Populasi Anoa di Hutan Gorontalo Terus Menyusut

Reporter

Editor

Sabtu, 17 Juli 2010 09:00 WIB

TEMPO Interaktif, Gorontalo - Populasi binatang khas Sulawesi, anoa (Bubalus depressicornis), di kawasan hutan Gorontalo, terus mengalami penyusutan. Populasi anoa di tiga hutan yang ada di Gorontalo, yakni Suaka Margasatwa Nantu, Cagar Alam Panua, dan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, diperkirakan hanya 450 ekor.

”Di hutan Nantu jumlah maksimal anoa 100 ekor, hutan Panua 50 ekor, dan di taman nasional Bogani Nani Wartabone jumlah anoa maksimal 300 ekor,” kata Abdul Haris Mustari, peneliti anoa dari Institut Pertanian Bogor, kepada Tempo, Sabtu (17/7).

Menurutnya, populasi anoa yang menyusut drastis dibandingkan dengan beberapa tahun lalu itu diakibatkan oleh perburuan liar manusia untuk mendapatkan daging anoa. ”Biasanya daging anoa banyak diburu untuk dikonsumsi. Namun tidak dijual secara terbuka, melainkan door to door,” kata dosen pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB itu.

Abdul Mustari mengatakan aparat setempat tidak serius menangani perburuan liar anoa di kawasan itu. Bahkan hingga saat ini, kata dia, tak satu pun pemburu anoa yang pernah ditangkap.

Ia menambahkan, untuk populasi anoa di seluruh Sulawesi bahkan jumlahnya tidak lebih dari 5.000 ekor. Salah satu predator alami yang menyebabkan anoa terancam, kata dia, adalah ular phyton yang suka memangsa anak anoa atau anoa muda. Selain itu, anoa juga Jarang melahirkan, yakni hanya satu anak per kelahiran. ”Namun predator utama anoa adalah manusia,” tandasnya.

Advertising
Advertising

Untuk melindungi anoa dari ancaman kepunahan, kata Haris, pihaknya akan menggelar pertemuan untuk menyusun strategi dan rencana aksi konservasi anoa yang akan diselenggarakan di Bali pada tanggal 19-24 Juli 2010 mendatang.

Jemi Monoarfa, aktivis lingkungan yang ada di Gorontalo, mengatakan perburuan anoa di kawasan hutan konservasi di daerah itu sering kali terjadi. Namun sangat sulit mendeteksi perburuan binatang yang dilindungi tersebut.

Jemi mengatakan saat ia mendampingi Abdul Haris Mustari melakukan penelitian anoa dari tahun 2001 hingga 2003, ia banyak menemukan warga mengkonsumsi daging anoa di daerah perbatasan Suaka Margasatwa Nantu dengan kawasan hutan Papualangi, di Desa Cempaka Putih, Kabupaten Gorontalo Utara.

”Warga menganggap anoa adalah sapi hutan yang boleh diburu dan dikonsumsi. Tapi mereka enggan menyebutkan dapat dari mana daging anoa itu,” ungkap Jemi.

CHRISTOPEL PAINO

Berita terkait

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.

Baca Selengkapnya

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.

Baca Selengkapnya

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.

Baca Selengkapnya

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.

Baca Selengkapnya

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.

Baca Selengkapnya