TNI Perketat Pengawasan di Daerah Rawan Merapi  

Reporter

Editor

Minggu, 21 November 2010 19:12 WIB

Prajurit Kopassus dan PMI dikerahkan untuk menyisir Dusun Jetis Sumur, Cangkringan, Sleman, dalam melakukan pencarian korban erupsi Merapi, Kamis (11/11). Lokasi yang berada di pinggir sungai Kali Gendol ini terlalu membahayakan sehingga tim tidak berhasil menemukan korban. TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO Interaktif, Jakarta -Satuan Tugas TNI Penanggulangan Bencana Merapi terus memperketat pengawasan di daerah rawan Merapi. Meski, aktivitas vulkanik Merapi mulai menurun. Satgas TNI terus berpatroli rutin selama 24 jam. Mereka bertugas menjaga di daerah yang masuk radius ancaman bahaya.


”Pasukan TNI juga bertugas mencegah penduduk yang berusaha masuk wilayah tersebut, serta membawa kembali penduduk ke tempat-tempat pengungsian," kata Kepala Penerangan Satgas TNI PB Merapi, Letnan Kolonel Arhanud Hari Mulyanto dalam siaran pers yang diterima Tempo, Ahad (21/11) .


Advertising
Advertising

Gunung Merapi yang meletus sejak 26 Oktober hingga kini masih menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Meski, mengalami penurunan. Kendati demikian, status aktivitas Gunung Merapi masih berada pada level Awas, dengan ancaman bahaya langsung berupa awan panas dan ancaman tidak langsung berupa lahar.


Adanya penurunan aktivitas Merapi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah mengubah radius ancaman bahaya Merapi. Di wilayah Sleman dari 20 kilometer menjadi 10 km (untuk daerah sebelah barat Kali Boyong). Dan 15 km (untuk daerah sebelah timur Kali Boyong). Sedangkan di wilayah Magelang dari 15 km menjadi 10 km. Serta di wilayah Boyolali dari 10 km menjadi 5 km. Adapun wilayah Klaten tetap di radius 10 km.


Mulyanto mengatakan, prajurit TNI yang bertugas menjaga daerah rawan Merapi tidak segan-segan melarang penduduk yang berusaha memasuki wilayah rawan tersebut. Apalagi warga negara asing atau relawan yang berusaha masuk ke radius ancaman bahaya Merapi. "Ini untuk mencegah adanya korban baru," ujarnya.


Selain berpatroli di daerah rawan Merapi, dia melanjutkan, Satgas TNI juga menggelar patroli di sepanjang aliran Sungai Boyong, Sungai Gendol, dan Sungai Kuning. Tujuannnya, mengecek dan menjaga keberadaan alat pantau (early warning system). Pengecekan alat pantau menjadi penting. Sebab alat pantau itu untuk mendeteksi adanya banjir lahar dingin akibat turunnya material gunung, yang saat ini menimbun aliran sungai yang bermuara di puncak Merapi.


MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

7 Maret 2022

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

20 November 2021

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

25 September 2016

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.

Baca Selengkapnya

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

19 Juni 2016

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

19 Juni 2016

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

19 Juni 2016

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.

Baca Selengkapnya

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

13 April 2016

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

31 Maret 2016

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.

Baca Selengkapnya