Dia mengatakan jumlah stok bensin bersubsidi di instalasi Makassar sebesar 16.624 kilo liter. Sementara konsumsi per harinya untuk wilayah instalasi Makassar sebesar 2.185 kilo liter. Wilayah intalasi Makassar meliputi daerah Sulawesi selatan bagian Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
Sementara itu, persedian bensin untuk wilayah instalasi Parepare sebesar 5.086 kilo liter. "Ini tahan sampai sembilan hari," katanya. Konsumsi bensin di wilayah intalasi Parepare sebesar 580 kilo liter per hari. Wilayah kerja intalasi Parepare meliputi Kota Parepare, Kabupaten Sidrap, Enrekang, Pinrang dan Sulawesi Barat.
Sementara tok bensin di instalasi Palopo sebesar 3.373 kilo liter. "Stok ini bertahan selama 11 hari," katanya.
Dia menyebutkan, kuota bensin bersubsidi di daerah Region VII Pertamina akan bertambah, dari 36,5 juta kilo liter menjadi 38 juta kilo liter.
Mengenai kelangkaan bensin di beberapa daerah, Ferdi mengatakan, hal itu disebabkan banyak faktor. Salah satunya pendistribusian. "Kemungkinan ada mobil tangki yang mogok sehingga tidak dapat mengantarkan BBM tepat waktu," kata dia.
Jumlah mobil tangki angkutan bensin yang dimiliki instalasi Makassar hanya 61 unit, Palopo 15 unit, dan Parepare 20 unit. "Kalau ada yang mogok, mau diapa, jumlahnya memang demikian karena tidak boleh ditambah atau dikurangi," ujarnya.
Selain itu, dia menambahkan, kelangkaan itu juga disebabkan pengusaha Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) yang tidak memiliki dana cukup untuk membeli premium.
Dia juga menyebutkan penggunaan bensin tak bersubsidi atau pertamax mengalami peningkatan. Tahun lalu sebesar 3.200 kilo liter per tahun. "Tahun ini hingga Oktober sudah mencapai 6.800 kilo liter dari target 7.500 kilo liter," ucapnya.
Sementara stok solar di intalasi Makassar sebesar 11.521 kilo liter. "Ini aman selama delapan hari," ucapnya. Dan untuk instalasi Parepare sebasar 2.758 kilo lite bertahan selama tujuh hari. Serta di instalasi Palopo sebesar 2.700 kilo liter, dan bertahan selama 12 hari.
KAMILIA