Pemerintah Jawa Timur Lakukan Simulasi Penanganan Bencana di Kawasan Semeru
Rabu, 10 November 2010 13:44 WIB
Gubernur Jawa Timur Soekarwo menjelaskan, simulasi diperlukan untuk mempersiapkan berbagai pihak menghadapi berbagai masalah yang timbul jika sewaktu-waktu Gunung Semeru meletus. “Saya yang akan langsung memimpin acara tersebut,” kata Soekarwo usai memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan 10 November di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu siang (10/11).
Menurut Soekarwo, dalam simulasi tersebut akan dirumuskan strategi evakuasi yang tepat dan cepat terhadap para korban, termasuk ternak milik para korban. "Jangan sampai terjadi seperti dalam bencana letusan Gunung Merapi. Warga harus kembali ke desanya untuk mengurus ternaknya, padahal bisa mengancam keselamatan jiwanya. Sebaiknya pemerintah memutuskan untuk membeli ternaknya,” ujar Soekarwo.
Acara simulasi melibatkan pemerintah daerah setempat, TNI, Polri, para relawan, para geolog serta ahli kegunungapian. Masyarakat di sekitar lereng Semeru juga diikutsertakan.
Hingga saat ini, dari tujuh gunung berapi di Jawa Timur, pemerintah telah menetapkan dua gunung dalam status waspada. Kedua gunung itu adalah Gunung Semeru di Lumajang dan Gunung Bromo di Probolinggo. Adapun lima gunung lainnya, termasuk Gunung Kelud di Kediri, dalam status aktif normal.
Kepala Bidang Geologi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur Suparda mengatakan, status waspada terhadap Gunung Semeru dan Gunung Bromo telah ditetapkan sejak awal Oktober 2010 lalu. "Kami sudah terbitkan beberapa larangan terkait perubahan status ini," paparnya.
Untuk Gunung Bromo para wisatawan dilarang mendekati puncak gunung dalam radius satu kilometer. Sedangkan untuk Gung Semeru, masyarakat diminta waspada, khususnya masyarakat yang berada di aliran lahar dingin, seperti di kawasan sungai Besuk Kembar, Besuk Kobokan, Besuk Bang, serta Besuk Sat. FATKHUR ROHMAN TAUFIQ.