PKL Suramadu: Kami Bukan Sampah

Reporter

Editor

Jumat, 8 Oktober 2010 16:36 WIB

TEMPO/Dwi Narwoko
TEMPO Interaktif, BANGKALAN - Pedagang kaki lima di kawasan Jembatan Suramadu di wilayah Kabupaten Bangkalan, menolak disebut sebagai penghambat masuknya investasi ke Madura, sehingga mereka menolak digusur.

"Pada saat jembatan mau dibangun, segala macam bentuk jaminan kesejahteraan bagi warga Madura dijanjikan oleh pemerintah. Setelah jembatan dibangun dan dioperasikan, kami dianggap sampah,” kata Malik, salah seorang pedagang asal Desa Morkepek, Bangkalan, Jumat (8/10).

Malik mengaku tidak faham apa hubungan aktivitas para PKL dengan terhambatnya investasi masuk ke Madura. Dia berharap Badan Pengelola Wilayah Suramadu (BPWS) tidak menjadikan PKL sebagai kambing hitam belum masuknya investasi. "Lahan Suramadu untuk pengembangan industri seluas 600 hektare. Yang dipakai PKL tidak sampai 300 meter. Koq kami dituduh menghambat investasi. Apa tolak ukurnya," paparnya.

Pedagang lainnya, Syamsul, yang menjual barang kerajinan khas Madura menegaskan akan melakukan perlawanan jika para PKL tetap digusur. Apalagi tidak diberi lahan pengganti.

Bagi para PKL, berjualan di kawasan kaki Jembatan Suramadu sudah menjadi penopang hidup keluarga, serta sumber biaya bagi pendidikan anak. Apalagi mereka telah meninggalkan kegiatan bercocok tanam karena tanah mereka digunakan untuk kawasan kaki jembatan dan jalan akses dari dan menuju jembatan.

Kepala BPWS Edi Purwanto menegaskan tetap akan merelokasi para PKL karena banyak investor merasa terganggu dengan keberadaan PKL sehingga mereka memilih sikap wait and see. "Relokasi kami targetkan awal tahun 2011 sudah selesai," ujarnya saat berada di gedung DPRD Bangkalan.

Edi memaparkan, dari hasil pendataan tercatat ada 400 PKL di sepanjang akses tol Suramadu. Mereka sebagian besar merupakan warga sekitar Jembatan Suramadu. Mereka umumnya berjualan makanan, minuman, serta souvenir khas Pulau Madura. Dia mengatakan telah menyediakan lokasi baru untuk para PKL yang digabung dengan rest area Suramadu agar lebih tertata rapi. "Kami sudah koordinasikan masalah ini dengan Pemerintah Bangkalan supaya tidak ada masalah," ungkapnya.

Kalangan DPRD Bangkalan mengisyaratkan setuju terhadap rencana BPWS tersebut. Ketua Komisi Pembangunan Mukaffi Anwar menilai keberadaan PKL membuat akses Suramadu terkesan kumuh karena para PKL tidak tertata, dan jumlahnya semakin hari bertambah banyak.

Dia menilai kesan kumuh dan tidak nyaman tersebut membuat investor enggan berinvestasi. "Kalau direlokasi ke tempat lain kami setuju, supaya lebih enak dilihat," tuturnya.

Namun Mukaffi meminta lokasi baru PKL harus strategis agar mudah dijangkau pembeli, termasuk para wisatawan. Apalagi PKL termasuk penyangga perekonomian Bangkalan. "Sosialisasi sangat penting dilakukan. Jangan asal digusur," katanya. MUSTHOFA BISRI.



PKL

Berita terkait

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

30 hari lalu

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

Satpol PP Kota Yogyakarta mendirikan Posko Jogoboro untuk pengawasan aktivitas libur Lebaran khusus di kawasan Malioboro mulai 8 hingga 15 April 2024

Baca Selengkapnya

Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

20 Januari 2024

Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

Mereka berharap bisa beraudiensi dengan jajaran Pemkot Solo dan komunitas pecinta anjing untuk mendapatkan solusi tersebut.

Baca Selengkapnya

Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

30 November 2023

Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

Semarak dan keseruan Piala Dunia U-17 2023 telah berlalu di Jakarta International Stadium (JIS).

Baca Selengkapnya

Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

16 November 2023

Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

Saat diperhatikan, warung-warung yang menjual pecel lele biasanya menggunakan spanduk dengan motif yang seragam. Bagaimana asal-usulnya?

Baca Selengkapnya

Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

7 November 2023

Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

Sebuah hotel di BSD akhirnya mau menerima Irvine, siswa SMK berkebutuhan khusus untuk magang praktek kerja lapangan.

Baca Selengkapnya

Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

2 Oktober 2023

Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

Pada 7 Agustus, pedagang kuliner di sekitar ITB digusur pemerintah Kota Bandung karena lokasi berdagangnya termasuk jalur terlarang.

Baca Selengkapnya

Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

23 Agustus 2023

Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

Para PKL meminta polisi menindak ormas yang meminta sumbangan untuk HUT organisasi. Setiap hari sudah menarik iuran ke pedagang.

Baca Selengkapnya

Rencana Relokasi PKL Jalan Ganesha, Keluarga Mahasiswa ITB Tuntut 3 Hal

7 Agustus 2023

Rencana Relokasi PKL Jalan Ganesha, Keluarga Mahasiswa ITB Tuntut 3 Hal

Keluarga Mahasiswa ITB mencatat beberapa masalah yang harus dijelaskan sebelum relokasi PKL.

Baca Selengkapnya

Meski Sering Ditertibkan, PKL di Pantai Padang Tetap Berjualan

2 Juni 2023

Meski Sering Ditertibkan, PKL di Pantai Padang Tetap Berjualan

Di kawasan Pantai Padang, memang berdiri tenda-tenda semi permanen milik pedagang.

Baca Selengkapnya

Protes PKL Serobot Trotoar, Warga Komplek Pertamina Pondok Ranji Pasang Spanduk

21 Mei 2023

Protes PKL Serobot Trotoar, Warga Komplek Pertamina Pondok Ranji Pasang Spanduk

Ketua RT Kompleks Pertamina sebut warga telah mengadukan PKL serobot trotoar itu ke Kecamatan Ciputat, namun keluhan itu tidak digubris oleh camat.

Baca Selengkapnya