Kucuran Dana Rp 2 Miliar untuk Wartawan Dikecam

Reporter

Editor

Kamis, 21 Oktober 2010 15:15 WIB

TEMPO Interaktif, Semarang - Sejumlah organisasi wartawan mendapatkan kucuran dana dari Provinsi Jawa Tengah dengan nilai keseluruhan Rp 2,01 miliar. Nama bantuan dana tersebut terdapat dalam pos hibah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun anggaran 2011.


Dana hibah Rp 2,01 milyar di antaranya diberikan kepada Persatuan Wartawan Indonesia sebesar Rp 400 juta, Masyarakat dan Wartawan Pemantau Pemilu (lembaga di bawah PWI) sebesar Rp 261,4 juta, Kelompok Diskusi Wartawan Rp 350 juta, Jurnalis Televisi Rp 50 juta dan lain-lain.

Sisanya dikucurkan untuk berbagai organisasi wartawan yang ada di Provinsi Jawa Tengah maupun DPRD Jawa Tengah. "Saya gak hafal. Pokoknya banyak ada berbagai macam, seperti forum wartawan, wartawan diskusi dan lain-lain," kata Anggota Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah Abdul Aziz kepada Tempo, Kamis (21/10).

Pemberian dana hibah ke organisasi wartawan tersebut dikecam Pengajar Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro Semarang, Yulianto. "Ini bagian dari penjinakan pemerintah terhadap fungsi-fungsi kritis wartawan," kata Yulianto, Kamis (21/10).

Jika pemerintah memberikan dana, kata Yulianto, maka akan ada semacam utang budi. Menurutnya, sungguh tak pantas organisasi wartawan mendapatkan kucuran dana sebesar itu di tengah kondisi banyaknya rakyat miskin kesulitan memenuhi kebutuhannya.

Aziz menyatakan, hibah untuk organisasi wartawan tersebut bagian dari pos hibah yang dikucurkan Provinsi Jawa Tengah. Nilai seluruh dana hibah dalam APBD 2011 adalah Rp 10, 3 milyar. Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan Radio Republik Indonesia mendapatkan bagian masing-masing Rp 400 juta dan Rp 200. Sedangkan Kodim IV Diponegoro dan Kepolisian Daerah Jawa Tengah masing-masing mendapatkan dana hibah Rp 1,5 milyar.

Aziz menyatakan DPRD menyetujui anggaran untuk organisasi wartawan karena profesi tersebutlah yang membantu pemerintah dalam menyiarkan program pembangunan. "Meski kinerja eksekutif dan legislatif baik tapi jika tanpa pers maka tanpa ada makna," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan ini.

Karena hanya bersifat hibah maka Aziz berharap agar ke depan organisasi wartawan tidak usah menerima dana hibah lagi. "Ke depan harus mandiri dan lepas dari ketergantungan. Tidak nggandul terus," ujar Aziz.

ROFIUDDIN

Berita terkait

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

25 April 2017

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

Dalam tulisan Allan Nairn, Fadli Zon disebut terlibat dalam upaya makar untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

25 April 2017

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

Pelaporan Hari Tanoe bermula dari tulisan Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar yang ditulis oleh jurnalis asal Amerika Serikat, Allan Nairn.

Baca Selengkapnya

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

24 April 2017

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

Sapto berujar, pihaknya akan menunggu mekanisme yang diterapkan Dewan Pers saat menerima pengaduan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

11 Juni 2016

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa tercengang melihat perubahan pers saat ini.

Baca Selengkapnya

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

14 April 2016

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

"Yang paling banyak muncul adalah di daerah yang tingkat korupsinya tinggi. Fenomena media abal-abal ini tidak kami temukan di Malaysia atau Singapura."

Baca Selengkapnya

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

9 Februari 2016

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

Presiden Joko Widodo meminta pers patuh terhadap kode etik jurnalistik, terutama media online.

Baca Selengkapnya

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

9 Februari 2016

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

Presiden Joko Widodo memastikan akan menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 9 Februari 2016. Dalam acara itu, Jokowi akan diberi panggung untuk berinteraksi dengan kurang-lebih 600 wartawan nasional, petinggi negara, dan tokoh masyarakat. Supaya pertemuan itu bermakna, bantuan atau kebijakan strategis apa yang bisa Presiden keluarkan agar kehidupan pers Indonesia semakin sehat?

Baca Selengkapnya

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

21 Januari 2016

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

Kepentingan pemilik media di industri pers dinilai mempengaruhi pemberitaan, mirip seperti Berlusconi di Italia.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

20 Januari 2016

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

Ada fenomena sejumlah pemilik media membentuk partai politik.

Baca Selengkapnya

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

2 November 2015

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

Menurut Rizal Ramli, sudah waktunya pers menjadi bagian dari transformasi bangsa, jangan sibuk dengan bisnis pencitraan.

Baca Selengkapnya