TEMPO Interaktif, Malino:Delegasi dari kedua kelompok yang teribat pertikaian di Maluku, tiba di Malino, Kabupaten Gowa—sekitar 70 km dari Makassar, Sulawesi Selatan, untuk memulai perundingan, Senin (11/2). Sebanyak 35 orang delegasi kelompok Islam tiba sekitar pukul 09.00 WITA. Sekitar 30 menit kemudian, 35 orang delegasi kelompok Kristen juga tiba di lokasi pertemuan, Celebes Villa & Resort. Delegasi kedua kelompok bertolak dari Makassar dengan menggunakan kendaraan berbeda. Dalam perjalanan, mereka di antar oleh tim mediator, yang tiba di lokasi sekitar pukul 09.15 WITA. Tim mediator itu terdiri dari Menteri Koordinator Kesejateraan Rakyat HM Jusuf Kalla, Gubernur Maluku Saleh Latuconsina dan Gubernur Sulsel HZB Palaguna. Menko Polkam sendiri, dijadwakan tiba pada sore hari di lokasi pertemuan. Kedatangan delegasi kedua kubu itu disambut oleh kabut dan hujan. Bupati Gowa, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan kabut memang sering muncul pada saat tertentu. Kabut tersebut membuat jarak pandang hanya antara 8 – 9 meter. Namun, ia menjamin, terganggunya jarak pandang itu tidak berlangsung lama. “Kabut ini menciptakan suasana sendiri yang romantis.” Ketua Delegasi Kelompok Islam Thamrin Ely menegaskan, inti pertemuan adalah untuk penghentian konflik yang sudah berlangsung lebih tiga tahun di Maluku. Namun, belum akan dibicarakan soal rekonsiliasi dan perdamaian. Ia mengakui, dari kelompok Islam tidak mengajukan syarat dalam perundingan itu. Pasalnya, kata dia, inventaris masalahnya sudah jelas dalam beberapa kali pertemuan pendahuluan dengan tim mediator. “Jadi, pertemuan ini sangat tergantung dengan mediator untuk menfasilitasi pembahasan masalah yang sudah diinventaris sebelumnya,” ujarnya. Ia melanjutkan, sebenarnya ini bukan pertemuan di antara dua pihak saja. Pada pemerintah juga melekat kewenangan dan kepentingan dalam persoalan ini. Koordinator delegasi kelompok Kristen, Tonny Pariela, mengatakan bahwa kedatangan pihaknya adalah untuk merundingkan penghentian konflik. Tidak ada hal aneh yang dibawa, juga tidak ada tawaran khusus. Ia menjamin, agenda pihak Kristen tak satupun berpeluang menggagalkan pertemuan. Sehingga, keberhasilannya sangat ditentukan oleh mediator agar persoalannya tidak membias ke mana-mana. “Apa yang kami bawa di sini, itu sudah disepakati dalam pertemuan pendahuluan,” kata dia. Sosiolog dari Universitas Hasanuddin, HM Darwis, menilai pertemuan itu akan menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi masyarakat Maluku. Meski hasil yang dicapai nanti belum bisa merumuskan penyelesaian secara komprehensif, namun hal tersebut bisa menjadi sesuatu yang menyejukkan. “Dalam perundingan ini, kedua kelompok, baik Islam dan Kristen tidak perlu merasa ada yang kalah dan menang,” ujar Darwis. Perundingan kedua belah pihak akan dilakukan di Vinus Meeting Room. Pemantauan Tempo News Room di lokasi, tampak disiagakan dua kendaraan taktis (rantis) dan dua ambulan dari Polda Sulawesi Selatan. Untuk memasuki area Celebes Villa dan Resort, tempat pertemuan, setiap orang mendapat pemeriksaan dari aparat keamanan dengan detektor logam. (Muannas)