TEMPO Interaktif, Bandung: Seorang ibu menemui ajal setelah berpesta minuman keras oplosan dengan tiga temannya di Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. Peristiwa ini menambah panjang jumlah korban yang tewas akibat keracunan minuman keras oplosan.
Ketiga perempuan yang berpesta minuman keras itu adalah Ilah Romlah, 37 tahun, Hartati (38), dan Dede (32). Mereka sehari-hari bekerja sebagai pengamen jalanan. Sejumlah saksi mengatakan, ketiganya menenggak alkohol yang dicampur dengan minuman kemasan dan madu.Herannya, alkohol yang digunakan itu adalah alkohol untuk membersihkan luka.
"Ilah dan Hartati meninggal siang tadi," kata Kepala Kepolisian Sektor Babakan Ciparay Komisaris Wirhayatmo lewat telepon, Ahad (25/7). Sedangkan nyawa Dede berhasil diselamatkan meski belum benar-benar pulih.
Polisi tak mengotopsi kedua korban tewas karena pihak keluarga keberatan. Meski begitu polisi tidak kesulitan untuk menyimpulkan penyebab kematian korban. "Penyebab meninggalnya juga cukup jelas, berdasarkan keterangan korban selamat. Jadi tak ada unsur pidana," kata Wiharyatmo.
Hartati adalah warga kampung Situ Gunting RT 10 RW 01 Kelurahan Sukahaji sedangkan Ilah warga Jalan Haji Zakaria RT 09 RW 02. Keduanya dimakamkan di pemakaman umum Porib, siang tadi. Sedangkan korban selamat Dede, warga Babakan Sawah RT 08 RW 03, menjalani perawatan di rumahnya.
Asih (61), ibunda mendiang Ilah mengatakan, anak kandungnya tewas dalam perjalanan ke Rumah Sakit Rajawali sekitar pukul 12.00. Ia mengaku tak tahu persis apa yang membuat Ilah meninggal.
Dia hanya tahu, anaknya itu pulang ngamen Sabtu (24/7) malam sekitar pukul 19.00. Saat itu Ilah sudah terlihat sakit. "Dia muntah-muntah sepanjang malam hingga pagi tadi," kata Asih yag ditemui di rumahnya di Jalan Haji Zakaria, Ahad sore.
Sekitar tengah hari tadi, kondisi fisik Ilah semakin memburuk. Ketua RT setempat bersama beberapa tetangga berinisiatif membawa korban ke Rumah Sakit Rajawali. "Ilah dibopong karena sudah tak kuat berjalani. Tapi dalam perjalanan ke rumah sakit, dia meninggal," kata Asih.
Sementara itu saat ditemui di rumahnya di Babakan, Dede menuturkan, minuman maut itu ditenggak bersama-sama di tepi jalan di kampung Sukaleueur, kawasan Kopo, Sabtu (24/7), sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka sengaja meminumnya sebelum pergi ngamen.
Setahu Dede, minuman tersebut oplosan alkohol dengan minuman segar kemasan sachet merek 'M'. Minuman tersebut berwarna kuning karena dicampur minuman segar itu. "Ketika saya tiba di Sukaleueur, minumannya sudah jadi berwarna kuning dalam gelas plastik. Ilah menawari saya minum segelas," kata Dede.
Setelah menengak minuman itu kepala Dede terasa pusing. Dia akhirnya pulang dan tidak jadi mengamen. "Di rumah, saya semakin parah, muntah-muntah terus. Penglihatanpun agak buram."
ERICK P. HARDI