TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pertemuan bilateral Indonesia dengan Presiden Austria Heinz Fischer membahas kondisi politik di Myanmar dan Timur Tengah. Kedua pemimpin ini sepakat mendorong Myanmar untuk membangun negara demokrasi. "Kami sepakat untuk mendorong Myanmar untuk bangun demokrasi sendiri sebagaimana yang disampikan Myanmar sendiri," kata Presiden dalam jumpa pers bersama di Istana Merdeka, Selasa (8/11).
Menurut Yudhoyono, Myanmar sebagai salah satu bagian dari kelompok negara ASEAN perlu didorong ke arah yang lebih baik. Terutamanya, kata Presiden, membangun ASEAN yang kuat. Selain itu dipikirkan kerjsama yang lebih luas dengan negara Uni Eropa. "Kita juga menggaris bawahi pentingnya hubungan ASEAN dan Uni Eropa," kata Presiden.
Selain itu, kedua pemimpin ini menilai perlunya kerjasama bidang climate change dengan demikian kita akan bisa lebih efektif lagi hadapi global warming dan climate change.
Soal kondisi Timur Tengah pun, kata Yudhoyono, juga sempat dibahas. "Kami juga berdiskusi sistuasi di Timur Tengah, tercapai perdamaian yang lebih abadi di Timur Tengah, terutamanya antara Israel dan Palestina," ujarnya.
Menurutnya, kedua pemimpin ini bersepakat untuk sama-sama menghadapi atau dalam membangun dunia yang bebas dari ancaman nuklir. "Terakhir kami mengaris bawahi pentingnya G20 bisa menjadi forum untuk pembangunan ekonomi global yang aman dan membawa manfaat bagi semua bangsa," ujarnya.
SBY juga menyampaikan rasa terima kasih atas partisipasi Austria dalam Bali demokracy forum yang kami laksanakan setiap tahun. "Dan beliau, Presiden Fischer katakan akan terus berkontribusi dalam forum tersebut," ujar Presiden.
Presiden Austria Heinz Fischer mengatakan perlunya semua negara memiliki posisi sejajar dan kekerasasn harus dikecam. "Tolerandi dibutuhkan untuk membawa kedamaian dan HAM dan jauhkan pembunuhan dan kekerasan, penting untuk pembangunan yang damai di negara kita," katanya.
Fischer mengungkapkan opini yang setara yaitu negosiasi timur tengah adalah untuk akui keberadaan israel, tapi saat yang sama dan hak yang sama untuk negara palestina yang hidup dalam kedamaiaan stabilitas dan dunia internasional berkontribusi mencapai tujuan ini.
Myanmar, kata Fischer, digambarkan situasi di myanmar dengan hubungan kapabilitas di Eropa dan GDP yang tinggi setara dengan Inggris dan Jerman. Sehingga, lanjut dia, kerjasama dengan ASEAN dinilai sangat penting. Dalam kerjasama Ekonomi dengan Indonesia, kata dia, lebih berorientasi pada ekspor, "Bahwa sekitar 50% GNDP austria dari ekpor dan kerjsama ekonomi dengan Indonesia adalah dilakukan untuk kepentingan bersama, senang dengan kesempatan berada disini dan semoga suatu saat nanti ada pertemuan lagi dilaksanakan di Wina karena pihak austria ingin menunjukan beberapa hal," ujarnya.
Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Austria berharap bisa meningkatkan kerjasama dengan Indonesia dalam bidang, ekonomi perdagangan, infrasruktur, teknologi ramah lingkungan, metode modern untuk kembangkan teknologi kesehatan.
EKO ARI WIBOWO