TEMPO Interaktif, Jakarta:Ali Imron, tersangka kunci kasus bom Bali, mengakui peranannya dalam aksi yang menewaskan lebih dari 190 orang itu. Ia juga menjelaskan detil perencanaan dan bagaimana aksi teror itu dilaksanakan. Target kami adalah Amerika dan sekutu-sekutunya, karena mereka adalah teroris internasional, katanya dalam jumpa pers di Mapolda Bali, Denpasar, Selasa (11/2). Tujuan Ali Imron dan kawan-kawannya melakukan teror bom, menurut dia, untuk melakukan jihad. Ia mengungkapkan, bom yang dirakitnya seberat lebih dari satu ton, terdiri dari campuran potassium klorat, belerang, dan bubuk aluminium. Pada kesempatan itu ia meminta maaf kepada para keluarga korban bom yang terjadi pada 12 Oktober tahun lalu. Saya harap tidak ada yang meributkan lagi masalah siapa yang benar-benar meledakkan bom Bali, di dalam hati saya, saya menyesali semua ini dan meminta maaf kepada seluruh keluarga korban baik dari Indonesia, maupun luar negeri, ujar pria berumur 30 tahun ini. Pada jumpa pers itu, Ali Imron, yang mengenakan pakaian penjara berwarna biru, mendemonstrasikan cara ia merakit bom. Jumpa pers dilakukan sebelum diadakannya rekonstruksi di tempat kejadian. Kemampuan saya adalah sesuatu yang dapat dibanggakan, namun mereka telah memperalat saya untuk tujuan yang salah, kata Imron, yang mengaku mempelajari cara membuat bom dari Afghanistan Polisi mengatakan bahwa Ali Imron, yang juga kakak dari dua tersangka teror bom lainnya, membantu merakit bom dan mengemudikan kendaraan Mitsubisi L 300 yang telah dimuati bahan peledak, menuju tempat kejadian di daerah Kuta. (AFP/AP/Indra darmawan TNR)
Safitri Malik Soulisa Hadiri Undangan Taaruf dengan Ketua Umum DPP PKB
4 menit lalu
Safitri Malik Soulisa Hadiri Undangan Taaruf dengan Ketua Umum DPP PKB
Bakal calon Bupati Buru Selatan, Safitri Malik Soulisa, menghadiri Acara Taaruf dengan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusan Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) untuk Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Hakim MK Saldi Isra Cecar Bawaslu Soal Tanda Tangan Pemilih di Bangkalan yang Mirip
36 menit lalu
Hakim MK Saldi Isra Cecar Bawaslu Soal Tanda Tangan Pemilih di Bangkalan yang Mirip
Hakim MK Saldi Isra menyoroti tanda tangan pemilih pada daftar hadir TPS di Desa Durin Timur, Kecamatan Konang, Bangkalan yang memiliki kemiripan bentuk.