui TOA karena khawatir ada korban,”katanya.
Suprapto berpesan agar wisatawan tak mengajak anak-anak ke lokasi bencana mengingat berbagai penyakit mengancam kesehatan warga misalnya cholera, pes. Dia juga berharap pemerintah segera turun tangan untuk menertibkan lokasi rawan bencana yang mengancam di depan mata.
BERNADA RURIT