TEMPO Interaktif, Bengkulu - Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Provinsi Bengkulu saat ini masih kekurangan setidaknya 2.700 orang tenaga guru. Akibatnya di beberapa sekolah masih terdapat guru yang mengajar dua mata pelajaran.
Kepala Pendidikan Nasional Provinsi Bengkulu Sumardi, mengemukakan jumlah guru yang ada di Bengkulu saat ini sebanyak 23.000 orang. Kekurangan tenaga guru tersebut disebabkan banyak hal, salah satunya lulusan tenaga guru pada mata pelajaran tertentu yang masih sedikit, banyaknya guru pensiun dan guru yang masuk ke struktural.
"Kekurangan tenaga guru terutama untuk mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, juga guru konseling, Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya seperti Jerman dan Perancis," ujarnya saat ditemui di kantornya Rabu (22/9).
Kekurangan tenaga guru ini, menurut Sumardi, terjadi merata di seluruh kabupaten yang ada di Bengkulu. Dia menambahkan, jumlah guru untuk Kota Bengkulu mencukupi tapi terdapat penumpukan tenaga guru pada mata pelajaran tertentu sehingga mata pelajaran yang lain kurang.
Sumardi berharap koordinasi pemerintah kota dan kabupaten lainnya terkait ketersedian guru tersebut. Jika terdapat penumpukan guru pada mata pelajaran tertentu dapat didistribusikan ke kabupaten lain. "Sehingga pada saat penerimaan CPNS, formasi tenaga guru yang diterima sesuai dengan yang dibutuhkan saja, sementara untuk mata pelajaran menumpuk cukup didistribusi dari daerah lain," ujarnya.
Sementara itu Ketua Komisi 4 DPRD Provinsi Patrial saat dikonfirmasi mengatakan persoalan kekurangan tenaga guru terutama didaerah terpencil merupakan tugas besar pemerintah. Selama ini, di kota terdapat guru yang melimpah sementara di desa satu sekolah kadang hanya memiliki 2 atau 3 guru.
"Pemerintah harus tegas terhadap guru terutama yang PNS, jika ada yang ditempatkan didaerah terpencil atau desa tidak melaksanakan tugasnya dengan baik atau mengajukan pemindahan sebaiknya dipecat saja," kata Patrial.
Sejauh ini, sebenarnya Bengkulu memiliki cukup tenaga guru sekalipun dia mengakui untuk mata pelajaran tertentu memang masih kurang, hanya saja persoalannya menumpuk disatu wilayah saja. "Sebenarnya pemerintah cukup dengan berlaku bijak dan tegas dalam menyikapi persoalan kekurangan ini, jangan hanya melihat dari kekurangan saja terus merekrut tenaga guru sebanyak-banyaknya dan menguras APBD karena harus menggaji guru yang nanti kerjanya tidak efektif," ujar Patrial.
PHESI ESTER JULIKAWATI