Di sekolah tersebut pelaku berpura-pura sebagai kenalan orang tua siswa dan berprofesi sebagai pedagang gula. Kepada siswa, pelaku mengatakan orang tua siswa telah memesan gula dalam jumlah yang cukup banyak. Berdalih bingung tidak tahu alamat pasti pemesan, pelaku meminta siswa menemani di kendaraan untuk menunjukkan rumahnya.
Modus tersebut sempat dilakukan sebanyak dua kali pada hari yang sama. Beruntung dua siswa yang menjadi sasaran tersebut tidak percaya dan menolak ajakan pelaku.
Menghadapi peristiwa tersebut pihak sekolah telah meningkatkan pengamanan dengan menyiagakan petugas Satpam sekolah. Siswa juga dilarang meninggalkan area sekolah tanpa didampingi orang tua maupun keluarga. “Kami juga memasang peringatan penculikan di area sekolah,” ujar Iwan.
Langkah serupa dilakukan warga Kelurahan Bandar, Kecamatan Mojoroto, Kediri. Mereka memasang spanduk besar yang meminta warga mewaspadai penculikan anak. Spanduk tersebut melintang di jalan raya yang ramai dilalui orang.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Kediri Komisaris Polisi Kuwadi meminta warga tidak terlalu reakstif menyikapi kabar penculikan tersebut. ”Hal ini untuk menghindari aksi main hakim sendiri yang bisa menyebabkan salah sasaran,” ucapnya.
Untuk mengantisipasi munculnya kelompok penculik, Kuwadi telah menginstruksikan seluruh jajarannya mewaspadai aktivitas yang mencurigakan. Instruksi yang dikeluarkan sejak tiga pekan lalu ini terfokus pada sekolah yang kerap menjadi sasaran kawanan penculik. HARI TRI WASONO.